Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Kondisi Market Jelang Rilis Data Inflasi
shareIcon

Kondisi Market Jelang Rilis Data Inflasi

13 Aug 2024, 10:09 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Kondisi Market Jelang Rilis Data Inflasi

Perilisan data perekonomian penting akan menghiasi pergerakan market pada minggu ini. Diawali dengan rilis data indeks harga produsen (PPI), disusul dengan indeks harga konsumen atau inflasi (CPI) dan ditutup dengan penjualan ritel serta klaim bantuan pengangguran. Bagaimana sikap para investor menyikapi minggu penting ini? Simak selengkapnya di Sini!

Minggu ini menjadi minggu yang sangat penting dan bisa dibilang menjadi penentu pergerakan pasar akibat beberapa data penting yang akan dirilis dari bursa tenaga kerja dan statistik perekonomian. Berikut merupakan perkembangan pasar akhir-akhir ini:

1. S&P 500 & Bitcoin Terpantau Stagnan dan Cenderung Turun

Pada perdagangan hari Senin (13/8), S&P 500 sempat melonjak ke level 5351 pada pembukaan perdagangan namun di akhir hari sedikit terperosok ke level 5344 atau tidak berubah dibandingkan dengan harga penutupan hari sebelumnya.

Setali tiga uang, Bitcoin juga terantuk-antuk dan cenderung turun setelah gagal menembus level resistensi penting di 63000 pada pekan lalu. Pekan ini, Bitcoin kembali turun ke bawah level psikologi 60000 seiring tidak adanya katalis yang berarti yang bisa mendongkrak kembali harga Bitcoin ke level sebelum crash terjadi.

Hasil ini membuat kedua aset tersebut masih berada di bawah MA short term baik 20 hari maupun 50 hari. Secara teknikal, kedua aset masih berada di tren bearish untuk jangka pendek. Apabila Bitcoin berhasil menguat ke atas 63000 dan SPX ke atas 5500, maka akan kembali menguatkan tren bullishnya dan menaruh kepercayaan yang lebih baik di market 

 

2. Tekanan Jual Lebih Banyak dari Tekanan Beli


Pekan ini melalui data dari pasar futures menunjukkan lebih banyak yang melakukan short (bearish) daripada long (bullish), hal ini menunjukkan traders cenderung mengharapkan harga aset kripto menurun. Rasio long terhadap short telah berada dibawah 1 selama 5 hari terakhir. Pada hari ini rasio long/short menjadi 0.93 padahal hari sebelumnya berada di 0.98 yang mana mencerminkan penurunannya lumayan signifikan.

 

3. Kondisi Geopolitik Iran-Israel Memanas

Sejak kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran, belum ada serangan berarti ke wilayah Israel seperti pernyataan tegas dari Iran yang sebelumnya berjanji akan membalas kematian Haniyeh dengan meluncurkan serangan ke wilayah Israel. Nampaknya, Iran masih menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan besarnya. 

Ketidakpastian ini cukup memberatkan market karena investor akan cenderung wait & see dan membuat minat beli menjadi tertunda berbarengan dengan beberapa data ekonomi penting yang juga akan dirilis pekan ini.

Juru Bicara Amerika Serikat, John Kirby, mengatakan Iran dapat meluncurkan serangan 'signifikan' terhadap Israel minggu ini. Kirby menyatakan bahwa AS berbagi kekhawatiran Israel tentang serangan Iran, dan harus ada persiapan untuk menghadapi kemungkinan serangan signifikan.

Berbicara kepada wartawan, Kirby juga mencatat bahwa waktu serangan apapun dapat mempengaruhi pembicaraan tentang sandera dan gencatan senjata di Gaza, yang dijadwalkan dilanjutkan pada 15 Agustus. Israel telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengirim delegasi ke pembicaraan tersebut, sementara Hamas menolak untuk hadir.

 

4. Data Inflasi Jadi Kunci

Layaknya aset berisiko lain, inflasi menjadi kunci. Inflasi yang menurun bisa menjadi katalis bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam jangka waktu dekat. Seperti pada grafik di atas, penurunan inflasi yang signifikan berkorelasi kuat dengan kenaikan harga Bitcoin. Saat inflasi turun dari 3.7% ke 3.2% pada oktober tahun lalu, Bitcoin rally signifikan. Begitupun saat inflasi turun dari 3.4% ke 3.1% ditambah dengan luncurnya ETF BTC pada januari lalu, Bitcoin juga lari dengan kencang. Terakhir ketika inflasi turun dari 3.3% ke 3% pada Juni 2024 ditambah dengan peluang menangnya Trump yang vokal pro kripto menguat, Bitcoin juga lari kencang pada bulan Juli.

Sebagai leading indicator, Bitcoin & Indeks Saham AS bisa kembali melanjutkan penguatan yang signifikan jika inflasi juga turun dengan signifikan. Saat ini, market masih pesimistis bahwa inflasi akan turun signifikan di mana analis hanya memproyeksikan bahwa inflasi akan stagnan di 3% sama seperti bulan sebelumnya. Hasil yang lebih baik dari proyeksi analis kemungkinan besar bisa membuat harga Bitcoin menggapai kembali level psikologis 60000 atau bahkan lebih tinggi.

 

5. Emas Alami Penguatan Jelang CPI, Investor Main Aman

Pekan ini, harga Emas dunia kembali mengalami penguatan seperti tercermin dalam grafik di atas secara timeframe mingguan ke level 2460 dan sedang mencoba menembus level tertinggi sepanjang masa di 2483. Kenaikan harga emas pada minggu ini menggambarkan minat investor yang cukup tinggi kepada aset ini jelang rilis data inflasi.

Kenaikan harga Emas yang dibarengi dengan stagnansi dan cenderung turun harga aset kelas aset berisiko seperti saham AS dan Bitcoin mencerminkan bahwa saat ini investor sedang melakukan strategi defensif dengan mengalihkan atau mengalokasikan dananya lebih banyak pada aset yang aman (safe-haven asset).

 

6. Price Action Bitcoin & Saham AS

Secara teknikal, Bitcoin mendapatkan tolakan di level 63000 pekan lalu yang menjadi kunci untuk mempertahankan tren bullish dan tidak mampu juga untuk kembali ke atas level psikologi 60000 kemarin setelah mendapatkan tekanan jual yang juga tinggi pada level tersebut. Oleh karena itu, Bitcoin akan coba bergerak menuju ke level 55000 - 56000 yang mana juga merupakan salah satu support kuat BTC yang menghadirkan banyak tekanan beli. Jika BTC kembali turun ke bawah 55000, maka target selanjutnya Bitcoin kembali ke level saat terjadi crash di 50000.

Secara teknikal, S&P 500 juga tidak mampu untuk kembali ke atas level MA 20 walaupun beberapa hari terakhir mengalami penguatan. Pada perdagangan kemarin, candle membentuk pola bearish doji yang kemungkinan besar hari ini akan melanjutkan penurunan. Target selanjutnya pergerakan dari SPX adalah ke level 5240-5260 yang juga kerap kali menjadi titik perubahan tren dan menjadi support kuat untuk saat ini.

Transaksi BTC di Sini

Beli ETF SPY di Sini!

Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memaparkan data dan tujuan edukasi, bukan sebagai saran investasi. Keputusan jual dan membeli aset sepenuhnya berada di tangan investor.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

 

Ditulis oleh
channel logo

Kevin Reviro

Right baner

Kevin Reviro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1