Harga emas baru-baru ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai US$2.630 per troy ounce. Lonjakan ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, menjadikan emas sebagai pilihan investasi yang semakin menarik.
Emas adalah logam mulia yang telah digunakan sebagai simbol kekayaan dan kemewahan sejak zaman kuno. Keberhargaannya berasal dari kelangkaannya, daya tahannya, dan kemampuannya untuk tidak bereaksi dengan unsur lain. Emas juga memiliki nilai intrinsik yang kuat dan sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Investasi pada emas rupanya juga menawarkan imbal hasil yang menarik, terutama dalam jangka panjang. Selama 20 tahun terakhir, harga emas telah meningkat rata-rata sekitar 8-10% per tahun. Dibandingkan dengan inflasi di Indonesia yang berkisar antara 2.5-5% per tahun, emas berhasil mengalahkan inflasi dan mempertahankan daya beli investor. Misalnya, selama krisis keuangan global 2008, harga emas naik signifikan, menunjukkan kemampuannya sebagai aset safe haven.
Jika ditelaah, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas:
Pada tahun 2011, harga emas mencapai puncaknya di sekitar US$1.920 per troy ounce. Lonjakan ini didorong oleh krisis utang di Eropa dan ketidakpastian ekonomi global yang membuat investor mencari aset safe haven.
Contoh lainnya adalah kenaikan harga emas pada tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 melanda dunia. Harga emas melonjak hingga US$2.070 per troy ounce karena ketidakpastian ekonomi dan stimulus fiskal besar-besaran dari pemerintah di seluruh dunia.
Salah satu contoh penurunan harga emas terjadi pada tahun 2013, ketika harga emas turun dari sekitar US$1.600 ke US$1.200 per troy ounce. Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS dan ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi program stimulus moneternya.
Lonjakan harga emas baru-baru ini didorong oleh beberapa faktor makroekonomi, termasuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Selain itu, akumulasi emas oleh China sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa mereka juga berkontribusi pada kenaikan harga emas.
Sumber: FT
Investor harus mempertimbangkan untuk menambah emas dalam portofolio mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Dengan kondisi makroekonomi yang tidak menentu, emas dapat memberikan stabilitas dan keamanan. Namun, penting untuk tetap diversifikasi investasi dan tidak mengandalkan satu aset saja.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini