Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil masuk teritori hijau begitu pun dengan pasar aset kripto. Performa kedua pasar terbilang mumpuni meski pun ada ancaman baru terkait gelombang COVID-19 berikutnya.
Apa yang terjadi di kedua pasar tersebut hari ini? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
Nilai IHSG undur diri di level 6.608,29 poin pada sesi perdagangan Senin (29/11), menguat 0,71% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Performa IHSG ini cukup mencengangkan, mengingat sang indeks domestik sempat terjerembab ke level 6.487,75 poin sebelum rebound ke 6.600 di akhir perdagangan.
Gejolak di pasar modal domestik hari ini disebabkan oleh sikap maju-mundur investor dalam menanamkan modal yang dipicu oleh kemunculan varian baru virus COVID-19 bernama Omicron.
Varian Omicron digadang memiliki banyak strain dibanding varian Alpha maupun Delta. Di samping itu, World Health Organization (WHO) sudah memasukkan varian Omicron ke klasifikasi variant of concern alias varian yang mengkhawatirkan.
Nah, oleh karenanya, wajar saja jika investor ketar-ketir dengan kehadiran “makhluk” satu ini. Sebab, merebaknya virus COVID-19 Omicron ditakutkan akan membuat negara-negara kembali mengimplementasikan pembatasan sosial, yang ujungnya bikin roda perekonomian mandeg kembali. Bahkan, beberapa negara kini sudah mulai membatasi perjalanan internasional, termasuk Indonesia yang kini membatasi kunjungan dari beberapa negara Afrika dan Hong Kong.
Berhentinya kegiatan ekonomi akibat pembatasan sosial juga akan berimbas ke penurunan kegiatan mobilitas dan industri. Imbasnya, permintaan masyarakat akan minyak pun diramal kian sust. Makanya, tak heran jika harga minyak pun terjun bebas hari ini.
Harga minyak mentah jenis Brent, misalnya, ambruk 11,55% ke level US$72,72 per barel pada akhir pekan lalu. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) susut lebih dalam hingga 13,06% ke level US$68,15 per barel.
Baca juga: COVID-19 Delta Lagi Meradang, Apakah Jadi Sentimen Baik Bagi Emas?
Meski nilai IHSG berhasil menguat pada hari ini, namun investor asing sejatinya melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,03 triliun di pasar reguler dan Rp1,17 triliun di seluruh pasar.
Mereka terpantau melego saham-saham big caps dengan nilai transaksi jumbo. Tengok saja saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang hari ini dilepas investor asing Rp282,9 miliar. Selain itu, investor asing juga getol melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) masing-masing sebesar Rp179,3 miliar dan Rp173,2 miliar.
Tapi anehnya, aksi jual tersebut justru bikin nilai ketiga saham tersebut makin meroket.
Saham BBRI, contohnya, berhasil membukukan kenaikan 0,24% ke level Rp4.170 per saham. Nilai saham BBCA justru tumbuh lebih kencang dengan apresiasi 1,72% ke level Rp7.400 per saham. Terakhir, pertumbuhan saham ASII masih moncer sebesar 1,72% ke level Rp5.975 per saham.
Lebih lanjut, tak semua investor asing serta merta cabut dari pasar modal domestik. Mereka terpantau masih doyan mengoleksi saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp141,7 miliar, disusul saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang ikut diborong Rp30,8 miliar. Mereka juga ogah kelewatan memburu saham bank digital PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) sebesar Rp18,3 miliar.
Selain itu, saham-saham sektor telekomunikasi dan kesehatan juga mulai unjuk gigi. Saham PT Indosat Tbk (ISAT), misalnya, hari ini lompat 6,08% ke level Rp7.850 per saham.
Kemudian, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang berhasil menguat 1,69% ke level Rp3.000 per saham. Mengekor di belakangnya, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga menguat 1,12% ke level Rp90 per saham.
Nah, menguatnya nilai saham-saham bank jumbo tersebut dan aksi beli yang masih bergairah mampu menahan penurunan nilai IHSG akibat kepanikan terhadap Omicron.
Kondisi IHSG yang masih “sehat” diterpa kepanikan Omicron juga dirasakan oleh pasar kripto. Melansir Coinmarketcap oukul 17.39 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo sejagat berhasil bertahan di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai sang dedengkot aset kripto, Bitcoin (BTC), bertengger di posisi US$57.410 per keping alias naik 5,24% dalam sehari terakhir. Nilai Bitcoin nampaknya terus terkerek berkat sentimen adopsi investor institusi dan juga aksi pelaku pasar yang berburu aset safe haven menghadapi kepanikan varian COVID-19 Omicron.
Nasib mujur Bitcoin pun menular ke “teman-temannya”. Nilai Ether (ETH), misalnya, sukses naik 6,57% ke level US$4.318,98 per keping. Sementara itu, nilai Ethereum Killer seperti Solana, Polkadot, dan Cardano masing-masing berhasil tumbuh 7,62%, 7,06%, dan 4,74% di waktu yang sama.
Namun, di tengah kekhawatiran terkait penyebaran varian Omicron, investor malah memborong aset kripto yang sama-sama bernama Omicron (OMIC). Melansir Coingecko, token OMIC malah berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$689 per token. Jika ditotal, maka harga token OMIC sudah terangkat 81,9% dalam sehari dan 895,7% dalam sepekan.
Omicron sendiri merupakan protokol mata uang cadangan terdesentralisasi yang berjalan pada lapisan Ethereum dua jaringan Arbitrum. Token ini didukung oleh beberapa aset kripto lainnya termasuk stablecoin USDC dan token yang menyediakan likuiditas.
Baca juga: Pluang Pagi: Varian Baru COVID Merebak, Pasar Kripto Kembali Merangkak
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini