Koreksi yang terjadi pada pasar keuangan AS beberapa hari kebelakang tentu menjadi hal yang patut diperhatikan dalam mengatur strategi investasi kita untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi berikutnya di pasar.
Pasar saham AS secara keseluruhan sedang mengalami koreksi. Nasdaq ditutup melemah -2.43% pada sesi perdagangan Jumat lalu. Bahkan Russel 2000, indeks saham yang menaungi saham-saham kapitalisasi kecil hingga menengah juga turun -3.52%. Padahal, fenomena the great rotation yang terjadi saat ini sebelumnya menguntungkan bagi indeks ini.
Sumber: FinViz
Tentu ini menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan mengingat pada minggu lalu, sempat terjadi rebound singkat pada saham-saham teknologi yang diinisiasi kesuksesan AMD dan juga META dalam earnings-nya. Namun narasi tersebut seolah terkubur karena saat ini secara kolektif, saham-saham teknologi, banyak yang mengalami penurunan.
Saham Intel (INTC) turun -26.06% pada sesi perdagangan 2 Agustus 2024 silam akibat hasil rilis laporan keuangan yang mengecewakan dan rencana phk karyawan besar-besaran yang akan dilakukan. Direncanakan 15% dari total karyawan akan terdampak. Secara keseluruhan, Intel telah kehilangan sekitar 66% dari nilai tertingginya yang berhasil mereka cetak pada tahun 2021.
Tak hanya Intel, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam “Magnificent 7” mayoritas mengalami hal yang serupa. Pada penutupan perdagangan hari Jumat, 2 Agustus 2024, Amazon (AMZN) turun -8.79%, Tesla (TSLA) turun -4.24%, Alphabet (GOOG) turun -2.35%, Meta Platforms (META) turun -1.93%, Nvidia (NVDA) turun -2.07%, Microsoft (MSFT) turun -2.07%. Hanya Apple (AAPL) yang melonjak tipis sebesar +0.69%.
Aksi menarik bahkan dilakukan oleh Berkshire Hathaway baru-baru ini. Perusahaan milik Warren Buffet ini telah menjual hampir 50% kepemilikannya pada Apple (AAPL). Aksi tersebut menempatkan posisi kas yang dimiliki perusahaan investasi tersebut mecetak rekor tertinggi yakni $277 miliar, mengindikasikan kas perusahaan yang semakin menggunung.
Sumber: Financial Times
Lebih mengkhawatirkannya, pada perdagangan pre-market hari Senin, 5 Agustus 2024, mayoritas dari saham-saham berkapitalisasi besar di AS mengalami penurunan yang cukup tajam.
Sumber: Bloomberg
Beberapa narasi sedang berkembang mengenai apa yang menyebabkan penjualan besar-besaran yang dilakukan oleh para investor yang menyebabkan penurunan ini. Ketakutan akan resesi yang terjadi menjadi salah satu faktor yang digunakan untuk menjelaskan hal ini. Morgan Stanley bahkan mengatakan bahwa, jalur untuk menuju skenario ‘Goldilocks’ dimana perekonomian mengarah ke softlanding mulai sulit untuk dinavigasi.
Pada saat yang bersamaan, US10Y Treasury mengalami penurunan yield sebagai antisipasi dari penurunan suku bunga yang diprediksi akan dilakukan pada September mendatang. Yield obligasi US10Y Treasury telah turun dari 4.25% ke 3.75% dalam seminggu kebelakang. Hal ini mengindikasikan peningkatan permintaan dari obligasi tersebut yang menandakan bahwa terdapat peralihan modal dari pasar ekuitas, ke kelas aset yang lebih rendah resiko seperti obligasi.
Tentu dalam kondisi yang masih prematur untuk mengambil kesimpulan di saat ini, akan menjadi penting bagi kita sebagai investor ritel untuk tetap menerapkan manajemen keuangan dalam strategi investasi kita. Tetap memiliki kas sembari memantau perkembangan yang terjadi di pasar akan menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan.
Bagikan artikel ini