Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Leveragearrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Pelajari

NEAR Protocol, Platform Smart Contract Idola Baru di Jagat Kripto

NEAR Protocol, Platform Smart Contract Idola Baru di Jagat Kripto

0 dilihat·Waktu baca: 8 menit
mengenal near protocol

Sobat Cuan fans kripto pasti sudah mendengar tentang protokol NEAR. Namun, kamu mungkin belum memahami seluk-beluk teknologi blockchain satu ini. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut!

Apa Itu Protokol NEAR?

Protokol NEAR adalah jaringan blockchain lapis 1 berbasis algoritma konsensus Proof of Stake yang bertujuan ingin menyaingi Ethereum dari segi manfaat, penggunaan teknologi smart contract, dan skalabilitasnya.

Jaringan NEAR dibangun oleh mantan insinyur piranti lunak Microsoft Alex Skidanov dan mantan pegawai Google Illia Polosukhin. Keduanya bertemu 2018 lalu di program akselerator perusahaan rintisan bernama Y Combinator, sebuah program yang terkenal sebagai ajang tumbuhnya bibit proyek-proyek besar di kancah teknologi dan kripto seperti Coinbase, Dropbox, Airbnb, Filecoin, dan Reddit.

Keduanya menciptakan jaringan NEAR untuk memecahkan masalah skalabilitas transaksi dan tingginya biaya transaksi, dua perkara yang terjadi di platform smart contract Ethereum. 

Asal tahu saja, jaringan Ethereum kini mengalami kemandekan proses transaksi dan tingginya biaya transaksi lantaran lalu lintas transaksinya cukup padat. Kondisi tersebut sejatinya lumrah saja, mengingat arus transaksi di satu jaringan blockchain tentu akan semakin sesak seiring pertumbuhan jumlah penggunanya.

Namun permasalahannya, komunitas kripto selalu membutuhkan jaringan Ethereum untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi atau sekadar menciptakan Non-Fungible Token (NFT). Makanya, sebagai imbasnya, banyak platform smart contract lain yang menjamur dan mengklaim sebagai jaringan alternatif Ethereum, atau lebih umum dikenal sebagai “pembunuh Ethereum”, salah satunya adalah protokol NEAR.

Untuk mencapai skalabilitas dan biaya transaksi yang mumpuni, NEAR menggunakan sebuah teknologi unik bernama Nightshade dan mekanisme penciptaan blok transaksi baru bernama Doomslug. 

Kedua teknologi ini memungkinkan jaringan untuk memproses 100.000 transaksi per detik dan bahkan menghasilkan biaya transaksi yang sangat rendah. Saking rendahnya, biaya transaksi di jaringan NEAR bahkan menggunakan satuan tersendiri yang disebut Yocto.

Di samping itu, jaringan juga memanfaatkan jaringan jembatan bernama Rainbow Bridge dan lapisan 2 blockchain bernama Aurora agar penggunanya bisa melakukan interoperabilitas jaringan NEAR dengan jaringan Ethereum.

Prinsip Desain Protokol NEAR

Sejak awal, sang pengembang berpegang teguh pada prinsip-prinsip berikut ketika merancang jaringan NEAR agar manfaat ekonominya bisa terus berkembang seiring waktu.

  1. Kebermanfaatan. Dalam hal ini, pengguna dan pengembang harus membayar tarif yang konsisten ketika memanfaatkan jaringan NEAR dan menyimpan data dengan abadi di dalamnya.
  2. Skalabilitas. Jaringan NEAR harus memiliki skala ekonomis yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Teknologi dibangun bagi manusia. Setiap orang harus dapat mengoperasikan setiap komponen dalam sistem NEAR semudah mungkin agar protokol dapat dimanfaatkan secara massal.
  4. Desentralisasi berkelanjutan. Protokol harus memastikan bahwa pengguna menghadapi hambatan-hambatan seminimal mungkin dalam menggunakan teknologi NEAR agar penggunanya semakin banyak. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada satu kelompok pengguna tertentu yang mengendalikan jaringan di masa depan.

Cara Kerja Teknologi NEAR

Seperti yang telah disinggung di atas, jaringan NEAR mampu memproses 100.000 transaksi per detik dengan biaya yang sangat efisien. Namun, bagaimana cara jaringan melakukan hal tersebut?

Nah, dalam hal ini, protokol NEAR memanfaatkan satu mekanisme penyimpanan data yang disebut dengan Sharding.

Secara sederhana, Sharding adalah proses pemecahan satu blockchain menjadi bagian-bagian yang berukuran lebih kecil (shards).

Jaringan kemudian menyimpan shards tersebut di komputer-komputer (nodes) yang berbeda-beda. Nah, dengan hal ini, maka beban komputasi di masing-masing node dapat berkurang signifikan, sehingga jaringan bisa memproses transaksi berukuran raksasa dengan mudah.

Mekanisme ini sangat berbeda dari kebanyakan blockchain.

Pada blockchain lain, masing-masing node yang terlibat dalam validasi transaksi wajib menyalin data historis seluruh transaksi yang pernah tercatat di jaringan tersebut. Sementara itu, dengan Sharding, maka masing-masing node bisa berfungsi tanpa harus menyimpan data jumbo yang dimaksud.

Mekanisme Sharding sejatinya sudah digunakan oleh jaringan blockchain lain meski pemanfaatannya masih terbilang baru. Adapun salah satu jaringan yang bakal menggunakan mekanisme Sharding adalah Ethereum di dalam upgrade jaringan Ethereum 2.0.

Menjelajahi Nightshade Sharding

Jaringan NEAR sendiri melakukan Sharding dengan teknologi yang disebut dengan Nightshade Sharding. Apakah itu?

Teknologi Nightshade adalah salah satu variasi teknik Sharding yang memungkinkan satu validator transaksi untuk memproses transaksi secara paralel dengan proses yang dilakukan validator lainnya. Imbasnya, kecepatan dan kapasitas transaksi di dalam blockchain akan menjadi optimal.

Shards di dalam Nightshade akan menghasilkan chunk, yakni satu keping catatan validasi yang akan tercatat di blok transaksi berikutnya. Chunk-chunk tersebut kemudian akan diproses dan disimpan di dalam blockchain utama NEAR sebelum nantinya melalui tahap finalisasi validasi akhir.

Agar Sobat Cuan mudah memahami mekanisme teknologi ini, mari bayangkan sebuah persimpangan jalan. 

Anggaplah setiap jalan yang menuju satu persimpangan, misal pertigaan atau perempatan, sebagai shards, sementara persimpangannya sendiri diibaratkan seperti jaringan utama NEAR. Mengambil analogi tersebut, maka seluruh shards itu pada akhirnya akan bergabung dengan shards lainnya untuk membentuk satu validasi transaksi secara utuh.

Teknologi ini sebenarnya mirip dengan jaringan Harmony. Namun bedanya, shards di jaringan Harmony tidak mampu menghasilkan chunk layaknya di protokol NEAR.

Lebih lanjut, jumlah shards yang dipecah jaringan sangat tergantung dengan kondisi lalu lintas jaringan. Jumlah shards akan bejibun jika kapasitas jaringan NEAR berada dalam kapasitas maksimal, begitu pun sebaliknya. Namun, jika jumlah shards semakin banyak, maka proses transaksi bisa jadi lebih cepat dan biaya transaksi bakal semakin efisien.

Selain meningkatkan aspek skalabilitas jaringan, Nightshade juga berfungsi untuk meningkatkan aspek keamanan jaringan. Ini lantaran masing-masing validator hanya bertanggung jawab atas shards yang mereka proses semata.

Mengenal Teknologi Aurora

Di samping Nightshade sharding, jaringan NEAR juga memiliki dua teknologi yang menjembataninya dengan jaringan Ethereum, yakni Aurora dan Rainbow Bridge.

Aurora adalah jaringan blockchain lapis 2 milik protokol NEAR yang memungkinkan pengembang untuk mengoperasikan aplikasi terdesentralisasi Ethereum di jaringan NEAR.

Dengan kata lain, melalui jaringan ini, pengembang bisa memanfaatkan proses transaksi cepat dan biaya transaksi rendah milik jaringan NEAR sembari memanfaatkan kemudahan operasi dan rimbunnya jejaring aplikasi milik Ethereum di saat yang bersamaan.

NEAR mengklaim bahwa Aurora bisa menampung ribuan transaksi per detik dan mengonfirmasi satu blok transaksi dalam dua detik saja. Keunggulan itu pun tak lepas dari dua teknologi yang membentuk Aurora, yakni Aurora Bridge dan Aurora Engine.

Aurora Engine adalah Ethereum Virtual Machine (EVM) di dalam jaringan NEAR. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan seluruh perangkat Ethereum di jaringan NEAR. Dampaknya, pengembang bisa menggunakan protokol NEAR tanpa harus menghapus data aplikasi terdesentralisasinya di Ethereum dan capek-capek belajar mengoperasikan perangkat baru.

Mengenal Rainbow Bridge

Selain Aurora, terdapat pula Rainbow Bridge sebagai jaringan jembatan antara jaringan NEAR dengan Ethereum.

Rainbow Bridge adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengirim token ERC-20, stablecoins, wrapped tokens, dan NFT dari jaringan NEAR ke Ethereum dan sebaliknya. Sebagai dampaknya, pengguna dan pengembang bisa memanfaatkan biaya transaksi rendah dan pemrosesan jumlah transaksi besar yang terdapat di jaringan NEAR.

Aspek Tokenomics NEAR

Protokol NEAR memiliki satu token native bernama NEAR. Layaknya di dalam platform smart contract lainnya, token ini digunakan untuk:

  1. Membayar biaya transaksi.
  2. Membayar jasa penyimpanan data di jaringan. Asal tahu saja, aplikasi di jaringan NEAR harus membayar biaya sewa penyimpanan data. Namun, jaringan kemudian akan “membakar” sebagian token NEAR yang digunakan sebagai pembayaran jasa sewa penyimpanan data tersebut dan membuat suplai NEAR beredar menjadi susut.
  3. Melakukan staking. Validator transaksi menerima imbalan dalam bentuk NEAR sebagai balas jasa karena telah membantu mempertahankan aspek keamanan jaringan. Selain itu, kolektor NEAR juga bisa menerima imbalan jika melakukan staking di dompetnya.
  4. “Surat suara” untuk menentukan pengembangan jaringan di masa depan.

Protokol NEAR akan meningkatkan suplai tokennya dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahun sesuai tabel di bawah ini. 

Berdasarkan jumlah transaksi per harinya saat ini, maka suplai token akan meningkat 5% per tahun. Sekitar 90% dari token-token baru tersebut akan menjadi milik validator, sementara sisanya akan masuk sebagai “uang kas” yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mendukung pengembangan platform ke depan.

Meski biaya jaringan NEAR cukup rendah, nilai token NEAR sebenarnya bisa saja tidak mengalami inflasi selama volume transaksi jaringannya semakin menggembung antar waktu. 

Sekadar informasi, inflasi NEAR bisa mencapai 0% jika jaringan memproses 1 miliar transaksi per hari. Bahkan, inflasi NEAR bisa menyentuh -2% jika jaringan memproses 2 miliar transaksi per hari.

Kelebihan dan Kelemahan Jaringan NEAR

Berikut adalah daftar kelemahan dan kelebihan jaringan NEAR.

Keunggulan

  1. Punya Skalabilitas Besar. Jaringan NEAR memanfaatkan salah satu teknologi blockchain paling unggul sejagat. Terlebih, algoritma konsensus Proof of Stake milik jaringan sudah bersertifikasi karbon netral meski mampu memproses transaksi dalam jumlah masif dan menghasilkan biaya transaksi rendah.
  2. Gampang Dioperasikan. Saking simpelnya operasi jaringan NEAR, konon mereka yang tak punya latar belakang teknologi blockchain bisa mengutak-atik protokol ini.
  3. Ramah bagi Pengembang. 30% dari biaya transaksi dibayarkan ke pengembang smart contract. Selain itu, kerja mereka pun terbantu dengan teknologi seperti Rainbow Bridge dan Aurora. Bahkan, NEAR juga menyediakan kursus gratis bagi pengembang di NEAR University.
  4. Idola investor. Jaringan NEAR telah menghimpun pendanaan US$20 juta dari beberapa firma modal ventura top seperti Andreessen Horowitz, Pantera Capital, Blockchain.com Ventures, Coinbase Ventures, Fundamental Labs, CoinFund dan Dragonfly Capital.

Kelemahan

  1. Masih belum banyak aplikasi terdesentralisasi yang dikembangkan di dalamnya.
  2. Pengembang membutuhkan waktu lama untuk memahami aspek-aspek operasi di jaringan yang tak terkait dengan protokol Ethereum.
  3. 35% dari suplai awal NEAR sebesar 1 miliar sudah dijual ke investor awal NEAR.
  4. Token NEAR menghilang dari platform exchange besar seperti Coinbase dan FTX.

Contoh Anggota Ekosistem NEAR

Protokol NEAR memiliki komunitas pengembang yang punya pertumbuhan jumlah tercepat ketiga sejagat kripto. Makanya, akan sangat menarik jika Sobat Cuan menengok isi ekosistem NEAR saat ini.

Berikut adalah contoh-contoh proyek di jaringan NEAR yang berhasil menarik perhatian komunitas kripto secara umum.

1. Mintbase

Mintbase adalah platform global yang memungkinkan semua orang untuk mencetak NFT dengan gampang tanpa harus menjadi ahli NFT terlebih dulu.

Selain itu, pengguna juga bisa menjual atau menyewakan NFT-nya di Mintbase untuk menerima pendapatan komisi. Nah, karena karakteristik ini, Mintbase dianggap telah membawa angin segar di industri kripto. Potensi bisnisnya pun diharapkan terus berkembang seiring pesatnya pertumbuhan metaverse.

Sobat Cuan benar-benar bisa menciptakan jenis NFT apapun di platform ini. Sebagai contoh, jika kamu adalah seorang musisi, maka kamu bisa menciptakan musikmu dan kemudian mengubahnya ke dalam bentuk NFT di Mintbase.

Tadinya, Mintbase memiliki kediaman di jaringan Ethereum. Namun, Mintbase “pindah alamat” ke protokol NEAR setelah biaya transaksi Ethereum semakin mahal.

2. Flux

Flux adalah protokol terdesentralisasi dan bersifat terbuka yang memungkinkan pengembang untuk menjual apapun hasil karyanya secara harfiah.

Flux dibangun di atas jaringan NEAR lantaran skabalitas dan kemampuannya terbilang mumpuni untuk internet yang terbuka dan modern. NEAR juga menyediakan aspek keamanan yang cenderung unik dibanding jaringan lainnya.

3. Paras 2.0

Paras 2.0 bertujuan untuk menjadi lokapasar utama bagi benda-benda koleksi digital. Banyak pihak mengatakan, masa depan protokol NEAR bisa tercermin dari jenis barang-barang yang dijajakan di platform tersebut.

4. NEAR Crowd

NEAR Crowd mirip seperti situs pencari kerja sampingan. Artinya, pengguna bisa mencari dan melakukan kerja sampingan apapun dan dibayar dengan koin NEAR.

Banyak pihak mengaitkan platform ini sebagai contoh bahwa NEAR benar-benar serius menggarap ekosistemnya. Pasalnya, masyarakat bisa mendapatkan koin NEAR yang nantinya bisa mereka gunakan untuk “belanja” produk-produk yang berasal dari ekosistem NEAR lainnya.

Lantas, bagaimana cara NEAR melakukan hal ini? Alasan utamanya adalah teknologi smart contract.

Teknologi ini memungkinkan jaringan untuk menerbitkan pembayaran dan pengembalian dana secara otomatis. Sehingga, pengguna yang melakukan kerja sampingan tersebut akan mendapat kepastian terkait pembayaran imbalannya. Sementara itu, jaringan juga secara otomatis akan mengurangi saldo koin NEAR milik sang pemberi kerja jika mereka puas dengan hasil kerja pengguna NEAR Crowd.

Ditulis oleh
channel logo

Eric Yu

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait
Right baner

Pelajari Materi Lainnya

cards
Pemula
Diversifikasi 101

Salah satu konsep penting dalam investasi adalah...

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar