Uni Eropa akan memberlakukan tarif impor terhadap mobil listrik yang masuk kedalam negaranya, lantas bagaimana nasib dari perusahaan-perusahaan mobil listrik dengan adanya pemberlakukan kebijakan ini? Simak berita berikut!
Uni Eropa memiliki rencana untuk menerapkan kebijakan tarif impor terhadap electric vehicle yang berasal dari China. Hal ini dilakukan agar produsen EV tersebut tidak mendistribusi pasar electric vehicle di Uni Eropa karena pemerintah China memberikan subsidi secara masif untuk produsen electric vehicle untuk bisa berekspansi secara masif di luar China. Selain diberikan subsidi, produsen EV asal China juga mendapatkan keuntungan karena mayoritas komponen EV diproduksi secara internal dan di China sendiri terdapat supply chain untuk membuat baterai EV yang memadai yang membuat biaya produksi pun rendah.
Kebijakan ini tentunya memberatkan perusahaan EV salah satunya adalah Tesla. EV Tesla yang diproduksi di China akan mendapatkan tarif impor sebesar 9%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang diproyeksi dan dicanangkan di awal Juli 2024, yakni sebesar 20.8%
Tentunya berita tarif impor yang lebih rendah berdampak positif bagi Tesla, karena harga jual Tesla di Eropa tidak akan meningkat secara drastis. Keuntungan ini juga berkat permintaan dari Elon Musk yang meminta adanya keringanan tarif impor untuk Tesla agar bisa bersaing dengan produsen EV lainnya yang berasal dari China.
Perusahaan EV lainnya seperti BYD mendapatkan tarif impor yang cukup tinggi yakni sebesar 17% (penurunan 0.4% dari 17.4%), Geely mendapat tarif sebesar 19.3%, dan SAIC sebesar 37.6%. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa tarif tersebut akan turun meningkatan Uni Eropa masih terbuka untuk membicarakan mengenai besaran tarif impor asalkan perusahaan EV asal China tersebut terbuka akan besaran subsidi yang mereka terima dari pemerintah China. Namun sebaliknya, apabila perusahaan tersebut tidak kooperatif dengan pemerintah Uni Eropa maka tarif impor EV akan dinaikan menjadi 36%-37%. Rencananya tarif impor ini akan diberlakukan selama 5 tahun apabila disetujui.
Dengan adanya kebijakan penurunan tarif impor yang lebih kecil dibandingkan dengan kompetitornya yang berasal dari China, Tesla akan mampu bersaing melawan produsen EV lainnya di Uni Eropa. Terlebih sekarang ini Tesla berkomitmen untuk mengembangkan kualitas produknya namun tetap mempertahankan atau menurunkan harga jual produknya.
Tesla sendiri juga diuntungkan dengan membangun pabrik di China, karena secara langsung Tesla juga mendapatkan manfaat dari pemerintah China berupa tarif tanah yang disubsidi, pengurangan pajak penghasilan, mendapatkan akses ke supply chain baterai EV yang lebih mudah serta murah, dan dukungan lain dari pemerintah Beijing.
Saham Tesla sendiri juga sudah mengalami penurunan harga sebesar 4.4% selama 1 tahun kebelakang ke level USD221.09 per lembar sahamnya. Namun, menurut analis dengan prospek growth Tesla yang masih besar, saham Tesla memiliki nilai wajar di level USD280 dalam jangka waktu 1 tahun kedepan. Jadi gimana tertarik ga beli saham Tesla?
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini