Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Investasi Jangka Pendek
shareIcon

Investasi Jangka Pendek

0  dilihat·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek adalah kegiatan untuk mendulang cuan di waktu yang pendek namun dengan risiko lebih rendah. Simak selengkapnya di sini!

Apa Itu Investasi Jangka Pendek?

Investasi jangka pendek adalah kegiatan investasi yang umumnya dilakukan dalam rentang waktu mulai dari satu hingga lima tahun lamanya.

Investasi jangka pendek fokus pada kegiatan investasi yang melibatkan aset-aset yang mampu dikonversi menjadi uang kas dengan cepat. Sehingga, investor dapat menarik pokok investasi atau imbal hasilnya kapan pun sesuai kebutuhannya.

Selain itu, investor juga melakukan investasi jangka pendek dengan tujuan untuk menjaga kekayaannya dari gerusan inflasi di jangka pendek. Nah, oleh karenanya, karakteristik ini berbeda dengan investasi jangka panjang, di mana tujuannya adalah untuk mencapai tujuan finansial di jangka panjang.

Hanya saja, investasi jangka pendek berbeda dengan kegiatan trading karena keduanya memiliki fundamental yang berbeda.

Secara hakekatnya, investasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendulang untung dalam bentuk apresiasi harga atau imbal hasil. Sementara itu, trading merupakan aktivitas mencari cuan dengan memanfaatkan fluktuasi harga aset di jangka pendek.

Selain itu, perbedaan lain antara keduanya adalah risiko, di mana trading tentu memiliki risiko lebih besar ketimbang investasi.

Apa Saja Manfaat dan Kekurangan Investasi Jangka Pendek?

Investor bisa merasakan manfaat investasi jangka pendek seperti berikut:

  1. Investor dapat "mencairkan" asetnya dengan cepat tanpa perlu menunggu waktu lama. Sehingga, uang tersebut bisa dimanfaatkan oleh investor kapan pun sesuai kebutuhan.
  2. Investor bisa keluar pasar jika kondisi mendukung, misalnya kenaikan harga aset secara tiba-tiba. Sementara itu, investasi jangka panjang tidak mengindahkan volatilitas jangka pendek agar investor tetap fokus pada tujuan finansialnya.

Kendati demikian, investasi jangka pendek juga memiliki kelemahan seperti:

  1. Investor perlu membayar beban-beban yang muncul dari kegiatan jual-beli aset, misalnya beban admin atau beban komisi, lebih banyak dibanding investasi jangka panjang.
  2. Investasi dalam periode pendek mengharuskan investor untuk memiliki pengetahuan investasi yang mumpuni dan rajin memantau pergerakan harga agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.

Apa Saja Contoh Aset Investasi Jangka Pendek?

Investor dapat memilih beragam aset sebagai wahana andalannya dalam kegiatan ini. Namun, berbeda dengan investasi jangka panjang, aset-aset yang dimanfaatkan di investasi ini sangat tergantung dengan periode investasi yang dipilih sang investor. Yuk, simak selengkapnya!

1. Investasi Kurang dari Dua Tahun

Jika investor ingin berinvestasi kurang dari dua tahun, maka ia bisa menjatuhkan pilihan pada instrumen-instrumen yang berjangka sangat pendek. Dalam hal ini, investor bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang.

Kedua instrumen itu bisa menjadi pilihan jitu lantaran imbal hasil keduanya, pada umumnya namun tidak selalu, lebih besar dari bunga simpanan perbankan. Sehingga, sang investor pun berkesempatan untuk mengalahkan inflasi jika menempatkan dana di kedua produk-produk tersebut.

Namun, sebagai opsi lainnya, investor juga bisa menempatkan dana di Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang bertenor dua tahun. Investor bisa mengambil keputusan ini jika ingin memperoleh imbal hasil tetap per bulannya. Di Indonesia, contoh SBN ritel yang bertenor dua tahun adalah Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST).

2. Investasi Antara Dua Hingga Tiga Tahun

Investor bisa memilih beragam instrumen dengan tenor dua-tiga tahun jika memutuskan ingin berinvestasi dengan rentang waktu tersebut. Dalam hal ini, investor bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap atau SBN ritel yang bertenor dua hingga tahun, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau Sukuk Ritel (SR).

3. Investasi Antara Tiga Hingga Lima Tahun

Jika investor berniat investasi dengan kurun tiga hingga lima tahun, maka investor bisa memilih instrumen seperti sertifikat deposito. Yakni, sebuah produk perbankan yang memberikan premi suku bunga sebagai imbalan bagi pelanggan dengan membiarkan deposito tersimpan dalam jangka waktu tertentu.

Instrumen investasi ini cukup populer karena terbilang aman. Hal ini mengingat produk sertifikat deposito diterbitkan oleh bank-bank yang berada di bawah pengawasan otoritas moneter. Di samping itu, nasabah bisa menjual kembali sertifikat tersebut jika ingin menjualnya. Tak ketinggalan, nasabah juga bisa memilih pencairan bunga setiap bulan atau di tanggal jatuh temponya.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Referensi: NerdWallet, Corporate Finance Institute

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Volatilitas

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1