Bagi investor pasar modal, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan saat memutuskan membeli saham. Termasuk investor yang berkecimpung di S&P 500. Biasanya, mereka memutuskan apakah mau memlih growth stocks atau value stocks. Lantas, apa sih perbedaan growth stocks vs value stocks?
Secara garis besar, growth stocks adalah saham-saham yang masih memiliki potensi bertumbuh. Sementara itu, value stocks adalah saham yang dinilai memiliki harga terlalu rendah dibanding dengan kinerja keuangannya selama ini.
Lantas, apa pentingnya memahami kedua istilah ini? Tentunya agar cuan kamu di pasar modal makin cuan!
Seperti nasihat yang pernah diucapkan Sang Oracle of Omaha Warren Buffet, “Price is what you pay, value is what you get”. Maksudnya adalah, Sobat Cuan bisa masuk ke saham perusahaan yang memiliki nilai baik dan kinerja baik ketimbang saham dengan harga murah namun memilliki kinerja keuangan yang juga “murah”.
Nah, di artikel kali ini, kamu bisa mempelajari lebih lanjut mengenai growth stocks vs value stocks dan melihatnya. Khususnya bagi Sobat Cuan yang lagi tertarik banget investasi di indeks S&P 500. Sebab, terdapat banyak saham-saham berjenis growth stocks dan value stocks di antara 500 perusahaan yang ada di dalamnya.
Hal ini biasanya terlihat dengan nilai price book value (PBV) atau price earning value (PER) di dalam harga saham.
Baca juga: Menilik Kembali Strategi Value Investing di Zaman Sekarang
Growth Stocks adalah saham yang memiliki harga pasar yang lebih tinggi dari nilai perusahaan itu sendiri. Biasanya hal itu bisa terjadi lantaran adanya prospek pertumbuhan jangka panjang yang mendukung bisnis perusahaan.
Pendekatan seperti ini bisa digunakan untuk perusahaan yang memiliki ruang pertumbuhan laba yang masih tinggi, namun belum memiliki riwayat keuangan yang mumpuni. Sobat Cuan bisa melihat, ada beberapa saham yang selama ini dinilai overpriced jika dibandingkan dengan aset perusahaannya.
Namun sejatinya, harga saham tersebut masih layak dikoleksi secara fundamental. Pasalnya, jika menggunakan asumsi pendapatan perusahaan yang bisa lebih tinggi lagi kedepannya, maka harga saham tersebut masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi lagi.
Selain itu, karakter growth stocks lainnya adalah perusahaan tersebut mencatatkan rekor pertumbuhan pendapatan yang moncer. Seperti dalam kondisi pagebluk seperti sekarang, pendapatan perusahaan masih mampu bersinar di tengah melambatnya kinerja keuangan perusahaan lainnya.
Namun memang, banyak investor yang menganggap harga saham dari jenis growth stocks ini cenderung tidak stabil. Adanya sentimen negatif baik dalam hal pemberitaan ataupun laporan pendapatan perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi bisa merontokkan harga saham ini.
Tetapi, kembali lagi. Yang terpenting adalah ruang pertumbuhannya, Sobat Cuan! Selama masih memiliki fundamental yang sangat baik, maka para fund manager bakal tetap mengoleksinya untuk jangka panjang.
Di dalam indeks S&P 500, saham-saham growth stocks bisa kamu temukan (namun tidak selalu) di saham-saham teknologi raksasa, atau dikenal dengan Giant Tech, seperti Tesla, Amazon hingga Netflix. Ini lantaran prospek masa depan mereka yang cukup moncer ditambah dengan kinerja yang tokcer.
Di sisi lain, value stocks adalah saham yang masuk dalam kategori murah. Artinya, nilai asli saham tersebut ternyata jauh lebih rendah dibandingkan nilai aset perusahaannya. Banyak investor yang meraup value stocks karena yakin suatu saat harganya akan “memantul” dan menyamai kinerja aslinya.
Hanya saja, saham-saham jenis ini kadang punya haters. Ya, saham value stocks biasanya ambruk karena sering diterpa sentimen negatif dari berbagai penjuru. Sehingga, ketika perusahaan berhasil memulihkan keadaan dan kepercayaan investor mulai berbalik maka harga sahamnya bisa melonjak kembali.
Saham perusahaan yang masuk dalam value stocks biasanya adalah perusahaan yang masuk dalam bisnis siklikal. Di dalam S&P 500, jenis saham ini terdiri dari perusahaan seperti Berkshire Hathaway, Procter & Gamble, dan Johnson & Johnson.
Nah, di masa-masa seperti ini, investor memang mengincar value stocks karena kinerjanya bisa kembali aduhai selepas diredam pandemi COVID-19. Saham-saham sektor perbankan hingga industri kembali kuat setelah harapan mengenai pembukaan kembali aktivitas ekonomi AS, atau reopening.
Baca juga: Apa Itu Net Asset Value?
Sobat Cuan tak perlu pusing memilah-milah mana yang lebih baik. Sebab, keduanya memiliki potensi pertumbuhan yang baik secara jangka panjang.
Saham yang masuk kategori growth stocks biasanya tidak akan membagikan dividen dan akan mengalokasikannya untuk mendukung rencana ekspansi perusahaan.
Namun, karena model bisnisnya masih baru dan investor masih terus mencerna prospek pertumbuhannya, risiko yang bisa muncul juga cukup tinggi sejalan dengan prospek imbal hasil yang diberikan.
Sementara untuk value stocks tingkat risikonya lebih rendah karena usia perusahaan dan model bisnis yang dijalankan sudah mature. Sehingga, kalau pun kinerjanya tidak mencapai target harga yang diinginkan, saham berkategori value stocks diketahui sering memberikan dividen. Jadi bisa mengkompensasi capaian harga saham yang tidak sesuai target.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Merilledge, Investopedia
Bagikan artikel ini