Harga emas di pasar spot pada hari ini, Senin (5/4) pukul 09.00 WIB, melemah 0,08% ke US$1.710,06 per ons. Namun, harga emas di pasar berjangka komoditas COMEX justru menguat 0,02% ke angka US$1.728,80 per ons.
Harga emas hari ini terbilang stagnan seiring indeks dolar AS yang melemah, namun di sisi lain investor mulai menunjukkan optimisme terhadap perbaikan ekonomi negara adidaya tersebut.
Pada hari ini, indeks dolar AS di Indeks Bloomberg sempat turun 0,07% ke angka 92,94. Kendati demikian, nilai ini masih lebih besar dibanding pekan lalu yakni 92,91.
Penurunan nilai dolar AS sejatinya akan memberi angin segar bagi harga emas. Sebab, harga emas akan relatif lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Akibatnya, permintaannya semakin marak dan meningkatkan harga emas.
Namun, momen penguatan harga emas tertahan oleh optimisme inevstor bahwa situasi ekonomi akan pulih lebih cepat dari biasanya. Hal ini terlihat dari data yang diumumkan Departemen Ketenagakerjaan AS pada Jumat (2/4) lalu.
Pada Maret, AS menciptakan 916.000 lapangan kerja baru, atau melesat dibanding Februari yang hanya 468.000 lapangan pekerjaan. Ini lantaran tingkat kemajuan program vaksinasi di negara Paman Sam tersebut sudah memiliki hasil mumpuni, sehingga membuka kesempatan lebar bagi pelaku usaha untuk kembali beroperasi (reopening).
Bahkan, tingkat vaksinasi AS kini sudah mencapai 4 juta dosis per hari, atau tingkat vaksinasi tertinggi harian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Baca juga: Harga Emas Terombang-Ambing Setelah Pengumuman Stimulus Biden
Kini, pelaku pasar fokus terhadap perkembangan dari rencana belanja infrastruktur pemerintah AS, yang diinisiasi Joe Biden, sebesar US$2,25 triliun. Apalagi setelah fraksi Partai Republik di dewan legislatif meminta Biden untuk menurunkan jumlah anggaran tersebut.
Jika disetujui, maka hal tersebut diprediksi akan meredupkan harga emas dari dua arah. Pertama, dari kenaikan imbal hasil obligasi AS. Kedua, dari pergeseran selera investor.
Belanja infrastruktur yang besar kemungkinan akan membuat pemerintah AS menambah pembiayaan dari Surat Utang Negara (SUN). Kini, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun masih bertengger di angka 1,72% atau bertahan di posisi tinggi setelah Biden mengumumkan rencana tersebut.
Sejak pertengahan Februari, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS selalu menjadi momok bagi harga emas. Sebab, investor tentu akan beralih ke aset yang tengah mengalami kenaikan imbal hasil ketimbang menggenggam emas, sebuah aset yang tak menghasilkan imbal hasil secara periodik.
Kemudian, stimulus bagi infrastruktur tersebut juga bikin investor berpaling dari emas ke saham-saham sektor terkait. Ini termasuk saham-saham perusahaan energi terbarukan, mengingat sebagian besar anggaran tersebut juga ditujukan untuk instalasi energi hijau.
Baca juga: Joe Biden Menang Pemilu AS, Saatnya Menambah Investasi?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Bloomberg
Adi Putro
Adi Putro
Bagikan artikel ini