Currency exchange adalah proses pertukaran 2 mata uang dengan nilai tukar dan tanggal settlement yang ditentukan pada saat transaksi dilakukan. Karena perannya sangat penting dalam perdagangan internasional, pasar forex merupakan pasar paling besar dan likuid di dunia dengan nilai transaksi dapat mencapai triliun dollar AS per harinya.
Pertukaran mata uang asing atau valas atau forex adalah ketika satu mata uang (seperti dolar AS) dikonversi ke mata uang negara lain (seperti euro). Turis, perusahaan / bisnis, dan pemerintah memiliki kebutuhan yang berbeda untuk valuta asing, sehingga mereka pergi ke pasar valuta asing, ke bank, atau ke loket FX di bandara untuk mengubah mata uang lokal mereka menjadi jenis mata uang yang mereka butuhkan.
Kurs di mana satu mata uang dikonversikan ke mata uang lain disebut “kurs FX,” terutama berdasarkan pada penawaran dan permintaan untuk mata uang tersebut, biasanya didorong oleh ekonomi keseluruhan dan situasi politik kedua negara yang terlibat. Nilai mata uang biasanya dihargai sehubungan dengan nilai mata uang lain.
Sebagian besar negara di dunia memiliki mata uang nasional mereka sendiri, yang dikeluarkan oleh bank sentral negara tersebut. Tetapi beberapa negara hanya menggunakan mata uang internasional terpercaya seperti dolar AS alih-alih membuat dan memantau mata uang mereka sendiri.
Mata uang yang paling umum adalah mata uang yang berasal dari negara- negara kaya dan stabil – yang disebut sebagai mata uang “keras (hard)”. Mata uang negara- negara yang lebih miskin dan kurang stabil kadang-kadang disebut mata uang “lunak (soft)”, dan mereka tidak dipercaya. Mata uang keras cenderung dalam permintaan lebih tinggi daripada mata uang lunak karena mereka dianggap sebagai penyimpan nilai yang lebih dapat dipercaya. Di bawah ini adalah beberapa mata uang yang paling umum di dunia:
Dolar AS adalah mata uang yang paling dominan di dunia. Jadi tidak mengherankan bahwa konversi dolar ke mata uang lain adalah perdagangan valuta asing yang paling umum. Di bawah ini adalah empat pasangan mata uang utama (kamu mungkin akan melihatnya di konter FX di bandara dan di The Wall Street Journal / surat kabar harian internasional berpengaruh yang diterbitkan di New York)
1.USD / EUR
2.USD / JPY
3.USD / GBP
4.USD / CHF
Tingkat inflasi adalah salah satu pendorong nilai tukar mata uang asing yang paling signifikan. Inflasi mengacu pada tingkat kenaikan harga rata-rata barang dan jasa dalam suatu perekonomian apabila dibandingkan dengan daya beli mata uang lokal suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi membuat mata uang mengalami penurunan value yang membuatnya menjadi tidak berharga, sedangkan tingkat inflasi yang rendah membuatnya lebih berharga.
Tingkat inflasi sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan jumlah uang beredar, kebijakan pemerintah, dan guncangan eksternal seperti bencana alam atau peristiwa geopolitik. Misalnya, kenaikan harga minyak yang tiba-tiba dapat menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi, karena biaya transportasi dan produksi meningkat, yang menyebabkan harga barang dan jasa yang lebih tinggi.
Inflasi terlihat berdampak negatif pada kekuatan nilai tukar mata uang suatu negara. Oleh karena itu, diperlukannya bank sentral untuk mengelola dan menurunkan atau meningkatkan tingkat inflasi ke tingkat yang sesuai dengan cara mengurangi atau memperbanyak tingkat peredaran M2 supply. Selanjutnya, perlu diketahui juga bahwa jika tingkat inflasi suatu negara lebih tinggi daripada mitra dagangnya, mata uangnya akan terdepresiasi, membuat ekspornya lebih kompetitif. Namun, jika tingkat inflasi suatu negara lebih rendah, mata uangnya akan terapresiasi, membuat impor lebih murah.
Suku bunga adalah pendorong penting lainnya dari nilai tukar mata uang asing.Kebijakan moneter diadopsi oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi, yang berdampak pada nilai tukar mata uang. Seringkali, bank sentral mencoba mendinginkan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi ini kemudian membuatnya lebih menarik bagi investor asing dan kemungkinan akan meningkatkan permintaan untuk mata uang negara yang kemudian meningkatkan nilai mata uang.
Perumpamaan: Suku bunga di Amerika Serikat lebih tinggi daripada suku bunga di Jepang. Ini berarti bahwa investor dapat memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dengan memegang dolar AS daripada dengan memegang yen Jepang. Akibatnya, investor dapat menjual yen mereka dan membeli dolar, yang dapat menyebabkan peningkatan nilai dolar relatif terhadap yen.
Stabilitas politik dan kinerja ekonomi mempengaruhi kemampuan suatu negara untuk menarik investasi asing dan dapat memengaruhi hubungan perdagangan. Peristiwa politik, seperti ketidakpastian seputar hasil politik dapat menyebabkan investor mencari mata uang safe-haven (USD, EUR, JPY, CHF), yang dapat meningkat nilainya. Lingkungan politik yang stabil dapat memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada investor, yang mengarah pada peningkatan aliran modal.
Selain itu, investor melihat indikator ekonomi, seperti PDB, tingkat pekerjaan, dan tingkat inflasi untuk menentukan potensi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara-negara dengan kinerja ekonomi yang kuat dapat menarik lebih banyak investasi asing, yang mengarah pada peningkatan permintaan untuk mata uang mereka dan nilai tukar yang lebih kuat.
Utang pemerintah mengacu pada jumlah uang yang telah dipinjam pemerintah untuk membiayai operasinya. Tingkat utang pemerintah yang tinggi dapat membuat investor khawatir tentang kemampuan suatu negara untuk membayar utangnya. Hal ini dapat menyebabkan investor menuntut pengembalian yang lebih tinggi, yang menyebabkan nilai tukar yang lebih lemah. Sebaliknya, negara-negara dengan tingkat utang yang lebih rendah dapat dipandang lebih stabil, yang mengarah pada permintaan yang lebih tinggi untuk mata uang mereka.
Negara-negara dengan peringkat kredit yang lebih tinggi dapat dipandang lebih stabil dan menarik bagi investor, yang mengarah ke nilai tukar yang lebih kuat. Negara-negara dengan peringkat kredit yang lebih rendah mungkin menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang menyebabkan nilai tukar yang lebih lemah.
Forex menurut Islam dapat dinyatakan halal jika tidak mengandung tiga unsur haram: riba atau bunga, gharar atau ketidakpastian dan qimar yaitu spekulasi. Memang, para ulama dan ahli keuangan syariah memang masih banyak berbeda pandangan mengenai transaksi forward dan swap. Namun, dapat ditarik benang merah bahwa transaksi ini bisa halal jika memenuhi unsur kemaslahatan.
Konsensus internasional mengenai prinsip syariah memiliki tinjauan lebih jauh mengenai praktik hedging dan swap yang sudah jadi kebutuhan primer di era ini. Dilansir dari laman resmi Financial Islam, beberapa bank syariah yang menggelar pasar forex menerapkan prinsip syariah untuk melaksanakan transaksi valuta asingnya.
Prinsip ini dilakukan dengan menghindari tiga unsur yang paling dihindari dalam transaksi keuangan sebagaimana disebutkan di atas. Ketiganya memiliki unsur subjektivitas bergantung pada konteks transaksi dilakukan. Karenanya, forex menurut Islam dapat dinyatakan halal bergantung pada konteks mana transaksi tersbeut dilakukan.
Hedging yang dilakukan dengan kontrak berjangka oleh bank tidak lagi dipandang sebagai spekulasi, melainkan mekanisme untuk mereduksi gharar atas volatilitas pasar valas dunia. Dengan memenuhi prasyarat syariah seperti non-spekulasi semata, praktik hedging tidak lagi dikategorikan dalam praktik perbankan syariah.
Selain itu, praktek swap juga telah dilakukan oleh perbankan syariah dengan berbasis akad syariah seperti wa’ad (pengikatan), murabahah (perjanjian jual beli), musawamah (jual beli dengan harga yang disepakati setelah tawar menawar) dan tawaruq (membeli secara kredit lalu menjualnya lagi dengan metode pembayaran kontan).
Akad-akad yang jelas dalam praktik jual beli menjamin kedua belah pihak tidak dirugikan atas transaksi yang terjadi. Karenanya, transaksi ini jadi memenuhi unsur syariah.
Jika konsensus internasional mengenai prinsip syariah bisa “menghalalkan” trading forex, lantas bagaimana dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI)?
Hingga saat ini, MUI hanya memberi label halal kepada satu dari tiga jenis transaksi valas yang lazim dilakukan, yakni transksi spot. Transaksi ini dianggap tunai meski penyelesaiannya membutuhkan waktu dua hari karena rumitnya mekanisme transaksi internasional ini.
Meski begitu, transaksi spot yang dimaksud MUI tetap saja melibatkan dua jenis transaksi lainnya yakni forward dan swap terkait mekanisme bank mergulasi valas yang merupakan cadangan devisanya. MUI memerlukan tinjauan lebih jauh lagi agar fatwa ini tidak rancu mengingat luasnya dunia keuangan dan pesatnya perkembangan zaman.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini