Penggunaan elemen support dan resistance dalam trading merupakan hal krusial dan memahami pengaplikasian keduanya sangatlah penting. Di artikel ini, Sobat Cuan bisa memahami dan nerapkannya dalam kegiatan trading.
Dalam aktivitas trading, memahami level support dan resistance menjadi suatu hal yang krusial.
Dengan memahami kedua elemen ini, seorang trader dapat mengidentifikasi titik-titik yang menjadi indikator apakah harga suatu aset akan mengalami kenaikan atau penurunan.
Sobat Cuan bisa menentukan level yang optimal untuk melakukan transaksi beli atau jual.
Support dan resistance merujuk pada tingkat harga aset yang berperan sebagai "penghalang" dalam analisis teknikal, mencegah harga aset naik atau turun lebih jauh.
Memahami arti dari kedua istilah ini dan aplikasinya dalam praktik sangat penting untuk membaca grafik harga dengan benar.
Untuk mempermudah identifikasi dua hal tersebut, trader dapat menggunakan metode menentukan trendline terlebih dahulu.
Dalam konteks grafik pergerakan harga, support dapat dijelaskan sebagai tingkat harga yang mampu menahan atau menghentikan penurunan harga lebih lanjut saat terjadi tren negatif pada suatu aset.
Ketika harga aset mencapai level support, diantisipasi bahwa harga akan rebound dan tidak terus menurun. Level support umumnya diperkuat oleh peningkatan volume pembelian.
Saat nilai aset mengalami penurunan, sejumlah investor melihat peluang untuk melakukan pembelian, berharap harga akan pulih.
Sementara itu, sebagian investor lainnya memilih untuk tetap memegang aset mereka tanpa menjualnya, meskipun harga menurun. Perilaku ini lah yang membentuk dasar dari level support.
Kebalikan support, resistance adalah tingkat harga yang menghentikan kenaikan harga aset.
Saat tren harga terus meningkat, pada suatu titik harga aset akan berhenti atau terhenti, dan titik ini dikenal sebagai resistance.
Resistance dipicu oleh tindakan banyak investor yang menjual aset mereka untuk mengamankan keuntungan saat harga mencapai puncaknya.
Dengan meningkatnya volume penjualan aset, terbentuklah level resistance, menghambat kenaikan harga aset agar tidak terus melonjak.
Dalam memanfaatkan indikator support dan resistance, langkah awal yang perlu diambil oleh seorang trader adalah memperhatikan trendline, yaitu garis diagonal yang menunjukkan tren kenaikan atau penurunan harga suatu aset.
Dalam grafik yang di bawah, garis berwarna hitam mengindikasikan adanya tren kenaikan harga. Sementara garis horizontal berwarna biru memperlihatkan level support dan resistance. Adapun warna biru muda menunjukkan zona pergerakan saham, yang mendekati resistance-nya. Sedangkan zona berwarna merah muda menunjukkan pergerakan saham yang mendekati support-nya.
Proses penetapan trendline membutuhkan setidaknya dua atau tiga kurva perubahan harga pada grafik, yang nantinya akan dihubungkan oleh trader untuk membentuk garis diagonal. Pada grafik di atas, trendline dibuat berdasarkan harga penutupan saham NVDA selama 3 bulan.
Meskipun demikian, penentuan trendline pada dasarnya bersifat subjektif dan tergantung pada preferensi masing-masing trader, di mana trader memutuskan pada tingkat harga mana ia ingin menggabungkannya.
Terdapat trader yang mengaitkan trendline dengan harga penutupan, sementara yang lain mempertimbangkan kombinasi antara harga pembukaan, penutupan, harga tinggi, dan harga rendah dalam penetapan trendline mereka.
Setelah mengidentifikasi trendline, tugas mencari level support dan resistance akan menjadi lebih simpel. Level support dan resistance tercermin dalam garis biru muda yang tampak pada grafik sebelumnya.
Prinsipnya, seorang trader akan cenderung membeli aset ketika harganya berada di zona support, dan menjualnya ketika harga telah mencapai zona resistance.
Menetapkan zona support dan resistance yang akurat tidak selalu menjadi tugas yang mudah, dan selalu ada risiko bahwa tingkat support dan resistance dapat dilampaui, menyebabkan harga melanjutkan pergerakan naik atau turun melampaui batasan tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa titik support dan resistance ini berperan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan dalam trading, dan bukanlah acuan yang bersifat mutlak.
Oleh karena itu, selain pemahaman teknikal seperti mengenali level support dan resistance, pemahaman terhadap aspek-aspek lain, termasuk aspek fundamental, juga menjadi esensial sebelum memulai aktivitas trading.
Menentukan titik support dengan metode ini sangat sederhana:
Cara berikutnya adalah dengan menarik garis tren atau trend line, yang hampir mirip dengan metode pertama:
Moving average, garis yang terus berubah menampilkan rata-rata perubahan harga aset dalam periode tertentu, digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham dan menentukan titik support:
Fibonacci retracement merupakan garis horizontal yang mencerminkan rasio bilangan fibonacci. Hal itu dapat digunakan untuk menentukan potensi support dan resistance pada grafik pergerakan harga saham:
Sebagai ilustrasi, mari kita lihat contoh di bawah ini untuk mendapatkan pemahaman lebih baik tentang bagaimana trader sering menggunakan konsep support dan resistance dalam bursa efek.
Bayangkan seorang penjual pakaian yang awalnya menjual dengan harga Rp100 ribu karena produknya masih kurang dikenal.
Namun, ketika model pakaian tersebut mulai diminati oleh banyak orang, harga naik menjadi Rp150 ribu dan tetap bertahan di pasar hingga mencapai titik jenuh, lalu kembali ke harga awal, yaitu Rp100 ribu.
Harga Rp100 ribu kemudian menjadi harga support, yang merupakan level terendah yang diyakini tidak akan turun lagi. Rentang harga antara Rp100 ribu sampai Rp150 ribu disebut sebagai rentang harga support.
Sebagai analogi untuk resistance, bayangkan harga cabe di musim paceklik.
Seorang penjual cabe mungkin menjual dengan harga Rp250 ribu, yang jauh di atas rata-rata harga sebelumnya, yang biasanya hanya sekitar Rp100 ribu.
Meskipun penjual cabe masih berharap harga bisa naik lagi, jika tidak, Rp250 ribu menjadi harga tertinggi yang dianggap sulit untuk dilewati, dikenal sebagai resistance.
Rentang harga antara Rp100 ribu sampai Rp250 ribu disebut sebagai rentang harga resistance.
Konsep support dan resistance ini digunakan oleh trader sebagai alat bantu dalam menganalisis pergerakan harga saham.
Dalam grafik pergerakan saham, support sering ditandai dengan garis horizontal. Trader dapat menentukan batas bawah harga dengan garis ini, di mana harga saham dianggap tidak akan turun lebih rendah dan kemungkinan akan kembali naik. Setiap trader mungkin memiliki garis support sendiri sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan mereka.
Sebagai contoh, gambar di bawah ini menunjukkan tiga titik terendah saham dalam suatu periode (nomor 1, 2, dan 3).
Jika ditarik garis melalui ketiga titik tersebut, akan terbentuk garis horizontal, yang disebut sebagai support. Semakin banyak titik terendah yang dapat dihubungkan untuk membentuk garis support, semakin kuat pula tingkat support tersebut.
Gambar di bawah ini menunjukkan pergerakan harga yang tidak pernah turun lebih rendah dari garis support.
Sedangkan resistance ditandai dengan garis mendatar. Trader menghindari saham yang harganya menyentuh garis resistance karena dianggap tidak akan memberi keuntungan. Saham jenis ini akan mengalami penurunan harga karena telah mencapai harga tertingginya.
Seperti gambar dibawah, terdapat titik tertinggi sebuah saham pada periode tertentu pada nomor 1, 2, 3, dan 4, sehingga dapat ditarik menjadi garis horizontal. Garis ini disebut dengan resistance.
Kekuatan resistance akan semakin tinggi jika jumlah titik tertinggi yang digunakan untuk membuat garis resistance tersebut semakin banyak.
Kendati, harga saham tetap dapat melewati titik support atau resistance, yang disebut sebagai break support atau break resistance.
Dua contoh di atas menunjukkan cara menentukan titik support dan resistance dengan metode classic support resistance, yaitu dengan menarik garis horizontal sederhana.
Trading berdasarkan support dan resistance melibatkan pengenalan level-level harga penting pada grafik harga.
Strategi mudahnya adalah sebagai berikut:
Level support dan resistance dipengaruhi oleh psikologi para pelaku pasar.
Support mencerminkan level harga di mana trader akan masuk ke pasar, sehingga kemungkinan harga aset tidak akan merosot lebih lanjut.
Saat harga aset mendekati level support, trader cenderung membeli aset karena mungkin telah melewatkan peluang beli di masa lalu.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga di mana trader kemungkinan besar akan menjual aset, sehingga mencegah harga aset untuk terus naik.
Dalam skenario ini, trader akan segera menjual asetnya ketika harga mendekati level resistance karena mereka mungkin telah melewatkan kesempatan menjual di masa lalu.
Perilaku kolektif dari para pelaku pasar ini mempengaruhi dinamika pergerakan harga, menjadikan support dan resistance sebagai elemen penting dalam analisis pasar.
Bagikan artikel ini