Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Kamus

Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio

0  dilihat·Waktu baca: 5 menit
Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio adalah salah satu indikator yang memperlihatkan tingkat kesehatan perbankan. Ketahui lebih lanjut mengenai Loan to Deposit Ratio di sini!

Apa Itu Loan to Deposit Ratio?

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio untuk menghitung likuiditas bank yang diukur dengan membandingkan total pinjaman (kredit) dan deposit dalam periode yang sama.

Jika persentasenya tinggi, maka artinya bank tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan yang tak dapat diprediksi ke depan.

Sebaliknya, persentase rasio yang kecil berarti bank tidak mendapat pendapatan secara maksimal.

Apa Pentingnya Loan to Deposit Ratio?

Loan to Deposit Ratio biasanya digunakan untuk mengukur kesehatan sebuah usaha perbankan. Pasalnyaangka Loan to Deposit Ratio digunakan untuk menunjukkan tingkat likuditas bank dalam kurun waktu tertentu.

Likuiditas bank sendiri adalah kemampuan bank untuk memenuhi segala kewajiban keuangannya dalam jangka pendek, tanpa harus mengalami kerugian. Berarti, Loan To Deposit Ratio adalah angka untuk menghitung kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

Nah, karena dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perbankan, maka rasio ini pun dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan perbankan. Semakin tinggi angka rasio tersebut, maka bank diharapkan dapat memenuhi kewajibannya ke nasabah dengan mudah.

Fungsi Loan to Deposit Ratio

Karena mampu dijadikan patokan untuk menilai kesehatan suatu perbankan, angka LDR akan sangat membantu investor.

1. LDR untuk Cek Kesehatan Bank

Investor dapat mengecek apakah sebuah bank memiliki likuiditas yang cukup untuk menutupi kewajiban keuangannya, semisal ada kemunduran ekonomi yang mempengaruhi pinjaman.

Apabila rasio LDR terlalu tinggi, Bank berarti tidak memiliki likuiditas yang cukup jika muncul kewajiban keuangan mendadak. Sehingga, risiko kegagalannya pun tinggi.

Misalnya, jika ada penarikan deposit secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak.

Bank dengan rasio LDR yang tinggi, tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar penarikan deposit karena digunakan untuk memberikan utang ke debitur.

Sebaliknya, jika rasio LDR rendah, angka pinjaman juga kecil. Artinya, bank tidak memiliki profit yang cukup untuk memuaskan investor.

Kenapa? Pinjaman merupakan aset bagi bank karena mereka mendapatkan untung dari bunga yang dibayarkan oleh debitur.

2. Melihat Sisi Menarik Bank

Angka LDR juga mampu dijadikan alat untuk menilai, apakah bank menarik di mata pelanggan.

Jika menarik atau bahkan mampu mempertahankan pelanggan loyalnya, jumlah deposit akan naik.

Ketika jumlah deposit mengalami kenaikan, maka bank memiliki uang lebih untuk bisa dipinjamkan ke debitur.

Semakin banyak uang yang dipinjamkan ke debitur, maka pendapatan bank akan naik. Pasalnya, pinjaman adalah aset karena bank mendapatkan pemasukan dari bunga pinjaman.

Sebaliknya, deposit atau uang tabungan menjadi liabilitas karena bank memiliki kewajiban untuk membayar bunga tabungan.

Komponen Loan to Deposit Ratio

Besar kecilnya angka rasio LDR, akan dipengaruhi oleh beberapa komponen, yakni jumlah pinjaman (kredit) dan dana deposit.

Dana deposit datang dari dana pihak ketiga (DPK) atau depositor.

Yuk, pelajari komponen-komponen yang dapat mempengaruhi nilai Loan to Deposit Ratio lebih lanjut!

1. Kredit

Kredit atau pinjaman merupakan sebuah layanan yang diberikan oleh bank untuk debitur (peminjam).

Layanan kredit ini merupakan sumber penghasilan bank, salah satunya lewat bunga (interest income) yang diterapkan pada layanan kredit ke debitur.

2. Tabungan

Tabungan merupakan simpanan uang yang dilakukan nasabah ke bank.

Uang yang disimpan dalam bentuk tabungan mampu diambil ketika ada permintaan. Oleh karena itu, tabungan nasabah dianggap sebagai liabilitas oleh bank karena jumlahnya yang bisa ditarik sewaktu-waktu.

3. Deposito

Simpanan berjangka (deposito) merupakan tabungan yang dilakukan dalam durasi waktu tertentu yang telah disepakati.

Karena waktu penyimpanan yang jelas dan tak bisa ditarik secara mendadak, maka bank lebih mudah untuk mengatur keuangannya.

4. Giro

Giro adalah simpanan dari nasabah yang mirip dengan tabungan.

Perbedaannya ada di cara penarikannya. Jika tabungan biasa bisa ditarik sewaktu-waktu di manapun, giro adalah kebalikannya.

Giro hanya bisa ditarik dengan menggunakan cek, bilyet, dan cara pemindah bukuan lainnya.

Faktor Lain yang Pengaruhi Loan to Deposit Ratio

Selain jumlah kredit dan deposit yang dimiliki bank, faktor lain yang dapat mempengaruhi rasio LDR adalah faktor ekonomi.

Saat kondisi ekonomi menurun, kemungkinan untuk masyarakat menarik tabungannya dari bank akan meninggi.

Hasilnya, total deposit yang dimiliki bank akan berkurang. Di sisi lain, jumlah pinjaman bank yang diberikan ke bank makin naik seiring kondisi yang tak menentu.

Cara Menghitung Loan to Deposit Ratio

Untuk menghitung rasio ini, kita cukup mengambil data:

  1. Total pinjaman bank;
  2. Total deposit yang dimiliki bank pada periode waktu yang sama.

Setelahnya, kedua angka tersebut lalu dimasukkan ke dalam formula seperti berikut!

Rumus Rasio LDR: (Total pinjaman : Total deposit) x 100%

Berapa Loan To Deposit Ratio yang Sehat?

Angka rasio LDR memang digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank. Namun, di angka berapa rasio tersebut sehingga masyarakat bisa menilai suatu Bank dianggap cukup sehat?

Secara umum, menghitung angka LDR yang pas yaitu dengan membandingkan hasil rasio LDR antar bank yang memiliki kemiripan, misal dari sisi besar-kecil operasionalnya.

Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan batas LDR yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur kesehatan sebuah usaha perbankan lewat Peraturan Bank Indonesia No. 178 Tahun 2015, yakni:

Batas minimal LDR menurut BI: 78%
Batas maksimal LDR menurut BI: 92%

Berapa Rasio LDR Bank di Indonesia?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan data statistik perbankan Indonesia tiap bulannya.

OJK menyebut pada laporan Statistik Perbankan Indonesia Februari 2023, Loan to Deposit Ratio Bank Umum Konvensional di Indonesia memiliki LDR sebesar 80,00% pada Februari 2023.

Contoh Cara Hitung Loan to Deposit Ratio

Contoh: Bank A memiliki total deposit sebesar Rp4 miliar, namun memberikan pinjaman sebesar Rp6 miliar demi mengejar keuntungan.

Rasio LDR Bank A = (Rp6 miliar : Rp4 miliar) x 100% = 150%.

Artinya, Bank A memiliki rasio LDR sebesar 150%. Angka rasio LDR yang lebih dari 100% menunjukkan, Bank A berisiko tak mampu membayar kewajiban keuangannya yang muncul ke depan karena tak memiliki likuiditas yang cukup. Jika di Indonesia, Bank A sudah melebihi batas maksimal rasio LDR yang aman menurut Bank Indonesia (BI).

Kelemahan Loan to Deposit Ratio

Meski bisa digunakan untuk menilai kesehatan bank, rasio LDR tetap memiliki keterbatasan, yakni:

  1. Rasio LDR tidak mampu mengukur kualitas kredit atau pinjaman yang diterbitkan oleh sebuah bank.
  2. Rasio LDR juga tidak bisa digunakan untuk menghitung jumlah kredit yang bersatus gagal bayar.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, OJK

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar