Alibaba Group sedang melakukan ekspansi besar-besaran ke sektor komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI), dengan rencana investasi $53 miliar (Rp 830 triliun) dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini menjadi investasi teknologi terbesar Alibaba sejauh ini, melampaui total pengeluarannya dalam sektor tersebut selama dekade terakhir.
Walaupun memiliki capex yang besar, BABA memiliki tingkat permodalan yang besar sehingga FCF perusahaan pun masih terjaga dengan baik. Diproyeksikan FCF perusahaan untuk 2 tahun kedepan masih berada di level positif di level CNY122 miliar atau sebesar $16.9 miliar untuk tahun 2025 dan CNY156.5 miliar atau sebesar $21.6 miliar di tahun 2026.
Income Statement BABA | Sumber: Bloomberg
Alibaba berencana menerapkan AI ke dalam e-commerce, solusi bisnis, dan aplikasi konsumen untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. AI dianggap mampu meniru tenaga kerja manusia, yang dapat mengubah berbagai industri secara global.
Aplikasi berbasis AI membutuhkan daya komputasi dan kapasitas pemrosesan data yang besar, yang sedang dikembangkan Alibaba melalui ekspansi cloud-nya. Hal ini berpotensi memperkuat posisi Alibaba Cloud sebagai penyedia infrastruktur AI terdepan di China dan dunia.
Fokus Alibaba pada AI sejalan dengan upaya China untuk memimpin persaingan AI global. Pertemuan Presiden Xi Jinping dengan Jack Ma baru-baru ini juga memicu harapan akan dukungan lebih besar dari pemerintah terhadap sektor teknologi. Perusahaan China lain seperti ByteDance (pemilik TikTok) juga meningkatkan investasi di AI.
Apple dan perusahaan asing lainnya bisa memanfaatkan layanan cloud Alibaba untuk menghadirkan fitur AI sambil tetap mematuhi peraturan ketat di China. Hal ini dapat membantu perusahaan Barat beradaptasi dengan pasar AI China sekaligus memperkuat dominasi Alibaba di sektor tersebut.
Dengan adanya anggaran Capex yang tinggi untuk mengembangkan Cloud Alibaba nya, diproyeksikan pendapatan segmen cloud akan bertumbuh kedepannya. Pada tahun 2024, pendapatan cloud intelligence berada di level CNY106.4 miliar ($14.8 miliar) dan di tahun 2025 diproyeksikan bertumbuh menjadi CNY116.8 ($16.1 miliar) miliar atau memiliki proporsi sebesar 10.9% dari total revenue BABA di tahun 2025. Adapun adjusted EBITDA margin segmen di tahun 2025 berada di level 8.34%.
Walaupun demikian Alibaba masih tertinggal dibandingkan perusahaan AS. Dimana perusahaan seperti Microsoft sudah mulai terlebih dahulu untuk mengembangkan data center AI dan berencana menghabiskan $80 miliar tahun ini untuk pusat data AI. Tidak hanya MSFT, Meta juga sudah mengalokasikan sekitar $65 miliar untuk 2025.
Alibaba memang telah lama mengoperasikan platform mirip AWS secara global, tetapi baru belakangan ini serius masuk ke ranah AGI. Selain itu, perusahaan China, termasuk Alibaba, terbatas oleh sanksi AS yang melarang pembelian chip AI tercanggih dari Nvidia. Meskipun membatasi daya komputasi, hambatan ini juga membantu Alibaba mengontrol biaya pengeluaran.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini