Inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan inflasi dapat melalui beberapa pendekatan, salah satu nya adalah Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK).
CPI adalah ukuran ekonomi yang dapat melacak perubahan tingkat harga sekeranjang barang dan jasa konsumen yang biasanya dibeli oleh rumah tangga.CPI pada dasarnya adalah cara untuk mengukur bagaimana harga berubah untuk barang-barang yang kita semua beli secara teratur, seperti bahan makanan, bensin, sewa, dan perawatan kesehatan. Dengan adanya CPI, indeks ini memungkinkan para ekonom untuk memahami inflasi dengan memeriksa bagaimana harga berubah dari waktu ke waktu. CPI penting karena mempengaruhi daya beli, ketika CPI meningkat artinya biaya hidup juga meningkat.
Saat ini, menurut data CPI per Nov 2024, USA memiliki tingkat CPI 2.9% atau berada di atas konsensus pasar yang berada di level 2.8%. Penyumbang kenaikan terbesar CPI di Bulan Nov secara bulanan disebabkan karena kenaikan harga gas, BBM dan makanan.
USA CPI | Sumber: Bloomberg
Besaran CPI atau IHK dapat menentukan pergerakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral suatu negara karena untuk meredam adanya inflasi maupun deflasi, terdapat monetary tools berupa suku bunga. Apabila terjadi inflasi yang tinggi, bank sentral harus mengurangi supply M2 di pasar, salah satu caranya adalah meningkatkan suku bunga acuan sehingga orang-orang lebih memilih untuk menabung dibandingkan dengan spending. Sebaliknya, apabila terjadi deflasi ekonomi maupun tingkat inflasi dibawah harapan, maka bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk membanjiri kembali pasar dengan peredaran uang, sehingga terjadi pergerakan roda ekonomi yang membuat ekonomi kembali pulih. Suku bunga yang lebih rendah membuat pinjaman lebih terjangkau dan dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih besar.
Berhubung data CPI yang dirilis berada di atas konsensus pasar, hal ini dapat menjadi angin segar bagi pasar market yang memiliki risiko tinggi seperti saham ataupun crypto karena terdapat peluang baru atas ekspektasi untuk The Fed untuk menurunkan suku bunga lagi, setelah sebelumnya diumumkan bahwa The Fed hanya akan menurunkan suku bunga 1x di tahun 2025, bahkan terdapat juga ekonom yang mengatakan bahwa Bulan Des 2024 adalah bulan terakhir The Fed menurunkan suku bunga karena ingin berjaga-jaga atas kenaikan inflation apabila Trump terpilih menjadi presiden karena kebijakannya yang inflationary. Oleh dasar itu lah, mengapa per 15 Januari 2025, pasar saham AS dan crypto kembali rebound.
Selain itu, rilis data CPI juga mempengaruhi nilai mata uang US, dan terbukti bahwa DXY indeks mengalami pelemahan ke level 108 sebelum kembali rebound ke range 109.
DXY Index | Sumber: Trading View
Kedepannya, terdapat pandangan bahwa CPI akan kembali naik yang dikontribusikan oleh harga BBM, dimana hal ini sejalan dengan oil price yang terus meningkat selama beberapa bulan terakhir, dan per 15 Januari 2025 berada di posisi US$82.3 / bbl.
Oil Price per barrel | Sumber: Bloomberg
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini