Secara umum, kamu dapat investasi emas dengan dua cara: Trading jangka pendek atau menabung emas untuk investasi jangka panjang. Apa manfaat keduanya?
Menabung emas lebih bergantung pada tren kenaikan harga emas jangka panjang. Di masa depan, harga emas diperkirakan akan terus meningkat lantaran bank sentral di seluruh dunia terus mencetak lebih banyak uang dan mempertahankan suku bunga acuan yang rendah. Sekadar informasi, jumlah produksi emas hanya bertambah kurang dari 1% tiap tahunnya sementara 25% jumlah Dolar AS yang beredar saat ini baru dicetak pada tahun 2020 lalu.
Investor bisa melancarkan beberapa strategi untuk menabung emas secara efektif, salah satunya adalah dengan metode Dollar Cost Averaging (DCA). Melalui strategi ini, investor membeli emas secara rutin dengan nilai yang sama.
Jika kamu membeli emas dalam jumlah sama setiap bulan, maka kamu akan membeli lebih sedikit emas saat harga emas tengah menanjak. Begitu pun sebaliknya, kamu bisa mengumpulkan lebih banyak emas saat harganya sedang turun.
Lebih penting lagi, DCA akan menumbuhkan kebiasaan yang baik bagimu untuk berinvestasi secara rutin. Kedisiplinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mendulang untung dari kegiatan investasi dalam jangka panjang.
Contohnya kamu bisa berketetapan untuk menyisihkan Rp 500.000 dari gajimu untuk menabung emas tiap bulannya. Kamu bisa menerapkan strategi DCA secara otomatis dalam investasi emas di Pluang menggunakan fitur investasi otomatis! Fitur ini memungkinkanmu untuk investasi emas secara otomatis dalam jumlah yang sama setiap bulan atau bahkan setiap minggu.
Cara lain untuk investasi emas jangka panjang adalah dengan menjadikannya sebagai alat diversifikasi portofolio.
Harga emas memiliki korelasi yang rendah dengan kelas aset lainnya, sehingga sang logam mulia ini cocok menjadi aset lindung nilai saat nilai aset lainnya turun.
Sebagai contoh, anggap saja kamu berinvestasi emas dengan porsi 20% dari seluruh nilai portofolio sementara 80% sisanya kamu tanamkan di dalam saham. Ketika tren harga saham naik (bullish), kamu mungkin merasa nyaman saja dengan harga emas yang relatif datar dan adem ayem saja. Namun pada saat pasar turun (bearish) misalnya karena krisis keuangan atau pandemi, posisi emas tersebut akan menyelamatkan nilai portofolio secara keseluruhan saat harga-harga saham turun oleh berita negatif.
Karena harga emas naik karena terjadinya krisis, maka aset emasmu bisa dijual secara menguntungkan dan dananya kemudian dipakai untuk membeli saham yang harganya sedang “obral”. Nah, aksi memindahkan uang dari satu aset yang harganya naik ke aset lain yang harganya kamu ramal akan naik disebut dengan rotasi.
Di sisi lain, jual-beli emas secara aktif atau trading membutuhkan pengamatan pasar yang cermat untuk meramal pergerakan harganya dalam jangka pendek.
Jika kamu ingin mendulang cuan dari trading emas, maka kamu tidak hanya memerlukan pemahaman yang kuat tentang inflasi, suku bunga, dan nilai tukar, namun juga memerlukan pemahaman yang kuat tentang analisis teknikal.
Apapun pilihanmu, baik investasi jangka panjang atau trading, kamu bisa melakukannya di Pluang! Di Pluang, kamu bisa menikmati spread transaksi emas rendah, pergerakan harga yang real-time, dan membeli emas dengan cukup tiga kali klik saja di ponsel pintarmu!
Bagikan artikel ini