Harga emas di pasar spot pada hari ini, Selasa (6/4) pukul 09.00 WIB, menguat 0,34% ke US$1.743,11 per ons. Penguatan harga emas juga terjadi di pasar berjangka komoditas COMEX sebesar 0,36% ke angka US$1.735.10 per ons.
Harga emas hari ini menguat seiring melemahnya nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya. Pagi hari ini, indeks dolar AS berada di angka 92,6, atau melemah dibanding hari sebelumnya yang sempat mencapai 93,08. Ini menjadikan nilai indeks dolar AS pada pekan ini berada di titik terendah selama dua pekan terakhir.
Pelemahan nilai dolar AS tentu menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, emas akan menjadi lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Sehingga, permintaan emas akan bertambah, dan kemudian akan mengerek naik harganya.
Selain perkara dolar AS, penguatan harga logam mulia hari ini juga disebabkan oleh melemahnya imbal hasil obligasi AS. Kemarin, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sempat menyentuh 1,71%. Namun, nilainya kemudian turun menjadi 1,69% di pagi ini.
Lunglainya imbal hasil obligasi AS disebabkan oleh pergeseran selera risiko investor dari menggenggam Surat Utang Negara (SUN) AS ke menggenggam aset berisiko, utamanya saham. Ini lantaran investor kian optimistis dengan pemulihan ekonomi AS, yang tercermin dari data Departemen Ketenagakerjaan AS pekan lalu. Data itu menunjukkan bahwa AS berhasil menciptakan 916.000 pekerjaan baru pada Maret, atau hampir dua kali lipat dibanding angka Februari.
Maka dari itu, tak heran jika kinerja pasar saham AS kinclong pada Senin (5/4) waktu setempat. Kemarin, indeks saham Dow Jones mencapai rekor tertinggi di 33.570, sementara nilai indeks S&P 500 berada di titik 4.079.
Penurunan imbal hasil obligasi AS sejatinya adalah momentum penguatan harga emas. Sebab, ketika imbal hasilnya turun, investor akan beralih menggenggam aset-aset lain.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Stagnan, Berada di Antara “Tarik Tambang” Dolar AS dan Obligasi
Meski demikian, pemulihan ekonomi di AS bisa menjadi batu sandungan bagi harga emas. Sebab, meski imbal hasil obligasi menurun, ada kemungkinan investor akan lebih memilih saham ketimbang emas. Apalagi, belakangan banyak sentimen positif yang menyelimuti kinerja Wall Street dalam beberapa waktu terakhir.
Selain rilisnya data ketenagakerjaan AS, kinerja saham AS yang mumpuni juga didorong oleh pengumuman Presiden AS Joe Biden yang akan menggelontorkan stimulus sekitar US$2 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan instalasi energi hijau. Hal ini tentu mengerek naik kinerja saham-saham perusahaan sektor yang dimaksud.
Selain itu, data indeks jasa AS pun menunjukkan penguatan. Nilai indeks tersebut pada Maret berada di angka 63,7, atau meningkat dibanding 55,3 di Februari.
Meski demikian, cuaca cerah diprediksi tak akan selalu berada di atas bursa saham AS. Masih ada kemungkinan investor beralih ke emas setelah pemerintah AS kukuh ingin menaikkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) badan demi membiayai stimulus yang dimaksud.
Biden mengatakan, kenaikan tarif PPh badan di AS harus dilakukan. Kendati demikian, ia tak khawatir bahwa tingginya tarif pajak akan melukai ekonomi AS.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Tersungkur Setelah Obligasi AS Rekor dalam Setahun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini