Para analis berusaha keras untuk meningkatkan pendapatan dan target harga indeks saham Amerika Serikat S&P 500 yang mereka amati. Ini lantaran performa perusahaan-perusahaan S&P 500 yang secara mengejutkan masih tetap baik di kuartal IV lalu meski ramalan sebelumnya mengatakan sebaliknya.
Sejauh ini, perusahaan dalam indeks S&P 500 melampaui ekspektasi sebesar 15%, ungkap John Butters, analis pendapatan di FactSet. Sebagai konsekuensinya, para analis pun berebut untuk meningkatkan target mereka. Hingga akhir 2021, mereka menargetkan bahwa harga beberapa saham di indeks S&P 500 bisa naik lebih dari 20% secara tahunan.
Mereka mengejar ketertinggalan dengan menaikkan target harga. Di antaranya saham perusahaan teknologi informasi seperti Enphase Energy (ENPH) dan DXC Technology (DXC) plus raksasa layanan komunikasi Alphabet (GOOGL).
Analisis data harian S&P Global Market Intelligence and MarketSmith menunjukkan bahwa para analis cenderung meningkatkan target harga 12 bulan mereka pada semua perusahaan S&P 500. Peningkatan target harga tersebut terjadi lebih dari 20% hanya dalam sebulan terakhir.
Selain itu, masing-masing analis tercatat memiliki lebih dari 8% keuntungan hingga mencapai target baru yang lebih tinggi.
“Tampaknya saham AS tidak bisa berhenti dan tidak mau berhenti,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda. “Secara sederhananya, (begitu cepatnya) situasi saham kembali ke kondisinya pada masa pasca-pandemi, perdagangan pun kini kembali berjalan liar.”
Baca juga: 4 Target Finansial Para Milenial, Apa Saja?
Sekitar 85% dari S&P 500 telah melaporkan laba kuartal IV. Untuk sebagian besar, intinya harga saham mereka bergerak jauh lebih baik dari yang diharapkan.
Menurut Butters, sejauh ini pendapatan pada kuartal IV 2020 melampaui ekspektasi sebesar 15,1%. Ini terbilang sebagai persentase tertinggi ketiga sejak FactSet mulai melacak nomor tersebut pada 2008.
Hal ini memaksa analis untuk meningkatkan target harga mereka pada saham-saham S&P 500. Baru pada Selasa (16/2), Wedbush Securities menaikkan target harga pada Microsoft (MSFT) menjadi US$300 per saham. Para analis pun kemudian secara konsensus menaikkan target harga saham mereka pada raksasa teknologi ini sebesar 11,5% selama sebulan terakhir.
Namun, itu tidak seberapa dibandingkan peningkatan target harga saham S&P 500 yang mereka lakukan di beberapa perusahaan lain.
Jika ada saham sektor tertentu yang terus mencoba mengejar ketertinggalan, mereka adalah saham dari perusahaan teknologi.
Saham pembuat peralatan listrik surya rumahan Enphase Energy, misalnya, kini sudah naik 10,3% menjadi US$193,50 per lembar. Laba kuartal IV perusahaan sebesar US$0,51 per saham benar-benar menghancurkan perkiraan analis yang semula mematok target harga saham Amerika ini tak lebih dari 27%.
Akibatnya, para analis kini sedang meriset bagaimana cara yang pantas untuk menargetkan harga tersebut. Namun, dalam sebulan belakangan, mereka menargetkan harga saham Enphase akan naik 43% di akhir tahun.
Kisah ini mirip dengan perusahaan teknologi lainnya, sebutlah DXC. Bisnis konsultasi TI ini melaporkan laba kuartal IV sebesar US$0,84 per saham. Angka ini melampaui bayangan yang memprediksi kenaikan lebih dari 50%.
Alhasil, para analis menaikkan target harga saham mereka sebesar 27% dalam sebulan terakhir, menjadikannya seharga US$30,31 per saham hingga akhir tahun. Namun, investor pun masih belum yakin. Sebab, harga saham ini hanya naik 0,5% pada 2021 sejauh ini.
Baca juga: Harga Emas Tahun Ini Bersiap Dekati Rekor Tertinggi
Seperti banyak raksasa internet di S&P 500, nilai saham induk usaha Google, Alphabet, diperkirakan bakal naik tajam. Apalagi, sepanjang 2021 ini, nilai sahamnya naik 20,4% menjadi US$2.110,70 per lembarnya.
Sebelumnya, para analis berpikir kenaikan harga saham Alphabet akan 13% di akhir tahun nanti. Namun, dalam sebulan terakhir, beberapa analis optimistis bahwa harga saham perusahaan Amerika Serikat ini bisa melesat 22,8%.
Sekali lagi, Alphabet menunjukkan kepada Wall Street perihal tidak akuratnya pelaporan laba kuartal IV. Raksasa periklanan online ini akhirnya menghasilkan US$22,30 per saham dalam periode tersebut, mengalahkan 40% perkiraan-perkiraan sebelumnya.
Para analis barangkali membuat kekeliruan dalam penentuan harga saham Amerika Serikat dalam jajaran perusahaan S&P 500. Namun, ketika mereka melakukannya, dan kita memperhatikan langkah-langkah mereka, kita tentu bisa memperoleh untung dari hasil prediksi mereka yang belum tentu keliru.
Berikut ini ada tujuh saham dalam indeks S&P 500 dengan target kenaikan harga cukup besar hingga akhir tahun ini. Semuanya memiliki 8% atau lebih kemungkinan untuk naik setelah kenaikan target 20% atau lebih dalam 30 hari terakhir.
Baca juga: Dari Tesla hingga Freeport, Simak Saham-Saham S&P 500 Paling Tokcer Sepanjang 2020
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investor’s Business Daily
Bagikan artikel ini