Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Pelajari

17. Analisis Volume: Penjelasan & Strategi Indikator
shareIcon

17. Analisis Volume: Penjelasan & Strategi Indikator

0 dilihat·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Analisis Volume: Penjelasan & Strategi Indikator

Analisis volume berguna untuk memahami pergerakan harga aset untuk melihat jumlah transaksi pada suatu periode. Yuk, simak artikel berikut! 

17.1 Latar Belakang

Analisis volume adalah cara untuk memahami pergerakan harga sebuah aset dengan melihat jumlah transaksi yang terjadi dalam periode tertentu. 

Volume dalam pasar saham adalah jumlah terjadinya transaksi jual dan beli dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya dihitung per hari.

Para analis teknikal menggunakan analisis volume sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan dalam mengambil keputusan trading. 

Dengan menganalisis tren volume bersamaan dengan perubahan harga, investor bisa menentukan seberapa penting perubahan harga tersebut.

Dalam tulisan ini, Sobat Cuan akan memahami poin-poin penting terkait analisis volume. 

17.2 Cara Membaca Volume Transaksi

Setiap kali terjadi transaksi antara pembeli dan penjual, itu akan memengaruhi jumlah total volume perdagangan saham yang tercatat di kolom bid dan offer.

Cara membacanya cukup sederhana. Setiap kali ada satu transaksi, pembeli setuju untuk membeli saham yang ditawarkan oleh penjual dengan harga tertentu.

Misalnya, Anda memutuskan untuk membeli 100 saham NVDA di harga 694, dan X memutuskan untuk menjual 100 saham NVDA di harga 694. 

Kecocokan harga dan kuantitas seperti di atas menghasilkan apa yang kita sebut sebagai transaksi perdagangan. Anda dan X bersama-sama telah menciptakan volume 100 saham. Banyak orang cenderung menganggap jumlah volume adalah 200 (100 beli + 100 jual), yang bukan merupakan cara yang tepat untuk melihat volume.

Contoh berikut ini akan membantu Anda memahami bagaimana volume bertambah pada hari perdagangan biasa:

TimeBuy QuantitySell QuantityPriceVolumeCumulative Volume
9.30 AM1000100071910001000
10.00 AM6006007106001600
10.30 AM8008007008002400
11.00 AM2000200069520004400
11.30 AM3003007003004700
12.00 PM9009007049005600
13.00 PM1000100070010006600
13.30 PM3000300069030009600
14.00 PM2502506802509850
14.30 PM12501250681125011100

Pada pukul 9:30 pagi, ada 1000 saham yang diperdagangkan pada harga 719. 30 menit kemudian, 600 saham diperdagangkan pada harga 710. Jika Anda memeriksa volume total untuk hari itu, jumlahnya adalah 1600 (1000 + 600). Demikian juga, 800 saham pada harga 700 diperdagangkan pada pukul 11:30, dan hingga pukul 11:30, volumenya adalah 2400 (1000 + 600 + 800). Begitu seterusnya.

Bursa pasar akan memantau dan menyediakan data volume perdagangan ini, yang dapat diakses secara gratis atau dengan biaya berlangganan.

17.2.1 Pentingnya Melakukan Analisis Volume

Analisis volume melibatkan pemeriksaan perubahan relatif atau absolut volume trading aset untuk memperkirakan pergerakan harga di masa depan. Kebanyakan analis menggunakan volume sebagai cara untuk konfirmasi tren pasar, pertanda mulainya tren bullish, reversal, perubahan tren di pasar, maupun likuiditas.

Informasi volume itu sendiri tidak terlalu berguna. Sebagai contoh, kita tahu bahwa volume transaksi pada saham NVDA adalah 69,432,802 saham. Jadi, seberapa bergunakah informasi ini jika dibaca secara terpisah? Jika Anda memikirkannya, informasi ini tidak ada manfaatnya dan oleh karena itu sebenarnya informasi mengenai volume tidak berarti apa-apa. Namun, ketika Anda mengaitkan informasi volume hari ini dengan tren harga dan volume sebelumnya, informasi volume menjadi lebih bermakna.

Pada tabel di bawah ini, Anda akan menemukan ringkasan tentang cara menggunakan volume:

Harga SahamVolumeEkspektasi Pasar
NaikNaikBullish
NaikTurunCaution – weak hands buying
TurunNaikBearish
TurunTurunCaution – weak hands selling

*weak hands buying/selling = mengacu pada situasi di mana investor yang mudah dipengaruhi oleh fluktuasi pasar jangka pendek untuk membeli/menjual saham. Kebanyakan dari investor ini tidak memiliki dasar yang kuat mengenai saham yang mereka perjual-belikan.

Pada baris pertama, dapat dilihat bahwa naiknya harga dengan volume yang meningkat biasanya dilihat sebagai tren yang kuat dan sehat.

Namun, sebelum kita memahami tabel di atas secara mendetail, pikirkanlah hal ini - kita sedang membahas mengenai 'peningkatan volume'. Apa yang dimaksud dengan hal ini sebenarnya? Apa titik acuannya?  Apakah ini merupakan peningkatan dari jumlah volume hari sebelumnya atau volume agregat minggu sebelumnya?

Dalam praktiknya, trader biasanya membandingkan volume hari ini dengan rata-rata volume 10 hari terakhir. Secara umum, aturan praktisnya adalah sebagai berikut:

1. Volume Tinggi = Volume hari ini > Volume rata-rata 10 hari terakhir

2. Volume Rendah = Volume hari ini < Volume rata-rata 10 hari terakhir

3. Volume Rata-rata = Volume hari ini = Volume rata-rata 10 hari terakhir

Untuk mendapatkan rata-rata 10 hari terakhir, yang perlu Anda lakukan adalah menggambar garis moving average pada bar volume, dan pekerjaan selesai. Tentu saja, anda dapat melihat penjelasan mengenai moving average  pada bab 6. Moving Average: Penjelasan dan Penggunaannya.

Volume NVDA, Sumber: TradingView (2024)

Pada grafik di atas, Anda dapat melihat bahwa volume diwakili oleh bar chart (di bagian bawah candlestick). Warna merah dan hijau mengikuti warna pada candlestick di atasnya, warna hijau merepresentasikan turunnya harga, dan warna merah merepresentasikan naiknya harga. Garis biru yang berada di atas grafik volume menunjukkan volume rata-rata 10 hari. Seperti yang Anda perhatikan, semua grafik volume yang berada di atas dan di atas rata-rata 10 hari dapat dianggap sebagai peningkatan volume di mana beberapa aktivitas institusional (atau partisipasi besar) telah terjadi.

Dengan kata lain, analisis volume membantu investor untuk memahami apakah perubahan harga didukung oleh banyak pedagang (volume tinggi) atau hanya segelintir orang (volume rendah). 

Volume yang tinggi menunjukkan bahwa perubahan harga lebih mungkin bertahan, sedangkan volume yang rendah bisa menandakan bahwa tren itu tidak memiliki banyak dukungan dan mungkin berbalik arah.

17.3 Logika di Balik Penggunaan Volume

Ketika investor institusional melakukan transaksi di pasar, mereka biasanya melakukannya dalam jumlah besar. Ambil contoh The Vanguard Group, Inc., salah satu investor institusional terbesar di Amerika Serikat.

Jika mereka membeli saham NVDA, mereka tidak akan hanya membeli 500 lembar saham; mereka mungkin akan membeli 500.000 saham atau lebih. Pembelian sebesar itu akan berdampak signifikan pada volume perdagangan dan sering kali menaikkan harga saham. Investor institusional sering dipandang sebagai 'smart money/uang pintar' karena kemampuan mereka untuk membuat pergerakan pasar yang terinformasi. Oleh karena itu, mengikuti aktivitas mereka dapat menjadi strategi yang bijak.

Ketika harga saham dan volume perdagangan meningkat, ini menandakan bahwa pemain besar tertarik pada saham tersebut. Dengan asumsi bahwa smart money cenderung membuat keputusan yang cerdas, hal ini akan menciptakan ekspektasi bullish, sehingga berpotensi menjadi saat yang tepat untuk mempertimbangkan membeli saham.

Sebaliknya, saat membeli saham, Anda disarankan untuk memastikan bahwa volume perdagangan cukup besar. Ini mengindikasikan bahwa Anda berdagang bersama investor institusional, atau 'smart money'.

Jika anda masih ingat baris pertama dari tabel sebelumnya, inilah alasan dibalik peningkatan harga dan volume yang mengindikasikan sebuah tren bullish yang kuat.

Menurut Anda, apa yang terjadi jika harga naik tetapi volume menurun, seperti yang ditunjukkan pada baris ke-2 tabel sebelumnya?

Pertimbangkan hal berikut:

  • Mengapa harga naik? 

Karena pelaku pasar sedang banyak membeli.

  • Apakah ada pembeli institusional yang terkait dengan kenaikan harga?

Kemungkinan besar tidak.

  • Bagaimana Anda tahu bahwa tidak ada transaksi (beli) yang berarti oleh investor institusional?

Jika mereka membeli, maka volumenya akan meningkat dan tidak menurun.

  • Jadi, apa yang diindikasikan oleh kenaikan harga yang dikaitkan dengan penurunan volume?

Itu berarti harga naik karena partisipasi ritel yang kecil dan bukan pembelian institusional yang signifikan. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati karena ini bisa menjadi bull trap.

Selanjutnya, baris ke-3 mengindikasikan bahwa penurunan harga yang disertai dengan peningkatan volume menunjukkan ekspektasi bearish. Mengapa Anda berpikir demikian?

Penurunan harga mengindikasikan bahwa para pelaku pasar sedang menjual saham. Peningkatan volume menunjukkan adanya transaksi dari smart money.

Kedua peristiwa yang terjadi bersamaan (penurunan harga + peningkatan volume) mengimplikasikan bahwa smart money sedang menjual saham.

Mengikuti asumsi bahwa smart money selalu membuat pilihan yang bijak, maka ekspektasinya adalah bearish, dan oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan peluang penjualan saham.

Atau, saat memutuskan untuk menjual, pastikan volumenya cukup besar. Ini berarti Anda juga ikut menjual bersama para smart money.

Ditulis oleh
channel logo

Dewi A Zuhriyah

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Pelajari Materi Lainnya

cards
Pemula
Diversifikasi 101

Salah satu konsep penting dalam investasi adalah...

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1