Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pesan Tersembunyi di balik Yield Curve Obligasi
shareIcon

Pesan Tersembunyi di balik Yield Curve Obligasi

8 Jan 2025, 7:29 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Pesan Tersembunyi di balik Yield Curve Obligasi

Selama ini investor obligasi (mungkin) hanya mengenal istilah kupon yang merupakan imbal hasil atas investasi obligasi yang dimiliki. Namun sebenarnya ada pula faktor lain yang tak kalah penting yaitu yield.

Yield dalam obligasi malah menunjukkan imbal hasil yang ‘sebenarnya’ karena telah memperhitungkan angka discount/premium atas harga beli obligasi tersebut (khususnya untuk obligasi Pemerintah). Hal yang perlu diketahui investor adalah b tiap obligasi Pemerintah pasti memiliki tenor (jangka waktu) yang akan memengaruhi angka yield. 

Konsep idealnya adalah makin panjang tenornya, maka angka yield akan relatif lebih besar dibandingkan obligasi dengan tenor lebih pendek. 

Itulah kenapa kumpulan obligasi dengan berbagai tenor dan yield yang berbeda akan membentuk satu kurva yang disebut dengan yield curve. Pada kondisi normal, yield curve akan berbentuk upward sloping yang menunjukkan bahwa bond yield tenor panjang > bond yield tenor pendek. 


Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya (inverted yield curve), maka kondisi tersebut mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang ‘berbeda’ dengan perekonomian negara tersebut. Salah satu risiko terbesar yang diantisipasi adalah resesi. 

Berikut ini adalah 4 jenis yield curve yang dapat membantu investor untuk mengantisipasi kondisi ekonomi di masa mendatang : 

1. Normal Yield Curve 

Ini adalah kondisi paling normal dan ekonomi berjalan semestinya sehingga bond yield tenor panjang (10Y and above) lebih besar dibandingkan tenor pendek (1Y and below). Kurva akan berbentuk upward sloping

2. Inverted Yield Curve (IYC)

Kondisi ‘terbalik’ ini terjadi ketika bond yield tenor panjang < tenor pendek. Situasi yang tidak masuk akal ini mengindikasikan 2 hal:

  • Investor mengestimasikan suku bunga akan turun seiring dengan angka inflasi yang juga turun. 
  • Investor mengantisipasi terjadinya perlambatan ekonomi yang mendorong pemangkasan suku bunga. Makin panjang IYC terjadi, maka risiko perlambatan ekonomi makin besar pula. 

3. Steep Yield Curve

Kondisi ini terjadi ketika bond yield untuk tenor panjang naik lebih cepat dibandingkan tenor pendek. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi sedang dalam masa ekspansi (tumbuh signifikan) sehingga inflasi berpotensi naik signifikan pula. 

4. Flat YC 

Kondisi ini terjadi ketika bond yield berbagai tenor relatif mirip (hanya berbeda tipis). Hal ini umumnya terjadi ketika ada transisi dari normal yield curve menuju inverted yield curve alias kondisi ketidakpastian.

Terbentuknya berbagai yield curve tersebut tak lepas dari pengaruh berbagai faktor berikut :

1. Inflasi

Jika bank sentral menilai bahwa inflasi akan cenderung meningkat, maka kebijakan moneter yang diambil yakni pemangkasan suku bunga. Inflasi yang tak terkendali akan membuat daya beli melemah sehingga mendorong investor untuk ‘menuntut’ imbal hasil yang relatif lebih tinggi dalam jangka pendek. 

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan mendorong kenaikan inflasi seiring dengan bertambahnya permintaan. Di sisi lain, ketika banyak negara mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik, maka  akan ada banyak opsi investasi bagi investor sehingga mendorong kenaikan yield obligasi jangka panjang dengan lebih cepat. 

3. Suku bunga

Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini mendorong investor untuk ‘menuntut’ pula kenaikan yield yang akhirnya membuat aset berisiko tampak kurang menarik. 

Lantas, apa gunanya investor mengetahui tentang yield curve?

Sebagai seorang investor yang memahami tentang konsep yield curve di berbagai kondisi ekonomi, hal ini akan sangat membantu untuk mengindetifikasi sekaligus mengantisipasi jika ada sesuatu yang janggal dari situasi ekonomi. 

Jika memang yield obligasi terus naik dan mengindikasikan era suku bunga masih tinggi, maka porsi investasi ke aset berisiko akan cenderung kurang menguntungkan dan sebaliknya. Selain itu, pemilihan sektor juga relatif lebih jelas ketika investor paham arah suku bunga melalui identifikasi pergerakan yield. 

Last but not least, antisipasi terhadap risiko resesi juga bisa dilakukan layaknya yang terjadi pada Oktober 2007 silam ketika yield curve mulai terjadi inverse dan berlanjut dengan resesi akibat Global Financial Crisis pada 2008.

Investasi dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Pius Bagas H

Right baner

Pius Bagas H

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1