Tidak sampai sebulan sejak pengumuman pengunduran Joe Biden, Kamala Harris sudah bisa mengungguli Trump. Nampaknya event penembakan trump gagal nih buat naikin elektabilitas nya. Simak pada berita berikut ini!
Elektabilitas dari Kamala Harris semakin meningkat semenjak pengumuman mundur nya Joe Biden, berdasarkan research elektabilitas yang dilakukan oleh The Economist mengemukakan bahwa tingkat elektabilitas Kamala Harris sekarang ini lebih tinggi dibandingkan dengan Donald Trump.
Dengan adanya pertumbuhan elektabilitas, Kamala Harris pun mengumumkan mengenai kiblat kebijakan ekonominya akan berfokus pada penurunan biaya hidup terutama untuk rumah tangga keluarga kelas menengah dengan cara meningkatkan subsidi, mengurangi tax dan menekan cost of living. Kebijakan yang dicetuskan juga merupakan warisan dari Joe Biden, namun Kamala Harris lebih agresif dibandingkan dengan Biden.
Dalam merumuskan rencana ekonomi ini, Kamala Harris di bantu oleh Economist Brian Deese dan Mike Pyle, mantan deputy National Security Advisor for International Economics di gedung putih saat kepemimpinan Joe Biden.
Secara keseluruhan, diperkirakan paket kebijakan ekonomi Kamala Harris dapat meningkatkan defisit sebesar USD1.7 triliun sampai USD 2 triliun selama satu dekade.
Memang beberapa kebijakan Trump dan Kamala ada beberapa yang mirip atau sama, namun dengan keunggulan dari Kamala Harris voting elektabilitas, banyak orang juga yang masih percaya bahwa kondisi perekonomian USA akan lebih baik di bawah Trump, karena Trump merupakan pengusaha dan dapat memikirkan insentif-insentif untuk pengusaha, yang berdampak pada perkembangan GDP, sampai dengan penurunan jumlah pengangguran karena insentif perusahaan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Misalnya dengan peningkatan tarif impor barang yang masuk minimal 10% (60% produk import dari china), agar produk AS bisa lebih bersaing dan diserap oleh masyarakat lokal. Dengan adanya kebijakan ini, perusahaan-perusahaan AS bisa diuntungkan. Efeknya perusahaan seperti Tesla dapat diuntungkan karena marketnya tidak didistribusi oleh BYD ataupun Rivian
Selanjutnya, apabila Trump naik menjadi presiden, Trump juga akan menurunkan cost-cost yang memberatkan middle income dengan cara menurunkan harga oil dengan cara meningkatkan produksi oil, Trump juga akan menggunakan energi kotor yang lebih murah seperti coal untuk menunjang aktivitas produksi sehingga perusahaan yang bergerak di bidang traditional energy akan menarik untuk diperhatikan.
Namun, secara historical partai pemenang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, dimana secara historis terdapat 3 scenario yang paling menguntungkan pasar saham, yakni:
Scenario Partai Politik Ketika Mengendalikan Pemerintah Federal vs S&P500, Sumber: RBC Capital Market (2023)
Tingkat Return Presiden Terpilih Republican vs Democratic, Sumber: JP Morgan (2023)
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini