Pergerakan harga emas yang sejak awal tahun 2025 telah naik 13,5%YtD (per 7/3) masih terus menjadi perhatian investor. Padahal sepanjang 2024 kemarin, emas masih terus mencetak kenaikan hingga ~40%. Kenaikan signifikan ini sempat terjadi pada 3 kejadian besar, antara lain :
- 1979 - 1980 -> tensi geopolitik (Iranian revolution) yang mendorong kenaikan harga emas hingga 300%
- 2007 - 2011 -> krisis 2008 yang mendorong kenaikan harga emas dari $650/oz menjadi $1900/oz pada 2011.
- 2019 - 2020 -> krisis akibat Covid-19 yang mendorong kenaikan harga emas dari $1,500/oz menjadi $2,075 pada Agustus 2020.
Kini, di tengah berbagai prediksi optimis dari berbagai pihak, muncul sebuah narasi bahwa ada probabilitas bagi AS untuk menilai ulang (revaluation) cadangan emas yang dimilikinya.
Hal ini bermula dari cuitan Elon Musk melalui X yang ‘meragukan’ apakah cadangan emas AS sebanyak 216 juta ounces masih tersimpan aman di dalam Fort Knox. Keraguan ini bermula ketika Musk baru mengetahui bahwa cadangan emas AS tidak diaudit tiap tahunnya dan pengecekan terakhir terjadi pada tahun 2017 silam oleh Mitch McConnel dan Steven Mnuchin.
Sumber: Inflation Data
Awalnya, AS memang menggunakan ‘strategi’ revaluasi nilai cadangan emas sebagai cara untuk memengaruhi kondisi ekonomi. Hal ini seperti yang terjadi pada 1934 melalui Gold Reserve Act, di mana harga emas direvaluasi dari $20.67 menjadi $35/oz dan kala itu jumlah cadangan emas AS mencapai 202.5 juta ounces.
Pada saat yang bersamaan, artinya nilai USD mengalami depresiasi. Hal ini memang dibutuhkan untuk mengatasi efek dari Great Depression (1929) yang mana mengharuskan Pemerintah untuk mencetak uang sebanyak mungkin sebagai stimulus ekonomi.
Sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi AS sepanjang 1933 - 1937 mencapai rata-rata 8% yang menandakan bahwa strategi tersebut berhasil. Sejak saat itu, hingga kini harga cadangan emas milik AS hanya ‘dihargai’ $42.22/oz alias setara dengan $11 billion. Angka tersebut berasal dari jumlah cadangan emas AS sebanyak 261 million ounces.
In fact, sepanjang 1905 - kini, hanya ada 3x audit terhadap Fort Knox yakni pada 1943, 1974 dan 2017. Kejanggalan mulai muncul baik dari segi keberadaan (eksitensi) cadangan emas serta nilai yang terlalu jauh dibandingkan dengan kondisi sekarang.
Disparitas yang sangat besar antara harga emas saat ini (market value) dengan harga emas dalam neraca The Fed (book value) memunculkan probabilitas bagi Trump dan Musk untuk menerapkan kembali revaluasi terhadap cadangan emas milik The Fed.
Pasalnya, hingga Feb 2025 pun tak ada perubahan nilai terhadap sertifikat emas yang tercatat di neraca The Fed sejak 2015. Jika revaluasi ini memang dilakukan, ada beberapa dampak positif yang bisa terjadi :
Jika book value disesuaikan dari $42.22 menjadi $2,900/oz ; maka nilai cadangan emas akan naik dari $11 billion menjadi ~$750 billion. Hal ini tentu saja bisa menjadi ‘sumber baru’ bagi Pemerintah untuk mengatasi jika ada tantangan finansial bagi AS ke depannya.
Beberapa analis menilai bahwa revaluasi harga emas dapat menjadi cara untuk debt reduction walaupun dalam skala yang relatif kecil. Pasalnya, jika menghitung jumlah utang AS saat ini yang mencapai $36Tn, sekalipun revaluasi cadangan emas menjadi $750bn, maka gold to debt ratio hanya sebesar 2,1% saja.
Rasio tersebut jauh menurun jika dibandingkan dengan kondisi 1934 - 1980, di mana gold to debt ratio mencapai ~26%. Hal ini dikarenakan nilai utang AS naik terlalu signifikan dalam waktu cepat.
So, untuk mengembalikan rasio 2,1% ke 26% tersebut, maka harga emas perlu mencapai $35,780/oz alias naik 12x lipat dari harga saat ini yang less likely to happen.
Jika nantinya cadangan emas yang telah direvaluasi tersebut dijual dengan harga relatif tinggi, maka Pemerintah dinilai akan memiliki tambahan dana untuk mendongkrak ekonomi, khususnya melalui pemberian stimulus bagi consumer spending dan investment.
Namun demikian, revaluasi ini juga memiliki beberapa dampak negatif yang mungkin saja terjadi, antara lain :
Stimulus ekonomi yang mengalir kembali ke masyarakat memang baik dalam jangka pendek. Namun, ada risiko reflasi dalam jangka panjang yang berujung pada tergerusnya daya beli masyarakat.
Revaluasi ini dapat mendorong berbagai negara lain untuk ikut berbondong menjadikan emas sebagai cadangan negara. Jika hal ini terjadi, maka bisa saja harga emas terdongkrak naik dan menjadi lebih fluktuatif ke depannya.
Penggunaan cadangan emas untuk kebutuhan negara dapat dianggap sebagai kegagalan Pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal dan moneter yang berujung pada turunnya kepercayaan publik.
Jika revaluasi tersebut memang dilakukan oleh Pemerintah, maka akan ada beberapa aset yang diuntungkan, antara lain :
Namun demikian, ada pula sektor yang cenderung kurang diuntungkan yakni :
Jika nantinya AS tetap tidak mau melakukan revaluasi terhadap nilai cadangan emas nya, maka USD diestimasikan relatif tetap solid dan lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi AS. Sementara itu, pergerakan harga emas juga akan kembali ditentukan oleh mekanisme pasar (tanpa intervensi Pemerintah).
Di sisi lain, aset alternatif layaknya Bitcoin, komoditas hingga forex akan tetap menjadi primadona investor karena dianggap memiliki kapabilitas untuk melawan inflasi.
Jadi, menurut kalian apakah Trump dan Musk akan kembali melakukan penilaian ulang terhadap cadangan emasnya? Jika ya, mana pilihan investasi kalian? As always, DYOR!
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Pius Bagas H
Pius Bagas H
Bagikan artikel ini