RBC Capital mengharapkan harga saham indeks S&P 500 naik 8% menjadi 4.100 hingga 2021 karena ekonomi AS diprediksikan akan rebound.
Menurut tim analis perusahaan tersebut, benchmark indeks S&P 500 akan capai rekor baru meski ada kemunduran singkat yang mungkin terjadi pada paruh pertama tahun ini. Harga saham indeks S&P 500 konon akan mencapai rekor tertinggi pada tahun ini, meski relinya akan sedikit tersendat.
Tim analis yang dipimpin oleh Lori Calvasina tersebut menargetkan angka indeks S&P 500 di posisi 4.100 di akhir 2021, menyiratkan kenaikan hingga 7,9% dari level penutupan pada pekan lalu. Imbal hasil indeks saham S&P 500 juga diperkirakan akan tumbuh sebesar 23% pada 2021 dan 8% pada 2022, saat AS diperkirakan pulih dari pandemi dan kejatuhan ekonominya.
Baca juga: Bursa Saham AS Menguat! Apa Kabar Portofolio Investasi?
Terlepas dari prediksi harga saham yang akan mencetak rekor, angka tertinggi seperti itu kemungkinan hanya akan datang setelah indeks saham tersandung singkat.
RBC mengharapkan adanya “periode konsolidasi” untuk mengembalikan nilai ekuitas AS sebelum menuju ke tahap kenaikan harga indeks berikutnya. Dengan kata lain, tim analis RBC meramal penurunan harga indeks pada paruh pertama tahun ini.
“Ini bisa jadi penurunan yang ringan, seperti penurunan satu digit yang terjadi baru-baru ini. Mungkin saja, di paruh pertama 2021, harga indeks saham S&P 500 bisa di angka 3.600 atau paling dalam di angka 3.200,” ujar tim RBC dalam laporannnya.
Tim analis RBC melanjutkan, alasan kemunduran itu bisa disebabkan atas respons pelaku pasar terhadap risiko-risiko ekonomi yang akan berdampak signifikan terhadap bursa saham AS sepanjang tahun ini. Namun, bisa jadi pelaku pasar justru mengabaikan risiko-risiko yang dimaksud.
Indikator yang bisa menjadi pertimbangan pelaku pasar adalah penjualan ritel dan laporan pengangguran mingguan yang memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Ditambah lagi kasus COVID-19 yang terus meningkat di seluruh negeri.
Memang, vaksinasi dan kemungkinan RUU stimulus yang dicetuskan Presiden AS Joe Biden akan memicu keuntungan terbaru bagi pasar. Namun, herd immunity tampaknya tidak akan tercapai selama bertahun-tahun mendatang.
Melihat hal tu, RBC menyebut pemerintah AS akan memajaki perusahaan dengan nilai yang lebih tinggi. Begitu pula regulasi sektor teknologi dan mundurnya dukungan The Fed sebagai risiko lain yang mengancam prospek bullish pelaku pasar.
Di samping itu, para analis RBC juga memandang bahwa harga saham di sektor keuangan dan energi disinyalir akan memiliki performa gemilang tahun ini. Sementara itu, kinerja investasi saham perusahaan real estat, kebutuhan pokok konsumen, dan komunikasi akan sedikit tertinggal di belakangnya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Markets Insider
Bagikan artikel ini