Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih hepi bermain-main di zona hijau. Sementara itu, pasar kripto justru terpantau “gitu-gitu aja“. Apa sebenarnya yang terjadi di kedua pasar tersebut hari ini? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri di posisi 6.652,92 poin pada penutupan perdagangan Jumat (10/12), menguat 0,14% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Sama seperti kemarin, nilai IHSG yang finish di zona hijau terbilang mengejutkan lantaran sang indeks domestik sempat betah berkubang di zona merah.
Yang lebih mengejutkannya lagi, nilai IHSG sukses bertahan di zona hijau meski investor asing ramai melakukan aksi jual. Pada hari ini, mereka tercatat melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp721,5 miliar di seluruh pasar.
Pelaku pasar nampaknya masih harap-harap cemas menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang rencananya bakal dirilis pada malam ini. Adapun hasil konsensus Wall Street memprediksi bahwa inflasi akan mencapai 6,7%, yang digadang akan menjadi level inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Jika itu terjadi, maka besar kemungkinan The Fed juga akan menyelaraskan kebijakannya dengan segera menaikkan suku bunga acuannya.
Nah, sinyal tersebut sejatinya sudah dilontarkan oleh Presiden Fed St Louis, James Bullard yang mengatakan bahwa The Fed mampu menyelesaikan tapering di bulan Maret dan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali tahun depan.
Antisipasi inflasi tersebut bikin bursa saham Asia “kebakaran” pada hari ini. Indeks saham NIkkei, contohnya, turun 1% diikuti oleh Indeks Hang Seng yang melorot 1,07%. Di sisi lain, Indeks Shanghai Composite dan Indeks Kospi masing-masing mencatatkan koreksi sebesar 0,18% dan 0,64%. Untung saja, nasib IHSG hari ini lumayan cukup mujur dibanding “kawan-kawannya” yang lain.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Penjualan Mobil Makin Total, AS ‘Ribut’ Aturan Aset Digital
Pada hari ini, pelaku pasar asing nampaknya sudah “pasang kuda-kuda” terhadap pengetatan kebijakan moneter The Fed dengan melepas saham-saham bank berkapitalisasi pasar jumbo.
Mereka terlihat getol melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp279,1 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melepas saham dua bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbj (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), masing-masing sebesar Rp204,7 miliar dan Rp174,6 pada hari ini.
Meski melepas saham bank jumbo, investor asing justru terpantau mengoleksi saham-saham bank digital. Investor asing terlihat getol memborong saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp106,3 miliar dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebanyak Rp101,7 miliar.
Nasib baik belum juga menghampiri pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 18.32 WIB, kesepuluh aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat terjebak di zona merah.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, harus terperosok 1,77% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$48.291,66 per keping. Kemudian, nilai Ether (ETH) pun melorot 5,03% ke US$4.089,62 per keping di waktu yang sama.
Adapun nasib paling apes hari ini dicatat oleh Solana (SOL), XRP, dan Polkadot (DOT) yang masing-masing luruh 5,97%, 5,38%, dan 5,79%.
Secara umum, kondisi pasar aset kripto hari ini memang agak bearish. Sebab, pelaku pasar nampaknya kembali tak nafsu membenamkan dana di pasar kelas aset berisiko lantaran mengantisipasi perilisan data inflasi AS hari ini.
Tak hanya itu, pelaku pasar pun nampak takut nyemplung ke pasar kripto setelah beberapa negara kembali memelototi aktivitas berbau kripto.
Salah satunya adalah Kazakhstan yang kemarin menyampaikan sikap antipati terhadap pertambangan aset kripto. Pandangan negara Asia Tengah itu mengikuti jejak China dan AS, yang kompak menyoroti aktivitas pertambangan kripto karena dianggap boros energi.
Rusia pun kini mengikuti jejak Kazakhstan. Kantor Kejaksaan Agung negara beruang merah itu dilaporkan tengah merevisi aturan yang memungkinkan aparat penegak hukum untuk menyita Bitcoin ilegal.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Terus Berlari, Raut Kripto Mulai Berseri
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini