Para holder kripto di seluruh dunia bisa bernafas dengan lega setidaknya untuk sementara waktu. Pada hari ini (7/8), terpantau harga Bitcoin kembali mantul ke level paling $57000-an setelah pada hari Senin (5/8) sempat terjun bebas ke $49000. Peningkatan yang cukup signifikan ini apakah hanya rebound sementara atau berkelanjutan? Simak selengkapnya di bawah ini!
Pertama-tama, mari kita kupas beberapa alasan yang mendasari penguatan harga Bitcoin pada hari ini:
1. Angin Segar dari Pejabat Bank Sentral Jepang
Deputi Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ), Shinichi Uchida menyatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar keuangan tidak stabil. Pernyataan ini menyoroti pentingnya menjaga stabilitas dalam kondisi pasar yang bergejolak. Uchida menambahkan bahwa penguatan yen baru-baru ini akan mempengaruhi keputusan kebijakan BOJ karena mengurangi tekanan kenaikan pada harga impor, dan dengan demikian, inflasi secara keseluruhan.
BOJ tetap pada target inflasi sebesar 2% yang saat ini masih berada di 2.8% atau jauh dari target namun tetap berhati-hati dalam memutuskan kebijakan moneter terutama kenaikan suku bunga. Sebelumnya pasar khawatir bahwa dalam waktu dekat Jepang kembali menaikkan suku bunga yang dapat berakibat buruk bagi pasar saham domestik, global dan harga Bitcoin.
2. Ritel Kompak Serok Bitcoin, Open Interest Meningkat
Kenaikan harga Bitcoin pada hari ini disebabkan aksi buy on the dip dari para retail. Tercatat tidak ada satu pun institusi yang mencatatkan inflow ke Bitcoin pada tanggal 6 Agustus 2024 termasuk Blackrock yang biasanya melakukan serok tapi diam saja pada perdagangan minggu ini.
Kita dapat melihat data dari Binance pada 24 jam terakhir sebagai exchange dengan volume transaksi tertinggi di dunia terjadi peningkatan open interest dan jumlah retail yang melakukan buy pada pasar spot dan long pada pasar futures. Saat artikel ini ditulis, open interest naik hampir 4% ke level $4.41 miliar begitu pula rasio long terhadap short di atas 1 yang mengindikasikan inflow retail meningkat dan lebih banyak retail yang melakukan buy on the dip.
3. Pembelian Kembali US Treasuries Bisa Tingkatkan Likuiditas
Operasi pembelian kembali surat utang negara AS (US Treasuries) oleh pemerintah AS yang diprediksi berlangsung hari ini bisa berdampak positif pada harga Bitcoin. Ketika pemerintah membeli kembali US Treasuries, mereka memasukkan lebih banyak uang ke dalam sistem keuangan. Ini meningkatkan likuiditas pasar, yang berarti lebih banyak uang tersedia untuk diinvestasikan dalam berbagai aset, termasuk Bitcoin.
Dengan lebih banyak uang yang beredar dan suku bunga yang diprediksi akan lebih rendah, investor mungkin mencari cara untuk mendiversifikasi portofolio mereka. Bitcoin, sebagai aset digital yang tidak berkorelasi dengan pasar konservatif, bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari alternatif untuk mengurangi paparan terhadap risiko dari pasar konservatif yang yield-nya mungkin akan turun.
Di samping beberapa katalis positif di atas, Bitcoin belum sepenuhnya aman karena masih ada beberapa katalis negatif di pasar yang berpotensi menekan harga Bitcoin kedepannya. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diwaspadai:
4. Data Menunjukkan Institusi Tidak Buy on The Dip
Walaupun harga Bitcoin merosot tajam khususnya pada minggu ini, tercatat beberapa institusi cenderung memilih untuk tidak menyerok harga Bitcoin bahkan Blackrock yang selama ini dianggap sebagai bandar terbesar karena konsisten membeli Bitcoin tidak melakukan aktivitas apapun.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Blackrock melihat Bitcoin akan jatuh lebih dalam sehingga ketika Bitcoin menyentuh level terendah sejak ETF diluncurkan malah tidak melakukan apapun di market. Ditambah lagi, outflow dari Bitcoin dalam 3 perdagangan terakhir bisa dibilang cukup masif dengan total dana keluar lebih dari US$500 juta.
5. Iran Tak Kunjung Serang Israel
Sejak kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024, Iran tak kunjung menyerang Israel walaupun sudah mengerahkan pasukannya lebih dekat ke perbatasan Israel. Beberapa diplomat diutus agar konflik tidak mengalami eskalasi namun sepertinya Iran akan tetap menyerang Israel.
Menimbang bahwa Iran yang bersikeras akan membalas perbuatan Israel melalui pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanani yang mengatakan pada hari Senin bahwa stabilitas regional hanya dapat terwujud dengan menghukum agresor dalam hal ini rezim Zionis, maka market harus tetap mengantisipasi kemungkinan terjadinya peperangan ini. Kondisi geopolitik yang memanas terutama ketika Iran benar-benar melakukan pembalasan kepada Israel bisa berdampak buruk terhadap harga Bitcoin.
6. Secara Teknikal Belum Sepenuhnya Aman
Walaupun market mengalami rebound dalam 2 hari terakhir ini, penguatan belum berhasil tembus dari penurunan di hari Senin lalu. Secara teknikal, penguatan sementara ini belum bisa dikatakan menggembirakan karena secara momentum masih menggambarkan potensi downside terutama data terbaru menunjukkan bahwa likuiditas mengalami penurunan di minggu ini.
Bitcoin baru bisa dikatakan kembali dalam tren bullish yang kuat jika mampu kembali menggapai level $64000 sebagai resistensi kunci saat ini yang mana sering terjadi perubahan tren pada level tersebut.
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memaparkan data dan tujuan edukasi, bukan sebagai saran investasi. Keputusan jual dan membeli aset sepenuhnya berada di tangan investor.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini