Membeli saham, termasuk di bursa Amerika Serikat, terbilang tidak sulit lagi setelah banyaknya platform yang menyokong transaksi tersebut. Namun, membeli saham yang tampaknya potensial saja tidak cukup. Seorang investor cerdas perlu merancang strategi yang tepat, utamanya dalam memperhitungkan kapan saat yang pas untuk membeli saham potensial-potensial tersebut.
Bulan Maret mungkin menjadi salah satu momen yang tepat untuk membeli saham-saham tersebut. Apalagi, kini indeks saham tersebut tengah mengalami momentum bullish setelah pemerintah Amerika Serikat menyetujui paket stimulus sebesar US$1,9 triliun pada Sabtu pekan lalu.
Tak hanya itu, penggelontoran stimulus mestinya menjadi momen bagi investor untuk memahami bahwa ekonomi AS tengah bergerak menuju pemulihan. Hal itu akan berpengaruh ke minat investor yang semakin berani menempatkan dana ke aset berisiko, seperti saham, dan akhirnya mengerek nilai indeks saham. Nah, investor perlu memanfaatkan momen tersebut dengan berinvestasi di beberapa saham-saham unggulan.
Baca juga: Investasi Antariksa AS Tahun Lalu Capai Rp124,5 Triliun
Ada ribuan saham yang diperdagangkan di NYSE dan Nasdaq. Namun, saham apa saja yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar?
Hal-hal di berikut ini selalu menjadi pertimbangan untuk memilih saham-saham unggulan di bursa saham Amerika Serikat:
Jadi, apa saja saham-saham Amerika Serikat yang dianggap memenuhi syarat-syarat di atas dan perlu masuk ke dalam radar investor bulan ini? Analisis Investor’s Business Daily merangkum lima saham yang paling unggul, yakni saham Walt Disney (DIS), Microsoft (MSFT), Ford (F), perusahaan induk Google, Alphabet (GOOGL), dan Vale (VALE). Apa alasannya?
Baca juga: Queen’s Gambit Bikin Netflix Tembus 200 Juta Pelanggan Tahun Lalu
Harga saham Disney baru saja melewati titik beli di kisaran US$183,60. Garis kekuatan relatifnya melonjak ke ketinggian baru, karena itu saham ini memiliki RS Rating 78 dari standar 99 di tengah kinerja pasar yang juga tengah meningkat.
Lonjakan ini tampaknya berasal dari keuntungan mengejutkan bagi perusahaan Disney yang datang dari jumlah pelanggan streaming Disney + yang melonjak. Pelanggan layanan ini naik menjadi 94,9 juta pada 2 Januari, naik 9% dari 86,8 juta pada 2 Desember.
Selama pandemi, layanan streaming ini memang menjadi titik terang bagi saham Disney di antara saham Amerika lainnya. Perusahaan ini telah melampaui 60 juta pelanggan Disney + di seluruh dunia, dan 100 juta pelanggan secara keseluruhan untuk penawaran streaming-nya. Layanan yang ditawarkannya termasuk Hulu, ESPN +, dan Disney +.
CEO Disney Bob Chapek mengatakan bahwa layanan streaming bermerek Star akan menjadi merek keenam dalam Disney + di beberapa pasar yang menampilkan tayangan lebih edgy. Pada 11 Desember, Chapek sempat menyebut bahwa Disney berharap memiliki 230 juta hingga 260 juta pelanggan Disney + pada 2024.
Selain itu, dorongan kuat juga berasal dari sentimen pembukaan kembali ekonomi seiring pandemi COVID-19 yang bisa ditekan melalui program vaksinasi massal. Pada Jumat pekan lalu, negara bagian California sudah memperbolehkan taman hiburan untuk kembali beroperasi pada 1 April mendatang. Artinya, lini taman hiburan Disney, Disneyland, bisa mendulang pendapatan lagi di tahun ini.
Harga saham Microsoft berada tepat di bawah titik beli US$232,96 setelah sempat mencapai rekor US$246,13 pada 16 Februari. Kendati begitu, saham Micrsoft telah naik lebih dari 4% sejak awal tahun. Ini kinerja yang luar biasa dibandingkan saham Amerika Serikat lain pada umumnya.
Microsoft adalah salah satu ari hanya empat saham yang terdaftar di AS dengan kapitalisasi pasar triliunan dolar dan mendekati US$2 triliun.
Kunci dari performa mumpuni Microsoft adalah kinerja pendapatannya yang sangat baik. Sebagai contoh, pada kuartal lalu saja, pertumbuhan pendapatan Microsoft berhasil capai 34%. Kondisi ini juga tercermin dalam peringkat laba per saham (Earning-per-Share) sebesar 95, atau berkinerja baik.
Sejauh ini, para investor institusional adalah pendukung besar saham Microsoft. Kinerja perusahaan Microsoft memang mendapat manfaat dari tren bekerja-dari-rumah dan belajar-dari-rumah selama pandemi. Perangkat lunak dan layanan komputasi awan juga menyokong kinerja baik tersebut.
Analis memprediksikan saham akan bertumbuh, dengan nilai laba per saham diharapkan tumbuh 28% pada 2021 dan 9% pada 2022 secara tahunan (year-on-year).
Baca juga: Sempat Diramal Rugi, Walt Disney Akhirnya Catat Laba
Harga saham Ford tepat di atas titik beli US$12,14 setelah melampaui pekan yang ketat dalam tiga minggu.
Dalam perspektif jangka panjang, saham Ford membuat kemajuan signifikan sejak Mei 2020 dibandingkan saham Amerika lainnya. Nilai saham Ford telah naik lebih dari tiga kali lipat dari posisi terendah selama 52 minggu. Kinerja pasar saham yang membaik telah membantu posisi Ford di peringkat kompositnya meningkat menjadi 89 dan diprediksi akan terus menguat.
Saham Ford mendapatkan keuntungan signifikan dari sikap perusahaan yang sangat agresif dalam pengembangan kendaraan listrik dan teknologi lainnya. Baru-baru ini, Ford mengumumkan akan menggelontorkan belanja modal sebesar US$29 miliar hingga 2025, dengan rincian US$22 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik dan US$7 miliar sisanya untuk pengembangan kendaraan swakemudi.
Selain itu, Ford mengumumkan akan melakukan peluncuran crossover listrik Mustang Mach-E di Eropa di tengah rencana untuk “all-in” pada kendaraan listrik di sana. Mustang akan bersaing dengan Model Y dari Tesla.
Ford juga mengumumkan pada Februari bahwa perusahaan ini menjalin kemitraan enam tahun dengan perusahaan induk Google, Alphabet untuk meengembangkan kendaraan yang lebih terkoneksi. Kemitraan ini akan menggunakan aplikasi dan layanan Google ke dalam kendaraan Ford dan Lincoln di masa depan.
Perusahaan induk Google melewati tiga minggu yang ketat pada titik beli US$2.145,24. Titik ini tepat di atas harga tertinggi sepanjang masa yang telah dicapai Google pada pertengahan Februari.
Alphabet naik 3,7% menjadi 2.097,07 di pekan lalu, rebound dari rata-rata pergerakan eksponensialnya selama 21 hari. Sebagian besar keuntungan itu terjadi pada Jumat, yang juga bertepatan dengan reli saham Amerika Serikat lainnya.
Sejauh ini, saham Google memperoleh keuntungan dari rebound dalam iklan digital seiring meluasnya vaksinasi untuk COVID-19. Komputasi cloud tampak menjanjikan, kendati bisnis ini tidak terlampau menguntungkan bagi Alphabet untuk saat ini. Sementara ini, margin operasi bisnis komputasi cloud Google masih jauh lebih rendah daripada perkiraan para analis.
Harga saham Vale tepat berada di bawah titik beli US$17,78. Namun, raksasa pertambangan Brasil ini berhasil melonjakkan saham sebesar 9,6% di pekan lalu.
Rebound-nya harga saham Vale dibandingkan saham Amerika lainnya dalam 10 pekan terakhir menunjukkan tanda positif. Kenaikan saham Vale ditopang oleh kenaikan harga komoditas ketika negara-negara mitra perusahaan ini membuka kembali perbatasannya.
China meningkatkan belanja infrastruktur untuk menopang ekonominya dan hal ini membantu memacu permintaan baja. Bijih besi yang diproduksi Vale merupakan bahan baku utamanya. Demikian pula permintaan baja untuk produksi peralatan dan mobil di AS.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investor’s Business Daily
Bagikan artikel ini