Rasio fibonacci merupakan indikator yang digunakan untuk beberapa aset keuangan seperti kripto dan saham. Selengkapnya baca di sini!
Dalam artikel sebelumnya, Sobat Cuan sudah dijelaskan tentang apa itu fibonacci, sejarah dan cara kerjanya.
Sementara di artikel ini akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan rasio fibonacci saat trading.
Sebagai pengingat, rasio fibonacci adalah serangkaian angka yang diperoleh dengan menjumlahkan dua angka sebelumnya.
Urutan pola tren fibonacci mengikuti deret sebagai berikut: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, dan seterusnya.
Pola angka ini dapat membantu menunjukkan area saham berada di level support atau resistance dari pergerakan harga saham.
Fibonacci retracement merupakan salah satu indikator analisis teknikal yang populer di kalangan trader.
Ini adalah indikator yang kerap digunakan trader untuk mengidentifikasi rentang pergerakan dan arah pembalikan harga terhadap tren pergerakan sebelumnya.
Selain itu, indikator ini diigunakan untuk memprediksi level support dan resistance potensial dari harga suatu aset.
Cara menggunakan fibonacci retracement untuk menentukan level resistance pun tidak terlalu berbeda dengan cara menentukan level support.
Bedanya adalah penentuan level resistance dilakukan dengan menghubungkan titik swing high ke swing low.
Fibonacci retracement merupakan indikator yang bisa digunakan untuk beberapa aset keuangan tertentu, seperti kripto, saham, komoditas, dan pertukaran mata uang asing.
Berikut langkah-langkah untuk menggunakan fibonacci retracement:
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan posisi jual atau beli dengan fibonacci retracement.
Pada pergerakan turun, fibonacci retracement dapat digambarkan dengan menarik garis dari harga tertinggi menuju harga terendah dari trend atau pergerakan harga.
Sementara, untuk pergerakan naik trader dapat melakukan hal yang sebaliknya. Kendati, metode ini tidak akan selalu sama antar trader.
Ketika membuat gambar, titik pertama yang muncul adalah titik 100%, diikuti oleh titik 0%.
Tampilan gambar akan tetap seperti itu kecuali jika analis mengubah pengaturan di kolom gaya di tradingview dan mencentang opsi reverse.
Intinya, jika kita menggambarkan pergerakan naik dengan 0% di bagian bawah, maka wilayah di bawah 50% menjadi potensi turun, sementara di atas 50% menjadi potensi terus naik.
Sebaliknya, jika 0% berada di bagian atas, maka wilayah angka fibonacci di bawah 50% menjadi potensi pergerakan naik, sementara di atas 50% menjadi potensi turun.
Untuk melakukan analisis, akan digunakan contoh dengan metode atau rasio fibonacci di mana 0% berada di bawah saat menganalisis pergerakan naik.
Dapat terlihat bahwa dalam contoh penggunaan bitcoin, harga naik dari awal Oktober 2020 hingga akhir Januari 2021 setelah melonjak secara signifikan.
Melalui gambar tersebut, dapat diidentifikasi area yang potensial untuk melakukan pembelian dan juga area di mana sebaiknya mengambil keuntungan atau menutup kerugian.
Untuk menetapkan target pengambilan keuntungan, analis dapat memanfaatkan fitur fibonacci extension. Namun, karena fibonacci extension tidak selalu terlihat, analis juga dapat melakukan perhitungan secara manual.
Sebagai contoh, dengan menggunakan titik-titik yang telah disebutkan dan mengalikannya dengan 100%, target dapat ditentukan, misalnya pada level 161,8%.
Dengan cara ini, analis dapat menetapkan target dengan merujuk pada harga pada level 100%, kemudian mengalikannya dengan 161,8%.
Sementara itu, untuk menentukan area pembelian, analis dapat fokus pada level di atas 50% untuk mengantisipasi koreksi potensial ke arah tersebut.
Terakhir, untuk menetapkan lokasi penutupan kerugian, analis dapat memanfaatkan level di bawah 50% untuk mengantisipasi kemungkinan pembalikan arah atau reversal.
Sementara itu, dari contoh kedua, dapat dilihat jika diteruskan dan analis melakukan pembelian di atas area fibonacci 50%, analis mendapatkan keuntungan akibat targetnya sudah tercapai.
Asal tahu saja, di teori fibonacci, 61,8% adalah area emas.
Umumnya di daerah tersebut terjadi kelanjutan dari pergerakan awal saat menarik garis Fibonacci.
Selain itu perlu diingat saat target sudah tercapai ada baiknya analisis dilakukan dari awal kembali sehingga pandangan dapat berubah sesuai kondisi pasar.
Setelah memahami pergerakan tersebut, seharusnya trader dan analis mana pun sudah dapat menggunakan alat bantu ini dalam analisis.
Sangat perlu diketahui bahwa Fibonacci Retracement dan Expansion tidak akan selalu benar karena ada faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga.
Analisis ini harus disandingkan dengan analisis lainnya untuk memperkuat prediksi analis dan trader dalam melihat pergerakan harga.
Bagikan artikel ini