Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Trump Tariff: Pasar Justru Membutuhkannya?
shareIcon

Trump Tariff: Pasar Justru Membutuhkannya?

21 hours ago·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Trump Tariff: Pasar Justru Membutuhkannya?

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump kembali mengguncang pasar keuangan. Pada Senin (3/2), indeks saham utama turun lebih dari 2% setelah pengumuman tarif impor baru. Banyak pihak khawatir bahwa tarif ini akan memicu inflasi dan merugikan perdagangan global. Namun, data menunjukkan bahwa tarif justru bisa bersifat disinflasi dan mungkin menjadi solusi yang dibutuhkan pasar saat ini.

Dampak Tarif Trump Terhadap Pasar

Tarif impor tambahan yang diberlakukan oleh Trump meliputi:

  • 25% tarif impor untuk Meksiko dan Kanada
  • 10% tarif impor untuk China

Menurut laporan CNN, tarif baru ini mencakup impor senilai $1,4 triliun—lebih dari tiga kali lipat tarif yang dikenakan selama masa jabatan pertama Trump. Akibatnya, indeks S&P 500 (SPX) dan NASDAQ Composite (COMP:IND) turun sekitar 2% di sesi pre-market. Sementara itu, harga Bitcoin (BTC-USD) juga mengalami volatilitas, diperdagangkan di kisaran $94.000.

Namun, apakah kekhawatiran pasar ini berlebihan? Mari kita analisis lebih dalam.

Tarif Tidak Selalu Memicu Inflasi

Sebagian besar investor percaya bahwa tarif akan meningkatkan inflasi dengan menaikkan harga barang impor. Namun, bukti sejarah menunjukkan hal yang berbeda:

  • Pada tahun 2018, harga impor AS justru turun setelah diberlakukannya tarif.
  • Tarif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi permintaan, dan akhirnya menekan inflasi.
  • Depresiasi mata uang di negara mitra dagang dapat mengimbangi dampak tarif.

Misalnya, pada tahun 2018, nilai tukar yuan China melemah, sehingga mengurangi dampak kenaikan tarif terhadap harga barang impor di AS.

Harga impor Amerika Serikat | Sumber: FRED

Inflasi Diprediksi Turun di Kuartal Pertama

Hanya sebulan yang lalu, pasar khawatir akan lonjakan inflasi. Namun, dengan adanya tarif baru dan tren inflasi hunian yang menurun, kemungkinan besar inflasi akan mengalami penurunan dalam waktu dekat.

Grafik indeks sewa penyewa baru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi hunian telah turun drastis. Karena inflasi hunian merupakan komponen utama dalam Consumer Price Index (CPI), angka inflasi secara keseluruhan diperkirakan akan turun dalam beberapa bulan ke depan.

Indeks sewa penyewa baru | Sumber: Departemen Tenaga Kerja AS

Tarif Bisa Menjadi Strategi Ekonomi yang Tepat

Ketika Trump pertama kali menjabat, banyak yang khawatir bahwa kebijakan pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah akan memanaskan ekonomi terlalu cepat. Sekarang, dengan tarif baru yang bertindak sebagai pajak penjualan, AS justru memiliki kesempatan untuk:

  • Mengurangi tekanan inflasi.
  • Menyesuaikan kebijakan fiskal dari posisi yang kuat.
  • Mempersiapkan kondisi bagi The Fed untuk kembali ke kebijakan moneter yang lebih longgar.

Quantitative Easing (QE) Diprediksi Akan Kembali

Pasar sangat bergantung pada likuiditas, dan salah satu penyebab pelemahan pasar saat ini adalah berkurangnya likuiditas akibat kebijakan Quantitative Tightening (QT) yang diterapkan oleh The Fed. Jika kita melihat pola pada tahun 2018, penurunan pasar saat itu dipicu oleh "Fed Taper Tantrum," di mana The Fed mengurangi stimulus moneter secara bertahap. Namun, begitu The Fed mengubah arah kebijakan dan kembali ke Quantitative Easing (QE), pasar pun kembali menguat.

SPX 2016-2020 | Sumber: Trendspider

Saat ini, kita melihat tren serupa:

  • Bank Sentral Kanada telah mengakhiri kebijakan QT-nya.
  • Fasilitas reverse repo AS mendekati nol, menandakan potensi peningkatan likuiditas.
  • The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga dan menghentikan QT, membuka jalan bagi QE.

ON RRP (Overnight Reverse Repo Facility) | Sumber: FRED

Kesimpulan: Kesempatan Emas bagi Investor

Meskipun tarif baru memicu volatilitas di pasar, dampaknya kemungkinan tidak akan bertahan lama. Beberapa skenario yang dapat terjadi adalah:

  1. Trump membatalkan atau menyesuaikan kebijakan tarif berdasarkan respons pasar. Menurut Polymarket, terdapat 57% kemungkinan dimana Trump akan menarik kebijakan tarif pada Kanada.

Probabilitas bahwa tarif di Kanada dihapus (Polymarket)

  1. The Fed mempercepat kebijakan pelonggaran moneter untuk menjaga likuiditas.
  2. Ekonomi AS tetap kuat, menjadikan penurunan pasar ini sebagai peluang beli.

Jika The Fed mengambil langkah proaktif untuk menghindari krisis likuiditas seperti tahun 2018, maka kita mungkin akan melihat rebound pasar yang cepat. Dengan demikian, bagi investor jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi kesempatan strategis untuk masuk ke pasar sebelum fase pemulihan dimulai.

Investasi dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Pius Bagas H

Right baner

Pius Bagas H

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1