Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Dampak Penurunan Rating AS oleh Moodys
shareIcon

Dampak Penurunan Rating AS oleh Moodys

17 hours ago·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Dampak Penurunan Rating AS oleh Moodys

Moody's Investors Service telah menurunkan peringkat kredit jangka panjang Amerika Serikat dari Aaa menjadi Aa1, menjadikan AS kehilangan status "triple-A" dari ketiga lembaga pemeringkat utama setelah sebelumnya Fitch dan S&P melakukan langkah serupa.

Moody's menurunkan peringkat kredit negara Amerika Serikat pada hari Jumat karena kekhawatiran terhadap utang nasional yang terus meningkat dan kini mencapai $36 triliun, langkah yang bisa mempersulit upaya Presiden Donald Trump untuk memangkas pajak dan memberikan dampak ke pasar global.

Moody's pertama kali memberikan peringkat "Aaa" yang sempurna kepada Amerika Serikat pada tahun 1919, dan merupakan lembaga pemeringkat utama terakhir yang menurunkan peringkat tersebut.

Penurunan peringkat satu tingkat menjadi "Aa1" pada hari Jumat ini mengikuti perubahan prospek Moody's pada tahun 2023 terkait defisit fiskal yang membesar dan pembayaran bunga yang meningkat.

Alasan Penurunan Peringkat

Moody's mengutip beberapa faktor utama yang mendorong keputusan ini:

  • Defisit fiskal yang besar dan terus meningkat, dengan proyeksi mencapai 9% dari PDB pada 2035.

  • Beban utang nasional yang melonjak, diperkirakan mencapai 134% dari PDB pada periode yang sama.

  • Biaya bunga utang yang membengkak, yang diperkirakan akan menyerap hingga 30% dari pendapatan pemerintah federal.

  • Kegagalan berulang dalam reformasi fiskal, termasuk ketidakmampuan Kongres dan pemerintahan untuk mengendalikan pengeluaran atau meningkatkan pendapatan.

Peningkatan Treasury Yield Akibat Penurunan Rating

Setelah pengumuman penurunan peringkat, yield obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan, terutama pada tenor jangka menengah dan panjang. Misalnya, yield obligasi 10-tahun naik dari sekitar 4,1% menjadi hampir 4,5%. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan premi risiko yang diminta investor akibat kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal jangka panjang AS.

Kenaikan treasury yield ini juga menandakan bahwa pemerintah AS harus membayar bunga yang lebih tinggi untuk menerbitkan utang baru. Dengan proyeksi defisit mencapai 9% dari PDB dan rasio utang terhadap PDB diperkirakan mencapai 134% pada 2035, beban bunga akan semakin membebani anggaran federal. Moody’s memperkirakan bahwa biaya bunga dapat menyerap hingga 30% dari pendapatan pemerintah federal.

Respon Pasar Terhadap Penurunan Rating Amerika

Penurunan rating yang dilakukan oleh Moodys terjadi setelah market close. Namun apabila dilihat dari peristiwa penurunan Rating oleh S&P (2011) dan Fitch (2023). Berikut adalah respon pasar terhadap penurunan:

1. Penurunan Rating oleh S&P (2011)
Kronologi:
- Tanggal: 5 Agustus 2011

- Dari: AAA → AA+

Alasan: Ketidakpastian politik terkait batas utang (debt ceiling) dan memburuknya posisi fiskal jangka panjang.

Reaksi Pasar:

  • Yield Treasury justru turun tajam : 10-year Treasury yield turun dari 2.55% ke sekitar 2.3% dalam beberapa hari.
  • Pasar saham jatuh drastis : Indeks S&P 500 anjlok lebih dari 6% dalam dua hari.
  • Aset aman (safe haven) seperti obligasi AS tetap diburu investor.

2. Penurunan Rating oleh Fitch (2023)
Kronologi:
- Tanggal: 1 Agustus 2023

- Dari: AAA → AA+

Alasan: Ketidakpastian politik soal batas utang, defisit fiskal yang tinggi, dan beban utang yang terus naik.

Reaksi Pasar:

  • Yield Treasury naik sedikit, tetapi dalam rentang yang terkendali : 10-year yield naik sekitar 10–15 basis poin (0.10–0.15%) dalam beberapa hari pertama.
  • Pasar saham bergejolak singkat, tetapi pulih dengan cepat.
  • Investor global tetap membeli Treasury, karena AS masih dianggap aset paling likuid dan aman.

Karena penurunan peringkat diumumkan setelah pasar tutup dan berhasil mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, dan para analis mengatakan hal ini dapat membuat investor berhati-hati saat pasar dibuka kembali pada hari Senin (19 Mei 2025).

Reaksi Gedung Putih Terhadap Penurunan 

Stephen Moore, mantan penasihat ekonomi senior Trump dan ekonom di Heritage Foundation, menyebut langkah tersebut "keterlaluan" dan menyebutkan bahwa "Jika obligasi pemerintah AS tidak dianggap sebagai aset triple-A, lalu apa yang bisa?" 

Direktur komunikasi Gedung Putih, Steven Cheung, bereaksi terhadap penurunan peringkat tersebut melalui unggahan media sosial, menyasar ekonom Moody's, Mark Zandi, dan menyebutnya sebagai lawan politik Trump.

Zandi menolak memberikan komentar. Ia adalah kepala ekonom di Moody's Analytics, entitas yang terpisah dari lembaga pemeringkat Moody's.

Sejak kembali menjabat di Gedung Putih pada 20 Januari, Trump mengatakan bahwa ia akan menyeimbangkan anggaran, sementara Menteri Keuangannya, Scott Bessent, telah berulang kali menyatakan bahwa pemerintahan saat ini bertujuan menurunkan biaya pendanaan pemerintah AS.

Namun, upaya pemerintahan Trump untuk meningkatkan pendapatan dan memangkas pengeluaran sejauh ini gagal meyakinkan para investor.

Upaya Trump untuk memangkas pengeluaran melalui Departemen Efisiensi Pemerintahan yang dipimpin Elon Musk jauh dari target awal. Sementara itu, upaya menaikkan pendapatan lewat tarif impor menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang dan perlambatan ekonomi global, yang mengguncang pasar.

Apa Yang Dilakukan Oleh Gedung Putih Terkait Concern Moodys Terhadap Utang AS? 

Trump tengah mendorong anggota parlemen di Kongres yang dikuasai Partai Republik untuk mengesahkan RUU yang memperpanjang pemotongan pajak tahun 2017, yang merupakan pencapaian legislatif utama di masa jabatan pertamanya. Namun, para analis independen menilai langkah ini justru akan menambah triliunan dolar pada utang pemerintah federal.

Penurunan peringkat ini terjadi setelah RUU pajak tersebut gagal melewati prosedur penting pada hari Jumat (16 Mei 2025), karena kelompok Republikan garis keras yang menuntut pemotongan belanja lebih dalam memblokir langkah tersebut — kemunduran politik yang jarang terjadi bagi Presiden dari Partai Republik di Kongres.

Moody's menyatakan bahwa usulan fiskal yang sedang dipertimbangkan kemungkinan tidak akan mengarah pada pengurangan defisit yang berkelanjutan dan bertahun-tahun, dan memperkirakan beban utang federal akan meningkat menjadi sekitar 134% dari PDB pada tahun 2035, dibandingkan 98% pada 2024.

"Penurunan peringkat kredit oleh Moody's seharusnya menjadi peringatan bagi Trump dan Partai Republik di Kongres untuk menghentikan pengejaran sembrono mereka terhadap pemotongan pajak yang merusak anggaran," kata Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat. "Sayangnya, saya tidak berharap banyak."

Investasi dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi di 1000+ pilihan aset yang mencakup Saham AS & ETF, Options Trading untuk Saham AS & ETF, Aset Crypto, Crypto Futures, Emas, dan juga puluhan produk Reksa Dana, semua mulai dari Rp10.000 saja! Di Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena Pluang sudah bekerja sama dengan mitra-mitra tepercaya yang memiliki izin dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait. Yuk, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1