Harga emas di pasar spot pada hari ini, Rabu (7/4) pukul 09.00 WIB, melemah 0,37% ke US$1.736,85 per ons. Lesunya harga emas juga terjadi di pasar berjangka komoditas COMEX sebesar 0,23% ke angka US$1.739 per ons.
Pagi hari ini, harga logam mulia terkerek ke bawah setelah menyentuh angka US$1.745,15 per ons, yang merupakan titik tertinggi dalam dua pekan terakhir. Penguatan tersebut didukung oleh melemahnya imbal hasil obligasi AS dan pelemahan nilai dolar AS.
Pada Selasa (6/4) waktu setempat, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melorot ke 1,66% dari titik 1,69% pada Senin. Penurunan imbal hasil ini tentu menjadi kabar baik bagi permintaan emas. Sebab, secara logis, investor pasti akan beralih ke aset lain jika cuan dari menggenggam obligasi kian luntur.
Kemudian, indeks dolar AS juga melemah ke angka 92,33 dari titik Selasa yakni 92,6. Pelemahan nilai aset greenback ini sejatinya menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, emas akan menjadi lebih murah bagi para investor yang tidak terbiasa bertransaksi dengan dolar AS. Akibatnya, harga emas menjadi naik.
Hanya saja, kilaunya harga emas kemudian harus luntur oleh meningkatnya optimisme investor terhadap ekonomi AS. Hal ini terjadi setelah data-data menunjukkan bahwa ekonomi negara Paman Sam tersebut sudah mengarah ke kondisi yang lebih mumpuni.
Departemen Ketenagakerjaan AS mencatat tambahan lowongan pekerjaan baru sebanyak 268.000 pada Februari. Dengan pertumbuhan bulanan mencapai 4,9%, angka tersebut merupakan level tertinggi sejak Januari 2019.
Data tersebut melengkapi serangkaian bukti pertumbuhan ekonomi AS yang kian fantastis. Sebelumnya, Departemen Ketenagakerjaan AS menunjukkan bahwa dunia usaha di negara adidaya tersebut mampu menciptakan 916.000 pekerjaan baru pada Maret, atau hampir dua kali lipat dibanding angka Februari.
Selain itu, data indeks jasa AS pun menunjukkan penguatan. Nilai indeks tersebut berada di angka 63,7 pada Maret, atau meningkat dibanding 55,3 di Februari.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Tertekan Optimisme Ekonomi Global dan Obligasi AS
Ketika investor kian optimistis terhadap kokohnya pertumbuhan ekonomi, maka yang terjadi berikutnya adalah pergeseran selera risiko. Investor mulai berani menggenggam aset-aset berisiko, salah satunya adalah saham. Dengan demikian, emas pun ditinggalkan, dan mengerek harganya turun.
Hal ini tercermin dari kinerja indeks saham utama AS pada minggu ini. Indeks Dow Jones, misalnya, telah mencatatkan rekor di 33.579 pada Senin (5/4) waktu setempat. Begitu pun S&P 500, yang kemarin mencatatkan rekor di titik baru 4.086 pada Selasa.
Selain data-data pemulihan ekonomi yang mumpuni, meningkatnya optimisme investor juga disebabkan oleh tingkat kemajuan program vaksinasi COVID-19 yang cemerlang. Saat ini, 167,18 juta penduduk AS telah menerima vaksin COVID-19 dengan tingkat vaksinasi mencapai 3,1 juta orang per harinya.
Meski demikian, bukan berarti kinerja indeks saham AS akan selalu moncer. Masih ada kemungkinan investor beralih ke emas setelah pemerintah AS kukuh ingin menaikkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) badan demi membiayai stimulus COVID-19 senilai US$1,9 triliun.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, kenaikan tarif PPh badan di AS harus dilakukan. Kendati demikian, ia tak khawatir bahwa tingginya tarif pajak akan melukai ekonomi AS.
Baca juga: Analisis: Harga Emas Terancam Ancang-Ancang The Fed dan Optimisme Ekonomi
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini