Kalau kamu sudah membaca mengenai mentor investasi dunia, Benjamin Graham, dan setidaknya mengetahui karyanya dalam The Intelligent Investor, pasti tokoh Mr. Market sudah tidak asing lagi bagi kamu. Namun, kalaupun masih awam, ini kesempatan kamu mengetahui siapa itu Mr. Market dan apa pengaruhnya bagi investor di seluruh dunia.
Pada artikel sebelumnya, kita mengetahui bahwa Benjamin Graham ingin para investor menjadi investor yang cerdas. Pada bab ke-delapan dalam buku fenomenal The Intelligent Investor, Graham menciptakan tokoh yang diberi nama Mr. Market pada 1949.
Kemudian, murid Graham, yaitu Warren Buffet kembali membahas tentang Mr. Market dalam sebuah esai yang diterbitkan pada tahun 1987. Sejatinya, tokoh ini merupakan tokoh fiktif atau karangan belaka.
Graham berharap, pengenalan akan Mr. Market membuat para investor bisa lebih memahami bagaimana dunia investasi, khususnya pasar modal, bekerja. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diambil di dalamnya menjadi keputusan yang cerdas.
Mari berandai-andai. Kamu memiliki saham senilai US$1.000 di sebuah perusahaan. Kamu memiliki rekan bernama Mr. Market yang setiap hari memberi kamu saran tentang berapa seharusnya nilai saham kamu dan apa yang harus kamu lakukan terhadap saham yang kamu miliki.
Terkadang, masukan yang diberikan Mr. Market sangat logis dan relevan dengan situasi bisnis perusahaan. Akan tetapi, tidak jarang Mr. Market memberi saran yang konyol karena dia sangat gampang terpengaruh mood, termasuk saat dia girang atau cemas.
Bahkan banyak pembaca buku The Intelligent Investor menyimpulkan bahwa Mr. Market mengidap penyakit jiwa, yakni manic depressive. Pasalnya, saran-saran yang diberikan Mr. Market sangat bergantung pada perubahan mood-nya.
Kamu tidak akan bisa menebak saran apa yang diberikan oleh Mr. Market karena tidak ada pola maupun alasan yang rasional di balik saran dari tokoh imajiner tersebut.
Sebagai investor atau pebisnis handal, apakah kamu mau keputusanmu dalam berinvestasi dipengaruhi oleh saran seperti itu? Sebenarnya tidak ada ketentuan kamu harus mengikuti saran Mr. Market.
Namun, menurut Graham, akan lebih bijak jika waktu yang kamu punya dihabiskan untuk menganalisa laporan keuangan perusahaan dibandingkan menuruti saran Mr. Market yang sering tidak masuk akal.
Harga saham yang cenderung naik atau turun setiap hari wajar saja membawa pengaruh pada investor. Akan tetapi, Graham dalam bukunya, terus mengingatkan bahwa investor yang cerdas tidak akan membiarkan pengaruh Mr. Market menguasainya dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham.
Fluktuasi harga memberi kesempatan pada investor untuk membeli dengan cerdas ketika harga turun atau menjual dengan cerdas pula saat harga saham sedang naik. Akan tetapi sesungguhnya, lebih baik bagi investor untuk menaruh perhatian pada hasil bisnis atau pengoperasian perusahaan.
Buffet menjulukinya sebagai drunken psycho. Menurut Buffet, pelajaran yang bisa diambil dari tokoh Mr. Market ialah biarkan kondisi pasar menambah pengetahuan kamu mengenai pasar modal, tapi jangan sekali-kali membiarkan pasar menuntun kamu dalam mengambil keputusan.
Saat pasar memberikan kesempatan bagus, kamu boleh ambil. Namun, jangan sampai pasar mendikte kamu untuk menjual atau membeli saham, tanpa memperhatikan kondisi bisnis perusahaan yang sahamnya kamu miliki.
Jadi, apa pendapat kamu mengenai Mr. Market?
Jangan Terjebak, 41 Saham Gorengan Ini Dipantau Ketat oleh BEI
3 Kasus Gelembung Aset dalam Sejarah Investasi yang Perlu Kamu Tahu!
Bagikan artikel ini