Lihat Sisca Kohl makan durian musang king atau strawberry impor seharga jutaan rupiah, atau sahabatmu memborong BTS Meals dari waralaba makanan cepat saji mungkin menggoda.
Bukan cuma Sisca, belakangan ini jagat maya sedang dihebohkan oleh ulah tiktokers bernama Lita yang menghabiskan Rp164 juta untuk makan malam di resto mewah. Tentu saja jumlah itu sangat fantastis, melebihi harga mobil Low Cost Green Car (LCGC) di Jakarta.
Unggahan seperti itu memang terlihat menarik ya, Sobat Cuan. Tapi, jangan sampai godaannya merusak perencanaan keuangan kamu yang sudah matang ya, Sobat Cuan!
Betul, Sobat Cuan. Ternyata ada lho, keterkaitan antara frekuensi seringnya kamu menonton pamer harta di media sosial dengan konsistensi perencanaan keuanganmu.
Godaan di sosial media yang datang dari influencer, atau bahkan dari orang sekitarmu yang mereka unggah lewat akunnya, sangat berpengaruh pada pola konsumsimu.
Sebenarnya, sah-sah saja bagi kamu untuk melihat unggahan media sosial yang berisikan pamer harta. Asalkan, kamu memang tahan godaan untuk tidak mengikuti apa yang mereka lakukan. Apalagi, jika keuanganmu lagi cekak.
Nah, keterkaitan antara media sosial dan perilaku konsumsi bisa kamu baca dari hasil survey di bawah ini!
Media sosial memang tempatnya pamer. Jadi tidak salah jika para influencer berupaya membuat sensasi dengan memamerkan apa saja termasuk daya belinya yang membuat kelas menengah elus dada. Masalahnya, seberapa jauh sih kamu berpotensi terpengaruh?
Lembaga penelitian Charles Schwab di tahun 2019 mengungkap bahwa 49% milenial dan 43% Gen Z berbelanja lebih banyak dari kemampuan kantongnya akibat sosial media. Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Allianz Insurance menyebutkan bahwa 57% milenial berbelanja di luar rencana gara-gara media sosial.
Mengapa media sosial begitu mempengaruhi perilaku konsumsi anak muda? Sebanyak 90% responden menjawab, media sosial cenderung membuat mereka membandingkan hidupnya dengan gaya hidup jadi lebih mudah. Karena itu, 82% pengguna sosial media cenderung mem-posting lagi barang yang dibelinya gara-gara lapar mata.
Bukan cuma influencer dengan pengikut jutaan, seringkali kamu juga terpengaruh oleh gaya hidup persona yang dibuat oleh temanmu. Selain itu, media sosial juga kerap menampilkan iklan yang terpersonalisasi berdasarkan algoritma dari kebiasaanmu di internet.
Iklan itu memang dibuat sedemikian rupa agar tepat sasaran kepadamu. Berat juga ya cobaan hidup warganet. Jangan sampai perencanaan keuangan kamu buyar gara-gara Fear of Missing Out saja, ya.
Sekarang, yang perlu kamu perhatikan adalah cara memitigasi dampak buruk media sosial terhadap keuanganmu. Simak caranya di bawah ini!
Meski tergoda, kamu harus bisa memikirkan kebutuhan jangka panjang dan prioritas berbelanja. Kamu mungkin tidak bisa memutus ketergantunganmu pada sosial media di era sekarang ini, tapi kamu masih bisa kok menekan efek buruknya buat keuangan kamu.
Media sosial memang cenderung membuatmu belanja berlebihan, tapi kamu harus sudah punya takaran bajet pengeluaran untuk berbelanja. Cara ini akan membuatmu tetap pada rencana dan mengurangi belanja tidak perlu akibat lapar mata lho, Sobar Cuan.
Bajet yang baik tidak selalu bajet yang ketat. Kamu harus punya bajet untuk kebutuhan sehari-hari, beberapa barang yang kamu inginkan, dan pengalaman yang ingin kamu rasakan dalam waktu dekat. Tapi, di saat yang bersamaan, juga harus memperhitungkan tujuan finansial jangka panjangmu.
Kamu masih bisa bersenang-senang dalam bajet yang terukur, kok!
Baca juga: Mau Tekan Nafsu Belanja? Yuk, Coba Tantangan Nabung 30 Days Challenge!
Jika kamu jeli memperhatikan, iklan di media sosialmu akan berubah seiring dengan akun apa saja yang kamu ikuti. Ini disebabkan iklan di media sosial didistribusikan berdasarkan algoritma dari perilakumu di internet, termasuk mengikuti akun brand tertentu.
Saat kamu mengikuti akun media sosial sebuah brand, kamu jadi teridentifikasi sebagai target pasar brand serupa yang sedang beriklan. Akibatnya, timeline medsos kamu jadi penuh dengan iklan yang berseliweran dan menggoda untuk kamu beli.
Selain itu, beberapa influencer atau blogger yang kamu ikuti juga biasanya di-endorse oleh brand untuk mempengaruhi pengikutnya membeli barang tersebut. Mereka biasanya memberi tautan kepada produk yang meng-endorse mereka dan mereka menerima bayaran sebagai imbal baliknya.
Kamu bisa mencoba trik lain dibanding mengikuti akun media sosial sebuah brand, yakni dengan mencatat tautan ke websitenya dalam google docs. Cara ini akan membuat media sosialmu lebih aman dari bombardir iklan produk.
Pada sistem operasional smartphone yang lebih canggih, kamu bisa memilih opsi untuk membatasi screen time sebuah sosial media. Opsi ini akan membuatmu menghabiskan lebih sedikit waktu berselancar dalam persona orang lain dan tergoda untuk menghabiskan uangmu guna mengikuti gaya hidup mereka.
Jika gawaimu tidak memiliki opsi ini, kamu bisa mengunggah aplikasi Forest: Stay Focus App. Aplikasi ini akan membatasi screen time kamu dengan memberi peringatan berupa pohon yang akan mati jika kamu melewati komitmen screen time.
Media Sosial suka membuat kamu salah fokus menghabiskan waktu berselancar. Padahal, niat awalnya kamu ingin membuat sambungan telepon dengan orang tua atau mengabari orang terdekat.
Kamu bisa mencoba trik log out. Caranya adalah dengan keluar dari aplikasi media sosial tiap kali selesai digunakan. Jadi, kamu harus log in kembali tiap kali akan mengakses akun media sosialmu. Cara ini bisa efektif mengurangi adiksi kamu sama sosial media dan tetap fokus pada perencanaan keuangan yang sehat.
Baca juga: Viral di Media Sosial, Investor Pemula Terlilit Utang Buat Beli Saham
Media sosial berisikan persona dari penggunanya, artinya akun teman dekatmu tidak selalu menampilkan kepribadian aslinya yang membuatmu nyaman berteman dengannya.
Meskipun dekat di dunia nyata, belum tentu kamu bisa dekat dan nyaman dengan personanya di sosial media.
Hal ini juga berlaku untuk orang-orang lain yang kamu kenal di dunia nyata. Saat kamu merasa cemburu ketika teman sekolahmu membeli rumah baru atau mobil mewah dan mengunggahnya, yang kamu cemburui adalah personanya.
Jadi, saat kamu merasa terganggu dengan persona seseorang di sosial media, tidak perlu merasa bersalah untuk mute atau hide akunnya. Pilih saja akun yang lebih sesuai dengan hobi atau ketertarikanmu untuk muncul di timeline, serta hal-hal yang lebih tidak menguras emosi.
Hal ini akan membuat timeline kamu lebih terkurasi sehingga psikismu terjaga. Kamu jadi meminimalisir belanja sebagai retail therapy atau impulsif membeli karena pengaruh persona orang di sosial media.
Konsep ini juga berlaku untukmu ya, Sobat Cuan. Jika temanmu jarang berinteraksi denganmu via sosial media atau bahkan meng-unfollow akunmu, kamu tidak perlu bereaksi berlebihan.
Semua orang berhak mengkurasi timeline-nya dan memilih persona seperti apa yang akan memengaruhinya lewat dunia maya. Menentukan dan mengeksekusi perencanaan keuangan tentu lebih utama ketimbang baper di sosial media akibat timeline yang tidak terkurasi.
Media sosial bisa bertindak seperti racun. Kamu akan selalu tergerak untuk membukanya kapan saja kalau lagi bosan, dan ujung-ujungnya mungkin bikin kamu berbelanja.
Nah, daripada punya kantong kering, mending kamu alihkan saja perhatianmu ke kegiatan lainnya. Misalnya, membaca buku, mendengarkan musik, atau bahkan berolahraga.
Atau, daripada habiskan waktu ber-sosmed dan bikin kamu ngiler belanja, kenapa tidak coba alihkan pikiran untuk lebih ngiler dengan cuan? Sehingga, daripada buka medsos, lebih baik kamu buka saja aplikasi Pluang untuk berinvestasi emas, S&P 500, Bitcoin, Ethereum, dan reksa dana dalam satu genggaman saja.
Pilih mana? Keluar uang untuk berbelanja? Atau keluar uang untuk dapatkan uang lebih banyak lagi di masa depan?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini