Intel termasuk sebagai salah satu pemain besar dalam industri teknologi dan juga chip semikonduktor. Namun memanasnya kompetisi yang datang dari AMD, Qualcomm, dan lain-lain membuat perlahan tahta Intel kian tergerus.
Intel terkenal sebagai produsen chip CPU yang tertanam pada komputer kita sehari-hari. Didirikan pada tahun 1968 oleh Robert Noyce dan Gordon Moore, Intel berkantor pusat di Santa Clara, California. Perusahaan ini dikenal sebagai pemimpin dalam industri semikonduktor dan berperan penting dalam kemajuan teknologi komputer dan elektronik di seluruh dunia. Mereka juga berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan untuk mendorong inovasi dalam desain chip dan teknologi manufaktur, serta memperluas bisnisnya ke bidang pusat data, kecerdasan buatan, dan Internet of Things (IoT). Namun kinerja keuangan yang semakin memburuk membuat Intel perlahan tertinggal dari kompetitor-kompetitornya.
Sesi perdagangan hari Jumat, 2 Agustus menjadi momen yang cukup bersejarah bagi Intel karena pada hari tersebut harga saham Intel anjlok 26.06% dalam sehari setelah pengumuman hasil laporan keuangan mereka kuartal 2 2024 mereka. Harga saham Intel turun dari $29.05 ke $21.48 pada sesi tersebut, membawanya kembali ke harga pada saat mereka diperdagangkan di tahun 2015. Kini, pada saat artikel ini disusun, harga sahamnya telah terkoreksi kembali ke level $20.11 per lembarnya
Koreksi dalam tersebut terjadi akibat reaksi pasar terhadap kinerja mereka yang dapat dibilang kurang memuaskan. EPS (earnings per share) Intel tercatat hanya $0.02, 80% lebih rendah dibandingkan ekspektasi analis yang berada pada angka $0.1 per lembar. Pendapatan mereka juga sedikit dibawah ekspektasi analis dengan mencatatkan nilai sebesar $12.8 miliar pada kuartal ini.
Seluruh lini produk Intel mencatatkan kinerja yang melemah pada kuartal 2 ini. Tak terkecuali lini bisnis Intel Product, yang menopang 69% dari total pendapatan Intel. Pendapatan Intel rupanya menuju trayektori yang negatif sering waktu. Sejak 2020 hingga kini, pendapatan Intel terus menurun. Setelah mencetak pendapatan tahunan sebesar $74.71 miliar pada 2021, pendapatan tersebut turun menjadi $54.22 miliar pada 2023.
Pendapatan Kuartalan Intel. Sumber: Bloomberg
Namun pada saat yang bersamaan, sayangya hal tersebut tidak diimbangi dengan tren penurunan biaya operasi, yang membuat keuntungan dari Intel semakin lama semakin tergerus.
Beban Operasional Kuartalan Intel. Sumber: Bloomberg
Intel berusaha untuk bersaing dalam industri chip dan AI dengan meluncurkan lini bisnis Intel Foundry sebagai manufaktur chip semikonduktor, bersaing dengan TSMC dan perusahaan sejenis lainnya. Namun usaha tersebut rupanya belum menunjukkan hasil yang positif karena lini usaha yang mewakili 25% dari pendapatan Intel tersebut belum berhasil mencetak laba. Bahkan, kerugiannya tercatat makin membesar pada kuartal ini dengan penurehan rugi operasi sebesar $2.8 miliar.
Sumber: Intel
Melansir dari Statista, TSMC masih menjadi raksasa global dari sisi manufaktur chip semikonduktor atau yang juga disebut foundries dengan 61% market share. Dari keseluruhannya, Intel masih belum masuk dalam radar, yang mengindikasikan penguasaan pasar yang masih rendah dari Intel.
Chip Foundries Market Share. Sumber: Statista
Ini menjadi tanda ketertinggalan Intel dari pesaing-pesaing global dan transformasi signifikan perlu dikerahkan oleh manajemen agar dapat bertahan ditengah ketatnya kompetisi pada sektor ini.
Intel sebagai pemain lama dan salah satu pelopor dalam industri ini nampaknya perlu merangkai strategi untuk mengembalikan dan memperbaiki performanya. Memang, Intel saat ini sedang memiliki usaha untuk bisa mereduksi biaya operasionalnya. Salah satunya dengan memangkas 15% dari keseluruhan total karyawannya. Namun hal tersebut belum tentu menjadi kunci kesuksesan Intel di masa depan.
Intel tengah mengalami kerugian pada 2 kuartal kebelakang dengan Net Income yang negatif. Kerugian tersebut rupanya membuat Intel harus menutupinya dengan penerbitan hutang dan juga saham baru, membuat tingkat hutang mereka merangkak naik. Dan sebagai perusahaan yang sudah mature, tidak banyak lagi growth potential yang masih mungkin dimiliki oleh Intel.
Valuasi Intel yang sangat tinggi pada saat ini dengan 93.5x P/E ratio juga membuat saham ini masih belum menarik untuk dikoleksi.
Meskipun begitu, Intel masih menjadi jawara dalam lini bisnis CPU dengan menguasai 63.4% market share, mengungguli AMD yang menguasai 33.7% pasar. Mempertahankan posisi serta mencari aspek-aspek pertumbuhan baru menjadi PR besar yang perlu untuk dilakukan Intel kedepannya.
Sumber: CPU Benchmarks
Bagikan artikel ini