Kewirausahaan adalah sebuah hal yang memiliki banyak manfaat bagi ekonomi dan masyarakat. Namun, apa arti kewirausahaan yang sebenarnya?
Kewirausahaan adalah istilah umum yang merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan memulai bisnis. Biasanya, bisnis tersebut dibangun oleh seorang individu, atau dalam hal ini kerap disebut sebagai wirausahawan (entrepreneur).
Kendati demikian, pengertian kewirausahaan sendiri masih belum memiliki definisi baku.
Dikutip dari Investopedia, akademisi studi kewirausahaan Harvard Business School, Howard Stevenson, mengatakan bahwa kewirausahaan adalah upaya-upaya yang dilakukan individu untuk mengejar kesempatan di luar sumber daya yang mereka miliki.
Sementara itu, Stanford Center for Professional Development di Universitas Stanford mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kegiatan sebuah individu atau kelompok yang melancarkan berbagai upaya untuk menciptakan bisnis baru.
Namun, apapun definisinya, kewirausahaan bisa disebut sebagai upaya-upaya penciptaan bisnis yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok. Jika proyek tersebut sukses, maka para wirausahawan inilah yang akan menerima manfaatnya paling besar.
Baca Juga: Risiko Usaha
Bagi pelakunya, kegiatan kewirausahaan adalah sebuah proses untuk mendulang profit.
Namun, tujuan kegiatan kewirausahaan ternyata sebenarnya lebih luas dari hanya sekadar mencari laba semata. Berikut adalah beberapa tujuan kewirausahaan.
Kewirausahaan pada akhirnya akan membuahkan kegiatan bisnis dari peluang-peluang yang ada. Jika bisnis tersebut terbilang sukses, maka kegiatan itu akan memerlukan tambahan tenaga kerja agar bisnis tersebut berjalan dengan lancar.
Jika tenaga kerja itu bisa dibina dengan benar, maka mereka nantinya bisa menjadi wirausahawan-wirausahawan baru. Bahkan, bisa jadi mereka bisa menjadi wirausaha yang lebih berkualitas karena sudah ditempa dengan pengalaman di kesempatan kerja sebelumnya.
Kesuksesan aktivitas kewirausahaan seseorang bisa saja menggugah individu lain untuk meraih keberhasilan yang sama.
Jika semangat itu tersebar terus menerus di masyarakat, maka bukan tidak mungkin akan tercipta wirausahawan-wirausahawan baru yang mampu menemukan peluang bisnis yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Semakin banyak wirausahawan baru, maka jumlah bisnis pun semakin banyak. Jika jumlah pelaku bisnis makin banyak, maka semakin banyak pula mereka mampu menyerap tenaga kerja di masyarakat.
Salah satu ciri kewirausahaan adalah mampu melihat peluang bisnis yang ada di masyarakat. Kadang, peluang itu muncul setelah sang wirausahawan ingin mencari solusi bagi masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.
Oleh karenanya, dengan kewirausahaan, sang wirausahawan tidak hanya mendapatkan laba namun juga berhasil menciptakan solusi bagi isu-isu yang terjadi di lingkungannya. Hal itu pun nantinya bisa memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara umum.
Selama ini, akademisi selalu mengkategorikan konsep kewirausahaan ke dalam dua kategori berdasarkan kesempatan bisnis yang diambil oleh wirausahawan. Kedua jenis kewirausahaan itu adalah:
Necessity Entrepreneurship adalah konsep kewirausahaan yang muncul dari individu setelah melihat bahwa kesempatan ekonomi di wilayahnya terbilang minim.
Dengan kata lain, mereka menjadi wirausaha, atau terpaksa menjadi wirausaha, demi memenuhi kebutuhan penting yang tidak tersedia di wilayahnya.
Biasanya, tipe kewirausahaan seperti ini terjadi di negara-negara berpendapatan rendah di mana masyarakatnya biasanya mencari penghidupan dengan menggarap sektor ekonomi yang terbatas.
Selain itu, maraknya Necessity Entrepreneurship di satu wilayah mengindikasikan kelambatan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pasalnya, kemunculan wirausaha jenis ini adalah sinyal bahwa kegiatan ekonomi di wilayah tersebut masih belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang besar.
Berbeda dengan Necessity Entrepreneurship, Opportunity Entreprenuship adalah konsep kewirausahaan yang muncul dari individu setelah ia melihat potensi bisnis yang sebelumnya belum pernah digarap oleh individu lain.
Seorang individu bisa membentuk usaha berbasis Opportunity Entrepreneurship karena beberapa faktor, mulai dari pengalaman individu secara pribadi hingga pengalaman satu komunitas tertentu.
Baca Juga: Valuasi Bisnis
Berdasarkan sikap kewirausahawan yang dimilikinya, seorang wirausahawan akan menciptakan bisnis dengan berbagai jenis usaha. Lantas, apa saja empat jenis usaha yang biasanya diciptakan oleh para wirausahawan?
Usaha kecil merujuk pada bisnis dengan skala kecil, baik dari segi skala pemasaran bisnis atau permodalannya. Biasanya, usaha kecil dijalankan secara sederhana namun tetap dilakukan secara profesional.
Kemudian, usaha jenis ini juga biasanya dibangun dengan modal sendiri. Meski memang, pelakunya kadang juga mengambil pendanaan eksternal, seperti pembiayaan perbankan atau menggaet investor, untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya.
Usaha ini merujuk pada kegiatan kewirausahaan yang mencoba untuk merealisasikan ide-ide usaha unik yang nantinya bisa dikembangkan menjadi usaha dengan skala yang besar.
Kegiatan usaha satu ini biasanya didorong oleh semangat inovasi dan pertumbuhan bisnis yang stabil dalam jangka waktu yang panjang. Namun, lain dengan usaha kecil, wirausahawan yang bergerak di bidang ini membutuhkan dana investor yang besar untuk beroperasi secara sinambung.
Terkadang, kewirausahaan tidak selalu diartikan sebagai upaya untuk membangun bisnis dari nol. Malahan, beberapa perusahaan yang sudah beroperasi kadang berniat untuk melakukan ekspansi bisnis melalui langkah kewirausahaan.
Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan tersebut biasanya membentuk divisi bisnis baru yang mencoba untuk membangun bisnis yang bergerak di sektor yang sama sekali berbeda dari sektor yang digelutinya saat ini. Untuk melancarkan aksi tersebut, umumnya mereka akan merekrut sumber daya manusia yang relevan atau orang yang memiliki semangat kewirausahaan.
Perusahaan besar membentuk unit bisnis baru tersebut setelah melihat peluang bisnis yang besar di dalamnya. Jika upaya itu berhasil, maka perusahaan itu pun bisa memiliki tambahan pemasukan pendapatan atau laba di masa depan.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kadang sifat kewirausahaan tidak hanya dilandasi motif mencari keuntungan semata namun juga bertujuan untuk menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan ekonomi di sekitarnya.
Nah, mereka yang memilih langkah tersebut biasanya disebut sebagai Social Entrepreneurship, yakni kewirausahaan yang melihat peluang usaha dari permasalahan-permasalahan sosial yang ada di sekitarnya.
Wirausahawan yang berkecimpung di Social Entrepreneurship tidak hanya menciptakan usaha yang bermanfaat bagi lingkungannya. Namun, mereka juga akan menciptakan skema usaha yang juga melibatkan masyarakat terdampak.
Bahkan, tak jarang mereka juga akan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ikut menyelesaikan isu-isu yang menjadi fokus kegiatan kewirausahaan utamanya.
Baca Juga: Mengenal Biaya Operasional dalam Bisnis
Memang, dampak kewirausahaan bagi perekonomian setiap negara terbilang berbeda-beda. Namun, kehadiran usaha dari kewirausahaan tetap memiliki manfaat positif bagi kehidupan ekonomi.
Lantas, apa saja manfaat kewirausahaan bagi ekonomi?
Kewirausahaan adalah kegiatan yang bisa menciptakan usaha baru dan pada akhirnya menciptakan lapangan kerja baru.
Semakin banyak angkatan kerja yang terserap, maka akan semakin meningkat pula pendapatan masyarakat. Kenaikan pendapatan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas konsumsi, salah satu dari empat faktor utama pertumbuhan ekonomi.
Bahkan, jika wirausaha tersebut berkembang dengan pesat, maka bisnis itu akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
Asal tahu saja, beberapa inovasi yang muncul di masyarakat terjadi berkat kehadiran kewirausahaan.
Sebagai contoh, media sosial fenomenal Facebook tidak akan hadir tanpa adanya semangat wirausaha dari pendirinya.
Contoh lainnya, teknologi canggih seperti produk-produk Apple mungkin tak akan hadir di masyarakat tanpa kemunculan sikap kewirausahaan.
Seluruh inovasi itu bisa muncul karena pendirinya melihat kesempatan bisnis dari masalah-masalah yang ada di masyarakat, keinginan untuk menciptakan efisiensi, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Inovasi-inovasi tersebut pun nantinya akan mengubah cara masyarakat dalam menjalani kegiatannya sehari-hari. Sebuah hal yang tadinya terasa tidak mungkin akan menjadi mungkin berkat kehadiran inovasi yang diciptakan oleh wirausahawan.
Bisnis berbasis kewirausahaan tentu akan menciptakan laba jika proyek itu berhasil. Laba tersebut nantinya bisa menjadi objek pajak bagi pemerintah.
Nantinya, pemerintah bisa menggunakan penerimaan pajak tersebut untuk mendanai program-program Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), misalnya subsidi, infrastruktur, dan pendidikan.
Selain itu, kenaikan penerimaan pajak juga bisa membantu pemerintah untuk mengurangi penarikan utangnya.
Dunia usaha mengenal empat tipe wirausahawan yang terdiri dari:
Builder adalah mereka yang berfokus untuk menumbuhkan bisnisnya dalam rentang waktu yang pendek. Oleh karenanya, mereka biasanya akan merekrut sumber daya manusia yang berkualitas dan mencari investor-investor yang berkualitas.
Opportunist adalah mereka yang sangat optimistis dengan kesempatan dan lapangan usaha yang melintang di depan mata mereka. Biasanya, wirausahawan jenis ini akan menciptakan usaha di waktu yang tepat dan akan menjualnya ke pihak lain ketika situasi bisnis yang mereka geluti sedang bergeliat.
Ini adalah jenis wirausahawan yang terbilang langka lantaran mereka adalah orang yang memiliki segudang ide-ide "liar" yang pada awalnya terlihat sulit diwujudkan.
Adapun contoh wirausahawan tipe inovator sukses adalah pendiri Apple Steve Jobs atau pendiri Meta Platforms Mark Zuckerberg.
Specialist adalah wirausahawan yang memiliki keahlian kuat di satu area tertentu. Oleh karenanya, tak jarang mereka pun mengembangkan bisnisnya bermodal jejaring pertemanan atau koneksi yang mereka miliki untuk "menyeimbangkan" keterbatasan ilmu yang ia miliki.
Kewirausahaan adalah hal yang bermanfaat bagi pelakunya. Namun selain itu, kewirausahaan sejatinya juga memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Apa alasannya?
Melalui kewirausahaan, output barang dan jasa di sebuah wilayah bisa bertambah. Hal itu nantinya bisa membantu total barang dan jasa yang diproduksi di wilayah tersebut dan pada akhirnya menyokong pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, secara teorinya, kewirausahaan adalah kegiatan yang sejatinya bisa menopang pertumbuhan ekonomi. Namun, secara realitas, beberapa akademisi menemukan bahwa setiap negara mendapatkan manfaat yang berbeda-beda dari usaha yang tercipta dari kegiatan wirausaha.
Artikel ilmiah bertajuk "How Is Entrepreneurship Good for Economic Growth?" yang dirilis Massachusetts Institute of Technology mengatakan bahwa kewirausahaan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa Barat.
Hal itu didorong oleh beberapa faktor, seperti pergeseran sektor ekonomi dominan dari manufaktur ke jasa dan jenuhnya aktivitas industrialisasi di wilayah-wilayah tersebut. Di beberapa negara tersebut, pemerintahnya bahkan berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada inovasi.
Namun, hal serupa ternyata tidak terjadi di negara-negara berkembang.
Sebuah studi European Research on Management and Business Economics yang berfokus pada 74 negara di dunia menemukan bahwa kewirausahaan tidak begitu berdampak bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang.
Pasalnya, negara-negara tersebut belum memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan belum tercipta skala ekonomis yang baik dari segi produksi.
Selain istilah wirausahawan (Entrepreneur), dunia usaha juga mengenal istilah bernama Intrapreneur. Lantas, apa perbedaan di antara kedua istilah tersebut?
Jika Entrepreneur adalah individu atau kelompok yang menginisiasi sebuah bisnis, maka Intrapreneur adalah individu yang bekerja di sebuah badan usaha yang sudah ada (existing) yang bertugas untuk mengembangkan semangat-semangat kewirausahaan di perusahaan tersebut. Tujuannya, agar perusahaan tersebut dapat terus menciptakan inovasi usaha dan mengembangkan barang dan jasa yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi pelanggannya.
Selain itu, perbedaan keduanya juga terletak dari akses ke sumber daya.
Karena bekerja di bawah naungan satu perusahaan yang sudah ada, Intrapreneur umumnya memiliki akses ke sumber daya atau data-data yang bisa mendukung kegiatannya.
Sementara itu, wirausahawan rata-rata bekerja secara independen, sehingga mereka mungkin memiliki akses ke sumber daya yang lebih terbatas ketimbang Intrapreneur.
Baca Juga: Mengenal Konsep Financial Liquidity dalam Bisnis
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, MIT Press, European Research on Management and Business Economics
Bagikan artikel ini