Nilai indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.060,76 poin, alias terkoreksi 0,26% sepanjang perdagangan. Artinya, nilai IHSG harus kembali tersungkur ke zona merah dua hari berturut-turut. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi pada IHSG hari ini?
Lesunya nilai IHSG pada sesi perdagangan kali ini disebabkan oleh reaksi investor atas isu raksasa properti China, Evergrande, yang berpotensi gagal bayar atas uatng-utangnya.
Investor khawatir bahwa kejadian tersebut akan merembet jadi krisis utang besar di China dan berpengaruh ke pasar modal global. Akibatnya, investor melakukan panic selling dan bikin rontok tak hanya indeks domestik melainkan indeks saham global lainnya.
Dow Jones Industrial Average ditutup amblas 2,19% dan menjadi koreksi terbesar sejak Juli tahun ini. EIDO yang selama ini menjadi patokan bagi investor asing untuk menilai pasar saham di Indonesia juga ikut terkoreksi 1,18%. Tidak mau ketinggalan, nilai indeks Nikkei juga amblas 2,17% pada perdagangan hari ini.
Di indeks domestik sepanjang hari ini, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebanyak Rp429,4 miliar. Angka tersebut lebih besar dibanding net sell asing kemarin (20/9) sebesar Rp242,90 miliar. Kali ini, giliran saham blue chip yang banyak dilego asing, di antaranya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai total net sell mencapai Rp281 miliar.
Adapun sentimen IHSG dari dalam negeri kali ini berasal dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan menahan suku bunga acuan di level 3,5% sesuai dengan konsensus pasar. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, hal itu sejalan dengan peran bank Sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan lantaran ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Pemerintah Niat Pajaki Karbon, AS Nyaris Shutdown
Dalam perdagangan hari ini, tiga saham yang mengalami pertumbuhan nilai tertinggi adalah:
Sementara itu, tiga saham yang mengalami penurunan nilai terbesar adalah:
Di sisi lain, tiga saham yang paling banyak diperdagangkan hari ini berdasarkan frekuensinya adalah:
Membincang nilai tukar rupiah, pada perdagangan hari ini, nilai tukar Rupiah menguat di tengah kondisiekonomi global yang tidak menentu. Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada 21 September 2021, nilai tukar Rupiah berada di level Rp14.244 per Dolar AS, naik dari posisi kemarin yang sempat berada di level Rp14.251 per Dolar AS.
Adi Putro
Adi Putro
Bagikan artikel ini