Harga Saham Amazon berpotensi besar untuk menguat pada 2021 ini di antara saham teratas lainnya di bursa S&P 500. Menurut prediksi salah satu analis Bank of America (BofA) Justin Post, layanan cloud raksasa perusahaan ini, yang kini dinaungi anak usaha Amazon Web Service, diramal akan menjadi penyokong utama kinclongnya saham perusahaan besutan Jeff Bezos ini.
Ia memprediksi bahwa harga saham Amazon menjadi US$4.000, atau Rp56 juta per lembar saham di tahun ini. Artinya, harga saham tersebut akan meningkat 19,4% dibanding posisi per Jumat (5/2) yakni US$3.300 per lembarnya.
“Amazon tetap menjadi salah satu saham teratas kami karena e-commerce masih hanya terpenetrasi 20% ke masyarakat menyusul lonjakan besar pada 2020. Tak hanya itu, peralihan penyimpanan data masyarakat ke teknologi komputasi awan [Cloud] juga masih di tahap awal,” tulis Post dalam catatannya kepada investor.
Penyedia jasa perdagangan elektronik ini memang terkenal sebagai “raksasa” indeks saham S&P 500. Sepanjang 2020, harga sahamnya naik 74%, jauh lebih tinggi ketimbang sejumlah saham dalam indeks S&P 500 yang hanya naik 16% secara tahunan.
Namun, harga saham Amazon baru-baru ini berkinerja buruk di kuartal IV 2020 dengan mencatat penurunan 6% secara tahunan. Angka itu berbanding terbalik dengan harga-harga saham dalam indeks NASDAQ dengan pertumbuhan 8% per tahun.
Hal ini disinyalir lantaran pertumbuhan e-commerce yang lambat sejak pertengahan puncak musim panas, persaingan ketat antar pemain sektor tersebut yang dimulai pada kuartal II 2021, dan kekhawatiran terkait peraturan tambahan dengan sentimen anti-teknologi di Kongres.
Akan tetapi, kekhawatiran soal ketiga hal tersebut terhadap kinerja Amazon dipercaya akan mereda pada kuartal III tahun ini, seiring kepercayaan Post bahwa Amazon Web Services akan “menjadi pendorong yang positif di tahun 2021”.
Baca juga: Jeff Bezos Mundur dari Jabatan CEO Amazon
Post juga mencatat bahwa Amazon akan diuntungkan dari aliran pendapatan yang beragam. Tak pelak, saham Amazon menguat di S&P 500. Beberapa aliran dana itu diperoleh di antaranya lewat pendapatan e-commerce, cloud, grosir, iklan, dan layanan berlangganan untuk premium.
“Kami pikir saham Amazon dapat bertahan lebih baik daripada e-commerce lain. Terutama walaupun nantinya ada rotasi ke saham vaksin atau penyudahan lockdown. Jadi, di antara saham terbaik untuk sektor e-commerce di S&P 500, saham Amazon akan tetap potensial sekalipun lockdown dihentikan atau vaksin sudah mulai efektif.,” jelasnya.
“Amazon telah berinvestasi besar-besaran pada 2020 demi membangun kapasitas pengirimannya. Mereka melakukan pembangunan yang cepat di stasiun pengiriman lokal. Ini tentu dapat membantu mendukung peluncuran produk dan layanan baru,” tulis Post.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Yahoo! Finance
Bagikan artikel ini