Yuk simak apa itu spatial computing dan hubungannya dengan blockchain serta AI!
Spatial Computing adalah teknologi yang memungkinkan adanya interaksi virtual manusia dengan mesin yang dapat memanipulasi referensi ke objek dan ruang nyata. Teknologi ini mengkombinasikan berbagai komponen teknologi lainnya seperti IoT, digital twins, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI) untuk menciptakan pengalaman virtual yang membuat pemakai seolah-olah berada di dunia nyata.
Teknologi Blockchain semakin menjadi landasan dalam pengembangan augmented reality (AR) dan VR. Integrasinya antara blockchain dan spatial computing dapat menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk sistem keamanan yang memungkinkan adanya kepemilikan yang dapat diverifikasi.
Teknologi Blockchain dapat menyediakan kerangka kerja yang aman, transparan, dan mendalam untuk interaksi digital bagi konsumen aplikasi AR dan VR. Integrasi ini membawa banyak manfaat, termasuk peningkatan keamanan karena sifat desentralisasi blockchain dan berkurangnya ketergantungan pada otoritas pusat. Ini memastikan transparansi dan keabadian dengan merekam transaksi dan interaksi secara aman di lingkungan AR dan VR.
Salah satu contoh kegunaan teknologi ini adalah sistem yang memfasilitasi kepemilikan digital asli melalui NFT bertenaga kripto. Aset digital unik seperti real estat virtual atau item di lingkungan AR/VR yang memungkinakn pemiliknya untuk meninkmati aset tersebut secara virtual.
Perkiraan dari Statista menunjukkan bahwa 98 juta konsumen dapat menggunakan teknologi VR pada tahun 2023, sementara teknologi AR canggih dapat menambah 23 juta pengguna lagi. Pasar AR dan VR dapat tumbuh hampir 50% dalam hal pengguna yang ditambahkan pada tahun 2027.
Pertumbuhan industri VR dan AR | Source: Statista
Selain digunakan dalam teknologi blockchain, Teknologi AR & VR juga dapat ditemukan di metaverse, game, dan pengembangan hardware berbasis AR dan VR, seperti Apple Vision. Spatial computing menampilkan teknologi baru yang terkait dengan bagaimana komputer berinteraksi dengan dan memproses informasi tentang ruang fisik di sekitar kita - alias informasi spasial.
Dalam augmented reality (AR) dengan adanya integrasi dengan spatial computing, hal ini memungkinkan adanya overlay informasi digital ke dunia nyata dan memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan elemen augmented secara alami. Teknologi ini membantu menciptakan lingkungan digital yang imersif untuk meningkatkan interaksi di dunia VR.
Penggunaan AI yang paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah social media, misalnya seperti Tiktok ataupun Instagram, selain itu, Netflix dan Youtube juga merupakan salah satu produk yang terintegrasi dengan AI loh!
Sampai saat ini TikTok memiliki 1.5 miliar pengguna aktif bulanan yang menonton 1.5 jam per hari, Pengguna Netflix melakukan streaming +180 miliar jam per tahun dan YouTube memiliki 2,6 miliar pengguna bulanan yang menonton. 1 miliar jam setiap hari. Secara keseluruhan, ada sekitar 1,8 triliun jam data video yang dibuat per tahun dan akan semakin berkembang kedepannya. Oleh karena itu, kedepannya diproyeksikan tingkat penetrasi pasar AI akan meningkat signifikan.
Semua aplikasi tersebut memiliki kesamaan berupa aplikasi penayang video, Video adalah bentuk dominan media online saat ini karena menyumbang +80% dari bandwidth internet dan terus berkembang. Dengan adanya perkembangan industri yang semakin masif, hal tersebut juga tergambar dari consumer spending on mobile apps masyarakat global yang menunjukan pertumbuhan positif.
Pengeluaran Konsumen di Mobile Apps | Source: Statista
Salah satu project AI yang sedang menjadi trending topic adalah Sora AI, dimana OpenAI merupakan pengembang dari project ini. OpenAI meluncurkan model generasi video baru, dan itu disebut Sora. Sora AI mampu membuat suatu video yang berdurasi hingga 1 menit secara realistis dan imajinatif dari instruksi teks yang dituliskan oleh penggunanya atau dapat dikatakan sebagai model text-to-video.
Dalam pengaplikasannya, tim produksi telah melakukan setting agar video yang ditayangkan tidak mengandung unsur kekerasan ekstrem, konten seksual, citra kebencian, kemiripan selebriti, atau IP orang lain. Dalam hal merealisasikannya, OpenAI membutuhkan suatu mother server yang memiliki GPU canggih yang membutuhkan konsumsi energi yang sangat besar.
Di tahun 2024, investor boleh nih untuk memperhatikan beberapa proyek crypto spatial computing, berikut adalah beberapa watchlist pilihan analis:
1. Decentraland (MANA): platform realitas virtual 3D terdesentralisasi yang didukung oleh blockchain Ethereum, di mana pengguna dapat membuat struktur virtual seperti kasino, galeri seni, ruang konser dan taman hiburan, dan mengenakan biaya ke pemain lain yang mengunjunginya. Token MANA juga dapat digunakan untuk membayar berbagai avatar, perangkat yang dapat dikenakan, nama, dan lainnya di pasar Decentraland. Salah satu project dari MANA adalah kerjasamanya dengan Samsung untuk mengintegrasikan Samsung dengan Metaverse.
2. Highstreet (HIGH): Menggabungkan e-commerce dengan sistem game di metaverse. Hal ini memungkinkan pengguna dapat berbelanja dan bermain dalam satu sistem yang terintegrasi.
3. Render Token (RNDR): Jaringan rendering GPU terdistribusi yang dibangun pada blockchain Ethereum. RNDR adalah token utility ERC-20 yang digunakan para seniman di jaringan untuk menukar GPU compute power dari penyedia GPU. RNDR menggunakan kombinasi sistem bukti kerja manual dan otomatis untuk memverifikasi semua karya seni telah berhasil dirender sebelum pembayaran dan perilisan.
Salah satu project dari RNDR adalah kerjasama nya dengan Apple dengan meluncurkan Vision Pro headset yang menggabungkan antara Augmented Reality (AR) and Virtual Reality (VR).
4. ARPA Network (ARPA): Jaringan komputasi aman terdesentralisasi yang dibangun untuk meningkatkan keadilan, keamanan, dan privasi blockchain. Jaringan BLS di ARPA berfungsi sebagai infrastruktur Random Number Generator (RNG) yang dapat diverifikasi, mengamankan wallet, jembatan cross-chain, dan kustodian terdesentralisasi di beberapa blockchain. ARPA sebelumnya dikenal sebagai ARPA Chain, jaringan Multi-party Computation (MPC) yang mempertahankan privasi yang didirikan pada tahun 2018. ARPA Mainnet telah menyelesaikan lebih dari 224.000 tugas komputasi dalam beberapa tahun terakhir.
5. Internet Computer (ICP): Blockchain serba guna tercepat dan satu-satunya yang dapat diskalakan dan diinkubasi dan diluncurkan oleh DFINITY Foundation pada Mei 2021 dan bertujuan untuk menjadi 'komputer dunia' yang menampung dapps Web3, DeFi, game, NFT, media sosial, dan metaverse yang digunakan oleh miliaran pengguna.
6. Livepeer (LPT): jaringan streaming video langsung pertama yang sepenuhnya terdesentralisasi. Platform open-source memungkinkan pengguna dan pengembang untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan peningkatan platform secara bebas. Livepeer juga menawarkan peluang untuk konsumsi konten bayar sesuai pemakaian, layanan video sosial penskalaan otomatis, jurnalisme langsung yang tidak dapat disensor, dan dApps yang mendukung video.
1. Kompleksitas Teknis: Mengintegrasikan sistem blockchain dengan teknologi AR dan VR membutuhkan teknologi canggih karena harus bisa menginkorporasikan data secara real-time.
2. Masalah Privasi dan Keamanan: Terlepas dari peningkatan keamanan blockchain, integrasinya dengan AR dan VR menimbulkan masalah privasi data, karena teknologi ini sering menangani informasi pengguna yang sensitif.
3. Ketidakpastian Peraturan: Peraturan pemerintah dapat menjadi penghambat ataupun pendorong dari perkembangan blockchain dan AR dan VR menciptakan ketidakpastian yang dapat menghambat pengembangan dan investasi proyek.
4. Penetrasi Pasar Kurang Optimal: Dibutuhkan beberapa waktu agar masyarakat dapat menerima adopsi teknologi blockchain yang digabungkan dengan AR / VR.
Bagikan artikel ini