Jaringan Mina mengklaim dirinya sebagai jaringan blockchain yang ringan, tak membutuhkan daya komputasi besar, namun tetap mampu menjaga keamanan data penggunanya. Mengapa Mina memiliki kelebihan tersebut? Yuk, pelajari seluk beluk jaringan Mina di artikel berikut!
Mina adalah protokol blockchain yang ringan yang dapat mempertahankan ukurannya hingga 22 kilobyte (kb) saja terlepas dari pertumbuhan penggunaannya. Karakteristik ini memungkinkan Mina untuk memiliki skalabilitas besar dan punya semangat desentralisasi lengkap, namun tetap bisa digunakan meski melalui ponsel pintar saja.
Jaringan Mina hadir karena kapasitas penyimpanan menjelma menjadi masalah kronis di jagat teknologi blockchain.
Di satu sisi, jaringan blockchain berhasil membuka mata masyarakat bahwa mereka kini bisa mengakses sistem keuangan tanpa perlu otorisasi ke satu lembaga tertentu. Namun, seiring adopsi teknologi blockchain terus bertumbuh, maka kapasitas penyimpanan data-data di dalamnya pun semakin sesak.
Per Juni 2021, ukuran blockchain Bitcoin saja mencapai 348 Gigabyte (GB) sementara blockchain Ethereum sudah menyimpan data 248 GB di waktu yang sama. Ukuran datanya cukup besar, bukan?
Beberapa pengembang blockchain sejatinya sudah mengantisipasi masalah tersebut dengan memperbesar ukuran daya penyimpanannya. Sayangnya, ukuran penyimpanan blockchain yang menggembung bikin biaya pengoperasian node semakin mahal.
Sekadar informasi, node sendiri merupakan teknologi yang menyimpan seluruh data historis blockchain. Sehingga, semakin banyak jumlah node dalam satu jaringan blockchain, maka jaringan tersebut akan membutuhkan lebih banyak daya komputasi dan energi demi menjalankan node-node yang dimaksud.
Mahalnya biaya operasi node tersebut berpotensi menghalangi pengguna biasa untuk menikmati jaringan blockchain. Sehingga, ada kemungkinan jaringan blockchain hanya akan bisa dinikmati, atau bahkan dikendalikan, oleh pengguna yang bermodal besar dan punya daya komputasi yang perkasa. Ujung-ujungnya, jaringan blockchain tersebut rentan terpapar risiko sentralisasi.
Jika jaringan blockchain tersentralisasi, maka masalah-masalah lain pun akan datang menghampir. Misalnya, perkara keamanan data pribadi, kelancaran jaringan, ongkos transaksi, kemudahan untuk digunakan, dan kemampuannya untuk terintegrasi dengan jasa keuangan tradisional.
Nah, jaringan Mina hadir untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas.
Protokol Mina adalah produk besutan perusahaan komputasi O(1) Labs yang diluncurkan 2017 silam. Jaringan ini diklaim sebagai "jaringan blockchain paling ringan di dunia" yang menggunakan kriptografi zero-knowledge untuk menyelesaikan permasalahan di atas secara berbarengan.
Namun, kenapa jaringan Mina bisa ringan, padat, dan menyelesaikan semua persoalan blockchain? Nah, hal itu bisa terjadi berkat sistem kriptografinya yang bernama zk-SNARK. Apakah itu?
zk-SNARK adalah sistem bukti kriptografi yang dikembangkan profesor Institut Teknologi Massachusetts (MIT) sekaligus penemu Algorand Silvio Micali.
Sistem tersebut memungkinkan beberapa pihak untuk mengotentikasi informasi milik seseorang. Namun, orang tersebut tidak perlu menyediakan informasi yang dibutuhkan tersebut secara gamblang. Kok bisa?
Pasalnya, zk-SNARK dapat memverifikasi komputasi apapun, baik mudah maupun kompleks, dengan cara yang sangat efisien.
Sebagai ilustrasi, jika pengguna menciptakan blok transaksi baru di blockchain, maka ia nantinya akan berhadapan dengan zk-SNARK untuk menentukan benar atau tidaknya pencatatan baru di blockchain tersebut.
Kemudian, layaknya algoritma konsensus pada umumnya, seluruh node-node di jaringan akan menyimpan data di jaringan blockchain. Namun bedanya, ketika memverifikasi pencatatan data baru di blockchain, sistem zk-SNARK hanya membutuhkan bagian kecil saja dari data historis blockchain tersebut alih-alih menggunakan satu data historis secara keseluruhan.
Nah, konsep inilah yang sejatinya terdapat di jaringan Mina. Kehadiran zk-SNARK dapat mengurangi kebutuhan daya komputasi secara signifikan demi mendukung skalabilitas jaringan blockchain tersebut. Imbasnya, pengguna bahkan bisa menggunakan ponsel pintar hanya untuk memanfaatkan jaringan Mina.
Secara lebih detail, konsep kriptografi zk-SNARKs nantinya akan membentuk satu rangkaian kriptografi di jaringan Mina bernama Recursive zk-SNARKs. Seperti apa lengkapnya?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, protokol Mina menggunakan zk-SNARKs untuk menciptakan gambaran kecil (snapshots) dari satu data historis blockchain untuk memvalidasi pencatatan satu blok transaksi baru di dalamnya. Snapshot ini berfungsi memberi gambaran bahwa blok transaksi baru tersebut bersifat "valid mengingat blok-blok sebelumnya pun telah terverifikasi".
Jika Mina menciptakan blok transaksi baru, maka blok tersebut akan menciptakan snapshot-nya sendiri dengan menggunakan snapshot sebelum-sebelumnya sebagai latar belakang.
Kemudian, snapshot yang berasal dari blok transaksi baru tersebut akan digunakan sebagai snapshot latar belakang untuk penciptaan blok transaksi yang akan datang. Sehingga, masing-masing data transaksi bisa saling terkait satu sama lain tanpa menambah beban komputasi di dalam node.
Nah, snapshot yang saling berkait inilah yang kemudian disebut sebagai konsep Recursive zk-SNARK. Dengan mekanisme ini, pengguna bisa memverifikasi transaksi tanpa harus melibatkan satu data historis yang terdapat di dalam jaringan Mina.
Hal menarik lainnya dari zk-SNARKS adalah kemampuannya untuk melindungi data pribadi di aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas blockchain Mina yang disebut Snapps (SNARK-powered Applications). Aplikasi tersebut bisa melakukannya berkat kehadiran zk-SNARKS, sebuah teknologi yang mampu memverifikasi data-data pengguna tanpa mewajibkan mereka untuk menyetorkan informasi-informasi yang dibutuhkan jaringan.
Memang, memahami konsep snapshot bisa agak membingungkan. Untuk memudahkannya, mari analogikan snapshot sebagai kartu pos.
Misalnya, kamu mengirim satu kartu pos bergambar seekor gajah kepada temanmu. Dari kartu pos tersebut, temanmu tentu bisa mengetahui seperti apa kondisi gajah di kartu pos tersebut. Apakah ia berukuran besar? Kecil? Atau malah tidak punya gading?
Nah, kartu pos tersebut merupakan cerminan dari konsep snapshot di jaringan Mina. Orang lain bisa mengetahui kondisi jaringan tersebut hanya dengan melihat satu bagian data historis transaksi saja.
Kamu juga bisa memahami cara kerja snapshot di jaringan Mina melalui analogi berikut.
Bayangkan terdapat seorang ahli geologi yang menemukan lima bongkahan batu di depan matanya (hal ini bisa kamu analogikan dengan blok transaksi di jaringan Mina). Kemudian, sang ahli geologi tersebut ingin memeriksa apakah kelimanya mengandung unsur marbel di dalamnya atau tidak (ibaratkan hal ini dengan validasi transaksi di jaringan Mina).
Nah, untuk membuktikannya, sang ahli geologi pun "membedah" seluruh batu tersebut dan melaporkan temuannya.
Kemudian, anggap saja penemuannya bikin geger komunitas sains dan membuat koleganya di seluruh dunia (ibaratkan hal ini dengan validator transaksi di jaringan Mina) ingin melihat temuan tersebut. Sayangnya, mereka tidak bisa melihat kelima batu langka tersebut karena terhalang ongkos penerbangan yang mahal (ibaratkan hal ini dengan biaya untuk mengoperasikan dan memvalidasi node).
Lantas, apakah solusi yang bakal diambil sang ahli geologi untuk membuktikan temuannya? Ya, ia akan mengambil foto masing-masing batu tersebut untuk kemudian dikirimkan ke kolega-koleganya.
Agar temuannya terkesan meyakinkan, sang ahli geologi pun mengambil foto kedua yang menampilkan batu lainnya, plus foto pertama sebagai latar belakang fotonya. Begitu pun selanjutnya. Ia akan memasukkan foto kedua dan batu lainnya ke dalam frame ketika mengambil foto ketiga batu-batu tersebut.
Namun, meski telah mengambil banyak foto bebatuan tersebut, sang ahli geologi memilih untuk mengirimkan foto terakhir yang menampilkan batu-batu tersebut dan memiliki latar belakang satu foto yang menunjukkan tumpukan foto-foto sebelumnya. Sehingga, foto terakhir terlihat seperti objek tiga dimensi yang berada di dalam objek dua dimensi.
Nah, proses ini terbilang mirip dengan Recursive z-SNARKS, di mana pengguna bisa melihat kondisi jaringan blockchain secara keseluruhan hanya dengan satu kepingan informasi saja.
Jaringan blockchain Mina terdiri dari tiga fungsi atau nodes. Yuk, mari bahas satu per satu!
Node validator berfungsi untuk memvalidasi transaksi dan menambahkan blok transaksi baru ke jaringan Mina.
Sama seperti jaringan blockchain berbasis Proof of Stake lainnya, setiap node bisa terpilih menjadi validator jika pemiliknya melakukan staking aset kripto.
Semakin banyak aset kripto yang mereka staking, maka semakin besar pula kesempatan mereka untuk terpilih sebagai produsen blok transaksi. Nantinya, pemilik node bisa mendapatkan imbalan (rewards) sebagai balas jasa atas partisipasi mereka dalam memvalidasi transaksi di jaringan Mina.
SNARK Workers adalah pihak-pihak yang menghasilkan zk-SNARK untuk memverifikasi transaksi di setiap blok transaksi baru di jaringan Mina. Produsen blok transaksi kemudian bisa melelang zk-SNARK mereka di sebuah lokapasar khusus SNARK bernama SNARKetplace.
Jika zk-SNARKS mereka disetujui pengguna, maka mereka akan mendapat imbalan sebesar porsi tertentu dari biaya penambahan blok transaksi baru.
SNARK Workers mesti menjaga harga zk-SNARK miliknya secara kompetitif mengingat produsen blok transaksi ingin menjaga biaya transaksinya seefisien mungkin.
Node arsip di jaringan Mina bertugas untuk menjaga data-data blockchain secara asli dan tidak mengalami proses dekompresasi. Ini merupakan basis data cadangan yang memuat sejarah transaksi di jaringan tersebut.
Proses transaksi di jaringan Mina tak akan berjalan dengan node-node yang disebut Full Node.
Full Node sendiri merupakan node independen di jaringan blockchain yang mampu memverifikasi seluruh transaksi dan menggambarkan situasi jaringan saat ini.
Pada teorinya, setiap node, terlepas dari apakah node tersebut terlibat di produksi blok atau tidak, merupakan Full Node di jaringan Mina. Sehingga, seluruh pengguna di jaringan blockchain Mina bisa melakukan verifikasi transaksi berkat konsep recursive z-SNARK yang hanya membutuhkan memori sekian ratus bytes saja.
Namun, seperti apa detail proses transaksi di jaringan Mina? Yuk, simak penjelasannya berikut!
Berikut adalah keunggulan yang terdapat di jaringan Mina:
Kendati demikian, terdapat pula kritikan yang disematkan ke jaringan Mina, yakni:
Protokol blockchain lain terbilang cukup berat, sehingga mereka membutuhkan perantara untuk menjalankan node-nya. Namun, hal itu tidak terjadi di jaringan Mina.
Mina memiliki ukuran jaringan yang ringan, sehingga semua orang bisa saling terhubung secara peer-to-peer, bersinkronisasi, dan memverifikasi seluruh catatan transaksi di dalamnya.
Selain itu, jaringan Mina juga dibangun di atas proof kriptografi yang berukuran konsisten. Sehingga, blockchain Mina bisa tetap mudah diakses meski skalanya mengembang.
Dengan jaringan Mina, semua orang yang terkoneksi dengan jaringan tersebut bisa memvalidasi transaksi. Sebab, seperti yang disinggung di atas, semua node yang berpartisipasi di jaringan Mina layak menyandang status Full Node.
Nah, desain Mina yang demikian mengindikasikan bahwa penggunanya bisa ikut serta secara penuh di dalam algoritma konsensus proof-of-stake dan memiliki akses ke jaringan blockchain yang aman dan anti sensor.
Saat ini, pengguna kripto tak punya alternatif selain menyerahkan data pribadinya ketika ingin menggunakan sebuah aplikasi. Namun, aplikasi terdesentralisasi di jaringan Mina alias Snapps)tidak akan menyimpan data pribadi penggunanya, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Protokol blockchain lainnya tidak berinteraksi dengan internet, sehingga kemanfaatannya pun terbatas. Tetapi, Snapps yang berada di atas jaringan Mina bisa berinteraksi dengan situs apapun dan, bahkan, bisa mengakses data riil untuk kepentingan jaringannya.
Nah, implikasinya, pengembang bisa memanfaatkan informasi beneran ketika melakukan komputasi dan menentukan keputusan yang bakal mengubah cara mereka bekerja dan hidup. Tentu saja, hal ini dilakukan tanpa harus menginvasi atau menggunakan data-data pribadi yang sensitif.
Tapi, seperti apa sih contoh penggunaan jaringan Mina yang benar-benar bisa dimanfaatkan pengguna awam? Nah, berikut adalah contoh kasus penggunaan jaringan Mina!
Nantinya, Mina akan berfokus pada tiga hal yang bisa menjembatani dunia nyata dengan dunia kripto. Tiga hal tersebut adalah:
Pengguna bisa mengakses jasa on-chain tanpa harus mengorbankan kerahasiaan data pribadinya. Alih-alih, mereka bisa menggunakan Mina untuk mengakses data daringnya dan membuktikan bahwa mereka bisa memenuhi syarat-syarat yang diberikan oleh masing-masing Snapps yang beroperasi di atasnya.
Sebagai contoh, Snapps Mina saat ini bisa terhubung ke pemberi skor kredit, yang bisa membuktikan bahwa rating kredit seseorang berada di bawah atau atas ambang batas tertentu. Dengan cara ini, pengguna Snapps tak perlu cemas untuk memberikan datanya ke lebih dari satu penyedia jasa saja.
Dengan Snapps, pengembang dapat memanfaatkan data dunia nyata yang bersifat privat dan terverifikasi ketika mengembangkan aplikasinya. Mereka bisa mengikutsertakan informasi apapun yang tersedia secara publik di internet.
Mereka juga bisa mengakses, menggunakan, dan memproteksi data-data sensitif hanya dengan membagikan proof yang relevan.
Pengguna bisa mengakses situs internet apapun secara privat tanpa harus menciptakan akun baru dan menyerahkan data pribadi mereka ke banyak perusahaan internet.
Alih-alih, mereka bisa mengakses seluruh situs tersebut dengan login sekali saja di jaringan Mina. Selain itu, tidak ada penyedia jasa tersentralisasi yang bisa menghalangi login mereka.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, jaringan Mina memiliki satu token asli bernama MINA. Suplai asli MINA awalnya berjumlah 1 miliar keping. Namun, jaringan Mina tidak membatasi suplai dari token tersebut.
Token ini bermanfaat sebagai rewards bagi pengguna jaringan dan alat satuan pembayaran di jaringan Mina.
Jika digunakan sebagai insentif, maka tingkat reward efektif MINA didasarkan pada tingkat staking yang dilakukan pengguna tersebut. Semakin besar token MINA yang di-staking, maka nilai reward-nya akan semakin jumbo.
Kemudian, uniknya, pengguna bisa mendapatkan reward dengan nilai setara dengan inflasi token jika ia melakukan staking 100% token MINA kelolaannya.
Adapun tolok ukur inflasi yang digunakan adalah 12% untuk dua tahun pertama dan akan menyesuaikan ke angka 1% setiap enam bulan sekali setelahnya. Nantinya, tingkat inflasi MINA akan stabil di angka 7% setiap tahun.
Nah, dengan demikian, jika pengguna melakukan 100% staking MINA miliknya, maka ia akan mendapat imbalan 12% untuk dua tahun pertama. Kemudian, ia akan menerima tingkat imbalan 7% setiap tahunnya.
Hanya saja, jaringan Mina nantinya menargetkan bahwa tingkat imbalan yang akan diterima pengguna akan meningkat jika mereka menurunkan persentase total MINA yang di-staking.
Sebagai contoh, jika pengguna melakukan staking 50% MINA miliknya alih-alih 100%, maka tingkat imbalan yang akan ia terima akan berlipat dari 12% ke 24% di tahun pertama. Sehingga, jika merujuk pada tingkat inflasi di atas, maka tingkat imbalan yang diterima akan menjadi 14% alih-alih 7%.
Hal lainnya, beberapa peserta di jaringan Mina juga akan mengunci tokennya berdasarkan waktu. Artinya, token mereka akan disimpan dalam jangka periode tertentu dan dijadwalkan menerima reward yang sudah ditentukan sebelumnya.
Nah, agar pengguna jaringan Mina mau mengunci tokennya berdasarkan jangka waktu tertentu, jaringan Mina biasanya menawarkan tingkat imbalan staking bernilai dua kali lipat lebih besar dari biasanya. Imbalan jumbo ini berhak dinikmati baik oleh produsen blok transaksi maupun delegator yang terlibat di dalam jaringan Mina.
Bagikan artikel ini