Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir pada sesi perdagangan Kamis (6/12). Aset kripto ternyata bernasib lebih apes di waktu yang sama. Apa yang sebenarnya terjadi pada hari ini? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri di level 6.653,35 poin pada penutupan perdagangan Kamis (6/1), melorot 0,13% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Sepak terjang virus COVID-19 Omicron di dalam negeri plus pengumuman anyar The Fed bikin pelaku pasar kocar-kacir pada hari ini.
Ya, pelaku pasar bereaksi keras terhadap rencana kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari rencana awal akibat inflasi yang meradang plus pasar tenaga kerja yang mengetat. Niatan itu terungkap dalam risalah rapat (Minutes of Meeting) The Fed Desember yang dirilis kemarin.
Kenaikan suku bunga acuan tentu akan mengerek suku bunga kredit dan menghambat pertumbuhan konsumsi dan investasi, dua motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, pelaku pasar pun sangsi membenamkan dananya di pasar berisiko, khususnya pasar saham.
Tak hanya mengerek suku bunga acuan, The Fed ternyata juga berniat mengurangi kelolaan instrumen berharganya. Hal itu dikhawatirkan bisa memperketat suplai Dolar AS beredar dan bikin iklim investasi di pasar modal makin lesu.
Geger kebijakan The Fed tak hanya dirasakan pasar modal dalam negeri. Ketiga indeks saham Wall Street, misalnya, kemarin terkoreksi parah lebih dari 1% pasca perilisan risalah tersebut.
Di saat yang sama, penyebaran virus COVID-19 varian Omicron di tanah air juga merajalela. Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa total kasus positif Omicron di Indonesia sudah mencapai 254 kasus hingga Rabu (5/1). Pemerintah sendiri telah melarang Warga Negara Asing (WNA) dari 14 negara untuk masuk ke Indonesia.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Omicron Mengganas, IHSG Lemas, Kripto Memanas
Meski IHSG kehilangan tajinya hari ini, pelaku pasar asing tetap melakukan aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp645,17 miliar.
Mereka terpantau paling banyak memburu saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebanyak Rp201,6 miliar dan sukses mengerek saham pelopor bank digital itu sebesar 4,36% ke level Rp18.550.
Asing juga terlihat getol mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp193,6 miliar. Namun, nilai saham perseroan hanya naik tipis 0,34% ke level Rp7.475 per saham.
Di sisi lain, investor asing tampak ramai-ramai melego saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebanyak Rp43,3 miliar. Mereka juga melepas saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing sebesar Rp38,3 miliar dan Rp34,4 miliar.
Kabar lainnya, emiten jalan tol pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah memenangkan lelang investasi Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 Kilometer (km). Sayangnya, nilai saham JSMR susut 0,26% pada perdagangan hari ini.
Meski merana pada hari ini, IHSG nampaknya sah-sah saja untuk tetap tersenyum. Pasalnya, pasar kripto terpantau bernasib lebih nahas dalam sehari terakhir. Melansir Coinmarketcap pukul 17.24 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat mendekam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Bahkan, beberapa di antaranya sampai membukukan pelemahan hingga dua digit.
Nilai Ether (ETH), contohnya, terjerembab 12,67% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$3.347,46 per keping. Langkah ETH diikuti oleh altcoin "pembunuh Ethereum" seperti Solana (SOL), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) yang mengalami penurunan nilai masing-masing 13,3%, 9,96%, 13,84%, dan 12,43% di waktu yang sama.
Nasib sang raja kripto, Bitcoin (BTC), setidaknya lebih baik dengan mengalami penurunan nilai 8,53% ke US$42.777,6 dalam 24 jam ke belakang.
Secara umum, pasar aset kripto memang tengah kebakaran menyusul rencana The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya dan mengurangi kelolaan instrumen surat berharganya. Kabar tersebut bikin nilai kapitalisasi pasar kripto meleleh 10,12% dalam sehari terakhir dan kini berada di angka US$2,02 triliun.
Sentimen lain yang mempengaruhi pasar kripto hari ini juga datang dari Thailand. Melansir Cointelegraph, negara gajah putih itu berniat untuk mengutip pajak capital gain sebesar 15% dari trading kripto.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Ambruk Terkena 'Badai' Inflasi AS
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini