Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: IHSG Nyaris Ke Bawah 6.000, Emas Terjungkal
shareIcon

Rangkuman Pasar: IHSG Nyaris Ke Bawah 6.000, Emas Terjungkal

8 Sep 2021, 10:48 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Pasar: IHSG Nyaris Ke Bawah 6.000, Emas Terjungkal

Lagi-lagi, nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor ke zona merah pada perdagangan hari ini. Begitu pun dengan harga emas. Lantas, apa yang terjadi di pasar hari ini?

Nilai IHSG Kembali Ambruk

Nilai IHSG berada di level 6.026,02 poin pada penutupan perdagangan Rabu (8/9), melemah 1,41% dibanding posisi awal perdagangan. Bahkan, menjelang akhir sesi II perdagangan, nilai IHSG nyaris menembus ke bawah level 6.000.

Beberapa analis menilai, pelemahan nilai IHSG hari ini disebabkan oleh reaksi pasar atas kemungkinan bank sentral Amerika Serikat The Fed melaksanakan kebijakan tapering. Investor takut The Fed akan melaksanakan kebijakan tersebut mengikuti jejak bank sentral Eropa yang digadang akan mengetatkan kebijakan moneternya dalam rapat yang sedianya berlangsung besok.

Ya, pelaku pasar khawatir bahwa Eropa akan memberikan sinyal pengurangan stimulus, sehingga pasar kembali berada pada situasi yang gamang.

Kebijakan tapering dikhawatirkan akan menghantam kinerja pasar modal domestik. Kebijakan tapering akan mengetatkan jumlah Dolar AS beredar, sehingga nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang lain akan menguat. Hal itu akan bikin investor asing lebih memilih menggenggam Dolar AS, sehingga arus modal keluar (capital outflow) dari pasar modal domestik tidak terbendung.

Di samping itu, investor asing nampaknya memilih keluar dari pasar modal dalam negeri setelah melihat kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Dalam sehari, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun meningkat 4%.

Pasar obligasi, menurut analis, adalah pasar yang paling cepat merespons gejolak yang ada di pasar. Hal itu membuat investasi di aset berisiko, seperti saham, menjadi kurang menarik.

Baca juga: Rangkuman Pasar : IHSG dan Emas Kompak Stagnan Hari ini

Kinerja Saham Hari Ini

Dalam perdagangan hari ini investor asing banyak melego saham PT Bank Cenral Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp11 miliar dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang dilepas sebanyak Rp307 miliar.

Adapun, tiga saham yang mengalami pertumbuhan nilai tertinggi adalah:

  1. PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) (tumbuh 35%)
  2. PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI) (tumbuh 34,82%)
  3. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (tumbuh 26,03%)

Sementara itu, tiga saham yang mengalami penurunan nilai terbesar adalah:

  1. PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) (turun 10%)
  2. PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (turun 9,80%)
  3. PT Boston Furniture Industries Tbk (turun 8,96%)

Di sisi lain, tiga saham yang paling banyak diperdagangkan hari ini berdasarkan frekuensinya adalah:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (42.508 kali)
  2. PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) (32.679 kali)
  3. PT Bank MNC International Tbk (BABP) (29.737 kali)

Harga Emas Juga Terjungkal Hari Ini

Sama seperti nasib IHSG, harga emas hari ini pun harus terjungkal. Harga logam mulia pada Rabu (8/9) pukul 17.00 WIB berada di level US$1.797,38 per ons, atau turun 0,71% dibanding waktu yang sama kemarin.

Penurunan harga emas kali ini disebabkan oleh aksi investor yang melepas emas dan memburu obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Musababnya, apalagi kalau bukan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Investor akan melepas emas jika tingkat imbal hasil obligasi pemerintah menanjak. Sebab, investor tentu akan lebih memilih mendulang cuan di instrumen yang imbal hasilnya tengah moncer ketimbang menggenggam emas, sebuah instrumen yang tak menghasilkan imbal hasil secara periodik.

Selain itu, pelaku pasar juga ragu-ragu masuk pasar emas karena menanti sinyal pengetatan moneter dari Bank Sentral Eropa. Otoritas moneter itu rencananya akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada Kamis waktu setempat.

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Adi Putro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
weekly news
Pasar Sepekan: Rusia Tabuh Genderang 'Perang', Market Ikut Bergelombang
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1