JNJ akan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 4Q24 pada hari Rabu (1/23) dini hari. Sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam bidang biotech dan farmasi, JNJ memegang market share sebesar 13% secara global. Dominasi market share yang diiringi dengan inovasi produk membuat JNJ mampu bersaing mengalahkan kompetitornya. Simak selengkapnya di sini!
Johnson and Johnson adalah perusahaan produsen obat-obatan, peralatan medis, dan barang konsumsi lainnya.
Berpusat di New Jersey, Amerika, JNJ berhasil menjadi market leader di bidang biotech dan farmasi dengan total pangsa pasar sebesar 13% secara global. Bahkan, JNJ kini menjadi salah satu perusahaan penyedia obat-obatan OTC terbesar di Amerika dengan memiliki lebih dari 108 paten obat dan berhasil menjual 14 jenis obat utama yang mendorong revenue perusahaan. Adapun pada 17 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasarnya sukses menembus US$352.6 miliar.
Saat ini, perusahaan memfokuskan aktivitasnya pada dua segmen bisnis utama. Keduanya berhasil menyumbang pendapatan US$85.2 miliar bagi perusahaan di 2023, tumbuh 6.5% dibanding setahun sebelumnya. Di tahun 2024, JNJ diproyeksikan memiliki pendapatan sebesar US$88.8 miliar (+4.3% YoY) dengan penjualan utama berfokus di Amerika (menyumbang 54% dari total pendapatan JNJ)
Kedua segmen bisnis itu terdiri dari:
Breakdown Revenue JNJ | Sumber: Bloomberg
Meski sudah memiliki nama yang harum di bidang farmasi, JNJ sejatinya masih memiliki pesaing yang siap menjegalnya di kompetisi industri tersebut, seperti Eli Lilly and Company (LLY), AbbVie (ABBV), Merck & Co., Inc. (MRK), Pfizer (PFE)
Industri farmasi dan kesehatan akan selalu dicari oleh masyarakat karena semakin bertambahnya usia maka tingkat kesehatan akan terus menurun. Perusahaan yang mampu menciptakan solusi untuk kesembuhan penyakit akan mendapatkan benefit berapa perbesaran market share. Pasarnya diperkirakan akan terus menggembung dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut data dari Statista, diproyeksikan pendapatan di pasar Farmasi diperkirakan mencapai US$1.2 triliun pada tahun 2025 secara global. Di antara berbagai pasar, Obat Onkologi diperkirakan akan menjadi yang terbesar, dengan proyeksi volume pasar sebesar US$208.9 miliar pada tahun 2025.Ke depan, pendapatan di sektor ini diperkirakan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2025-2029) sebesar 4.76%.
Sebelumnya, JNJ memiliki kasus terkait bedak tabur nya yang mengandung bahan-bahan berbahaya untuk bayi. JNJ harus menyelesaikan klaim dari 62.000 orang yang mengatakan bahwa mereka terkena kanker ovarium dan ginekologi lainnya dari bedak yang diproduksi oleh JNJ. Kasus ini sudah berlangsung sejak tahun 2021, dan sidang pengadilannya masih berlanjut hingga saat ini.
Akan ada sidang selanjutnya yang berlangsung di Bulan Januari 2025, hakim sudah mengajukan dan menawarkan settlement dengan JNJ, dimana JNJ harus membayar US$8.2 miliar sebagai kompensasi kerugian untuk pihak-pihak yang menuntut, apabila hal ini disetujui maka kasus tuntutan hukum kanker yang terkait dengan bedak bayi JNJ akan usai. Hal ini dapat menjadi prospek positif bagi perkembangan perusahaan kedepannya.
Pada 13 Januari 2025, JNJ mengumumkan untuk melakukan akuisisi terhadap Intra-Cellular Therapies dengan deal size sebesar US$14.6 miliar. Hal ini menandakan bahwa JNJ akan memperbesar pangsa pasar nya sebagai produsen obat saraf untuk mengobati skizofrenia dan depresi terkait bipolar. Menyusul hal tersebut, pada Bulan Desember 2024, Intra-Cellular telah mengajukan obat tersebut ke regulator AS sebagai pengobatan yang dapat dikombinasikan dengan antidepresan reguler untuk mengobati gangguan depresi mayor, yang berpotensi membuka pasar yang substansial.
Secara keseluruhan, proses akuisisi adalah salah satu cara JNJ untuk memperbesar growth perusahaan. Pada tahun 2024, JNJ telah mengakusisi 4 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, misalnya untuk pengobatan penyakit eczema, hingga perusahaan global yang bergerak di bidang cardiovascular.
Diproyeksikan pendapatan JNJ mengalami pertumbuhan sebesar 4.3% YoY di tahun 2024 atau sebesar US$88.8 miliar. Pada tahun sebelumnya, JNJ berhasil membukukan pendapatan sebesar US$85.2 miliar (+6.2% YoY). Kedepannya, pendapatan JNJ akan diproyeksikan tetap growing seiring dengan ekspansi melalui proses akuisisi yang dilakukan oleh JNJ.
Top line akan di topang oleh produk oncology JNJ dengan obat Darzalex (untuk kanker melanoma) yang diproyeksikan akan memiliki pendapatan sebesar US$11.6 miliar pada tahun 2025. Selain itu, obat sendi milik JNJ juga tidak kalah penjualannya, yakni dengan obat Stelara yang diprediksi memiliki pendapatan sebesar US$10.4 miliar.
Kalau ditinjau dari sisi medical tech, dari produk surgery akan menjadi unggul dengan revenue US$9.9 miliar yang kemudian disusul oleh produk orthopedic dengan revenue US$9.2 miliar di tahun 2024.
Breakdown Revenue JNJ | Sumber: Bloomberg
Apabila ditinjau dari sisi laba, untuk FY24, JNJ diproyeksikan akan membukukan laba sebesar US$9.97 atau dengan pertumbuhan 17.8%. Apabila ditinjau dari gross margin, GPM perusahaan membaik dibandingkan tahun sebelumnya yakni berada di level 74.6% (Vs. 2023 68.8%). Selanjutnya, NPM perusahaan diproyeksikan berada di level 27.2%.
Income Statement JNJ | Sumber: Bloomberg
Menurut JP Morgan, harga wajar saham Johnson & Johnson ($JNJ) berada di US$185.
Lebih lanjut, apabila ditilik dari rasio harga saham terhadap labanya (rasio P/E), valuasi JNJ saat ini berada di angka 13.8x P/E atau lebih “murah” dibandingkan rata-rata kompetitornya sebesar 14.5x P/E. Selanjutnya, apabila ditinjau dari Vs self, P/E JNJ sudah berada dibawah -1 stdev yang artinya harga saham JNJ sudah layak untuk dikoleksi karena sudah berada di area diskon.
Valuasi P/E JNJ | Sumber: Bloomberg
Proses R&D yang gagal dapat mengulang kejadian adanya bahan berbahaya dalam produk yang diproduksi oleh JNJ. Hal ini bisa mengakibatkan JNJ harus mengeluarkan uang lebih di pengadilan untuk membayar settlement kerugian. Efek selanjutnya adalah obat-obatan milik JNJ dapat ditarik dari peredaran dan dilarang diperdagangkan.
Potensi pasar farmasi yang menggiurkan tentu akan dimanfaatkan oleh pesaing-pesaing JNJ seperti Eli Lilly and Company (LLY), AbbVie (ABBV), Merck & Co., Inc. (MRK), Pfizer (PFE) untuk terus mencari cara untuk memperbesar pangsa pasar perusahaannya.
Dengan demikian, JNJ harus terus menerus melakukan R&D dan mengeluarkan paten-paten obat baru yang dapat membantu JNJ untuk menggenjot revenue perusahaan. Untuk FY24, diproyeksikan JNJ telah mengeluarkan US$16.5 miliar untuk proses R&D.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini