Pada closing market tanggal 14 Agustus 2024 (ET), Indeks saham di AS seperti S&P 500 ditutup naik 0.38%, NASDAQ Composite ditutup menguat tipis 0.03%, sementara Dow Jones Industrial Average ditutup menghijau +0.61%.
Hal ini didukung oleh data US CPI (Jul 2024) yang dirilis sesuai lebih bagus dibandingkan ekspektasi yakni dengan pertumbuhan sebesar 2.9% YoY (Vs. ekspektasi 3%). Selanjutnya, secara bulanan, baik CPI maupun CORE CPI yang telah dirilis in-line dengan konsensus 0.2% MoM.
Data ini turut melengkapi data US PPI yang telah dirilis pada 13 Agustus 2024 yang juga menunjukan pertumbuhan moderat, meskipun belum mencapai target 2% seperti yang dicanangkan oleh bank sentral AS. Saat ini, market berekspektasi The Fed akan melakukan penurunan suku bunga di 18 September 2024 sebesar 25 bps sampai 50 bps. Ekspektasi cut rate di tahun 2024 adalah sebesar 3 kali yakni di bulan September, November dan Desember 2024.
Namun investor tetap harus mengetahui bahwa The Fed masih perlu memperhatikan data ekonomi lainnya untuk menyempurnakan keputusannya untuk melakukan cut rate atau tidaknya. Berikut adalah data ekonomi yang perlu diperhatikan Initial Jobless Claims yang data nya dirilis setiap hari Jumat (waktu Indonesia) dan US Retail Sales.
Apabila benar adanya terjadi penurunan suku bunga di US, maka potensi inflow fund ke negara-negara berkembang akan semakin tinggi, karena imbal hasil di US Vs. negara berkembang akan menjadi lebih kecil, sehingga akan menarik bagi investor untuk berinvestasi di emerging market yang memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi.
Penurunan suku bunga membuat tingkat kupon dari fixed income menjadi menurun, sehingga banyak investor yang mencari aset investasi lainnya yang bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dengan memindahkan dana nya ke pasar saham.
Selanjutnya, untuk obligasi sendiri, obligasi memiliki keterkaitan dengan suku bunga. Penurunan suku bunga memberikan sentimen positif untuk bonds dan hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep duration. Duration adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi pada obligasi dalam bentuk arus kas yang dihasilkan oleh obligasi. Semakin tinggi duration, semakin sensitif harga obligasi terhadap perubahan suku bunga. Apa itu artinya?
Misalnya: Bond A memiliki duration 5 tahun dengan bunga 8% dan Bond B memiliki duration 1 tahun dengan bunga 8%, maka ketika terjadi penurunan suku bunga harga bond A akan naik lebih tinggi dibandingkan dengan bond B.
Hal ini dapat terjadi karena ditengah penurunan suku bunga, investor akan mencari bonds yang memiliki long duration sehingga mereka bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi, konstan dan terjadi dalam waktu yang panjang.
Saat ini yield treasury 10-Y bond USA berada di level 3.8% atau sudah menunjukan penurunan yield. Penurunan yield disebabkan karena adanya apresiasi harga bond menjadi premium (diatas par) karena adanya pertumbuhan demand.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini