Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Pelajari

2. Toleransi Risiko, Definisi dan Faktor Pentingnya
shareIcon

2. Toleransi Risiko, Definisi dan Faktor Pentingnya

0 dilihat·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Toleransi Risiko, Definisi dan Faktor Pentingnya

Toleransi risiko adalah elemen penting dalam investasi karena ini mencerminkan kesediaan investor untuk menerima fluktuasi hasil investasi.

2.1 Latar Belakang

Toleransi risiko adalah elemen penting dalam berinvestasi karena ini mencerminkan kesediaan investor untuk menerima fluktuasi hasil investasi. Memahami toleransi risiko seseorang membantu dalam menentukan sejauh mana mereka dapat menangani perubahan signifikan dalam nilai investasi mereka.

Contohnya, penurunan drastis nilai investasi saham secara tiba-tiba dapat menyebabkan kepanikan dan pengambilan keputusan yang buruk, seperti menjual aset di waktu yang salah, yang mengakibatkan kerugian. Menilai toleransi risiko membantu investor menghindari reaksi seperti itu dengan memandu mereka memilih investasi yang sesuai dengan tingkat kenyamanan mereka, yang pada akhirnya menghasilkan keputusan investasi yang lebih tepat dan sesuai.

2.2 Memahami Toleransi Risiko

Semua investasi melibatkan sejumlah risiko, dan mengetahui tingkat toleransi risiko membantu investor merencanakan seluruh portofolio mereka, menentukan bagaimana mereka berinvestasi. 

2.2.1 Jenis Investor Berdasarkan Toleransi Risiko

Berdasarkan seberapa besar risiko yang dapat mereka toleransi, investor diklasifikasikan sebagai agresif, moderat, dan konservatif.

  1. Investor Agresif: Investor agresif adalah mereka yang siap menanggung risiko yang tinggi demi peluang keuntungan yang lebih besar. Mereka cenderung untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan yang memiliki volatilitas tinggi, seperti saham individual atau dana investasi yang berfokus pada pertumbuhan.
  2. Investor Moderat: Investor moderat memiliki tingkat sedang dalam menoleransi risiko. Mereka cenderung mencari keseimbangan antara pertumbuhan dan keamanan investasi. Biasanya, mereka akan melakukan alokasi aset yang seimbang antara instrumen berisiko lebih tinggi dan instrumen yang lebih stabil, seperti campuran saham dan obligasi.
  3. Investor Konservatif: Investor konservatif adalah mereka yang cenderung menghindari risiko besar dan lebih memilih untuk melindungi modal mereka. Mereka biasanya akan berinvestasi dalam instrumen yang lebih stabil dan konservatif, seperti obligasi pemerintah atau reksa dana pasar uang.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi

  1. Horison Waktu (Time Horizon): Ini merujuk pada jangka waktu yang tersedia bagi investor untuk mencapai tujuan investasi mereka. Semakin panjang horison waktu, semakin besar risiko yang bisa ditoleransi. Investor dengan horison waktu yang lebih panjang cenderung dapat menanggung risiko lebih tinggi karena mereka memiliki lebih banyak waktu untuk pulih dari kerugian jangka pendek.
  2. Tujuan Keuangan: Tujuan investasi seseorang juga memengaruhi toleransi risiko. Jika tujuan investasi adalah untuk pertumbuhan jangka panjang, investor mungkin lebih bersedia menanggung risiko. Namun, jika tujuan investasi adalah untuk mempertahankan modal atau pendapatan tetap, toleransi risiko mungkin lebih rendah.
  3. Pengalaman dan Pengetahuan Keuangan: Tingkat pengalaman dan pengetahuan keuangan seseorang juga dapat mempengaruhi toleransi risiko. Investor yang lebih berpengalaman dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pasar keuangan cenderung memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi karena mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.
  4. Kondisi Keuangan Pribadi: Kondisi keuangan pribadi, seperti pendapatan, tabungan, dan tanggungan keuangan, juga dapat mempengaruhi toleransi risiko seseorang. Orang yang memiliki keadaan keuangan yang stabil mungkin lebih bersedia menanggung risiko daripada orang yang berada dalam situasi keuangan yang lebih rentan.
  5. Kepribadian dan Sikap Mental: Faktor psikologis seperti kepribadian dan sikap mental terhadap risiko juga berperan. Beberapa orang secara alami lebih cenderung mengambil risiko, sementara yang lain lebih konservatif dalam pendekatan investasi mereka.

Memahami faktor-faktor ini dapat membantu investor menentukan toleransi risiko mereka dan memilih strategi investasi yang sesuai dengan profil mereka.

2.2.3 Mengapa Toleransi Risiko Sangat Penting?

Toleransi risiko Anda memainkan peran krusial dalam rencana Anda untuk mengembangkan uang Anda tanpa harus merasa stres setiap hari.

Jika Anda tidak memiliki ketahanan terhadap risiko kehilangan pokok Anda, bahkan sementara, Anda harus puas dengan investasi berisiko rendah dan imbal hasil yang lebih rendah yang menyertainya.

Investasi dengan potensi keuntungan lebih tinggi seringkali datang dengan potensi penurunan mendalam atau kerugian langsung yang lebih tinggi.

Dengan pemahaman tentang toleransi risiko Anda, Anda dapat membuat strategi investasi yang membantu Anda menyeimbangkan kekhawatiran volatilitas dengan potensi keuntungan yang lebih besar.

2.2.4 Bagaimana Toleransi Risiko Bekerja? 

Siapa pun bisa memiliki toleransi risiko yang tinggi saat harga aset sedang naik. Namun, waktu terbaik untuk benar-benar menilai toleransi risiko Anda adalah ketika pasar sedang turun.

Berkaca pada pengalaman Maret 2020, saat pasar anjlok. Angka pengangguran melonjak. Dunia menghadapi tingkat ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, bertanya-tanya apakah Covid-19 akan menghancurkan ekonomi.

Saat itu, bagaimana toleransi risiko Sobat Cuan? Apakah bisa bertahan melewati masa-masa sulit itu? Jika menjual saham selama kepanikan, toleransi risiko cenderung rendah. Atau apakah Sobat Cuan bersedia berinvestasi lebih untuk memanfaatkan aksi jual pasar? Jika demikian, toleransi risiko tinggi, dan itu bermanfaat bagi Sobat Cuan saat pasar saham mencapai rekor tertinggi pada 2021.

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Toleransi Risiko

Toleransi risiko adalah kemampuan seseorang untuk menerima dan bertahan terhadap risiko dalam berinvestasi. Toleransi risiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

  1. Jangka waktu investasi: Semakin lama jangka waktu investasi, semakin besar risiko yang bisa diambil. Hal ini karena seseorang memiliki lebih banyak waktu untuk memulihkan kerugian jika terjadi.
  2. Tujuan investasi: Jika tujuan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan besar dalam jangka pendek, maka toleransi risiko harus tinggi. Namun, jika tujuan investasi adalah untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, maka toleransi risiko bisa lebih rendah.
  3. Usia: Semakin muda usia seseorang, maka toleransi risikonya cenderung lebih tinggi. Hal ini karena seseorang yang masih muda memiliki lebih banyak waktu untuk bekerja dan mengumpulkan kembali dana jika terjadi kerugian.
  4. Ukuran portofolio: Semakin besar ukuran portofolio, maka toleransi risikonya cenderung lebih tinggi. Hal ini karena seseorang memiliki lebih banyak dana untuk menanggung kerugian.
  5. Tingkat kenyamanan: Setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Ada orang yang lebih suka mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar, ada juga orang yang lebih suka menghindari risiko.

2.4 Kesimpulan

Sebelum memulai perjalanan investasimu, pahamilah tingkat toleransi risikomu. Dengan mengetahui toleransi risiko, Sobat Cuan dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.

Ditulis oleh
channel logo

Dewi A Zuhriyah

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Pelajari Materi Lainnya

cards
Pemula
Diversifikasi 101

Salah satu konsep penting dalam investasi adalah...

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1