Perang tarif yang dilayangkan oleh Trump kepada China sebesar 20% (dan kemungkinan masih akan terus bertambah nantinya) tak serta merta membuat China gentar. Pasalnya, melalui rapat Two Sessions atau disebut dengan Lianghui - rapat besar yang melibatkan Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC) and the National People’s Congress (NPC), China tetap menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5%.
Worth to note, Two Sessions ini menjadi rapat yang sangat diperhatikan oleh investor global karena akan menjadi guidance perekonomian China ke depannya.
Pertumbuhan ekonomi China pada 2024 juga tercatat sebesar 5% dan kini kembali dipasang sebesar 5% dengan memperhitungkan efek dari perang tarif dan siklus ekonomi China yang kini masih penuh tekanan.
Artinya, ‘tugas’ Pemerintah China kali ini lebih berat dan akan ditempuh melalui beberapa strategi :
Nantinya defisit akan diperlebar menjadi 4% PDB (vs. sebelumnya ~3% PDB) yang ditujukan untuk mendongkrak ekonomi melalui proyek infrastruktur dan belanja berbagai program sosial.
Guna mengurangi ketergantungan pada aktivitas ekspor, China menerapkan special action plan berupa perluasan skema tukar tambah atas barang konsumsi dan penerbitan obligasi senilai 300 miliar Yuan untuk mendorong spending.
Kini, Pemerintah akan berfokus pada perlindungan konsumen dari munculnya efek tarif Trump.
Masyarakat yang memiliki pendapatan menengah ke bawah jadi fokus utama Pemerintah yang porsinya mencapai ~40% dari total populasi sebanyak 1,4 miliar jiwa (per akhir 2024).
Selain itu, jika diamati dari pos pembentukan PDB China, sebenarnya investment (area hijau) masih menjadi yang paling besar ~50% sedangkan pos konsumsi rumah tangga perlahan sedikit menurun. Oleh karena itu, Pemerintah juga tak lepas dari pengeluaran Pemerintah untuk investasi, khususnya ke sektor technology.
Selain dari segi consumer spending, Pemerintah juga memilih untuk meningkatkan inevstasi di sektor teknologi - khususnya AI, Quantum Computing dan 6G Tech yang bertujuan meningkatkan kekuatan teknologi domestik dan mengurangi ketergantungan pada pihak asing.
Inisiatif ini diwujudkan melalui Made in China 2025 yang sebenarnya telah diluncurkan sejak 2015. Sebagai hasilnya, sudah banyak inovasi yang tercipta, mulai dari high speed rail, solar panels hingga EV.
Merangkum dari hasil Two Sessions yang digelar oleh China pada 5-6 Maret kemarin, terlihat jelas ada perbedaan dari segi target inflasi (menjadi 2%) dan fiscal deficit (menjadi 4%) serta penerbitan obligasi spesial (menjadi RMB 4.5Tn) yang semuanya menjadi konfirmator atas kebijakan moneter moderately loose untuk sepanjang 2025 ini.
Berkaca dari hal tersebut, beberapa sektor yang berpotensi diuntungkan antara lain :
1. Consumer Goods and Retail, karena sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mendorong aktivitas konsumsi domestik, apalagi jika perusahaan tersebut juga mengkombinasikan dengan aspek digital, misalnya AI. Contoh : Alibaba Group Holding Ltd (BABA), JD.Com (JD).
2. Technology and Innovation, karena sektor inilah yang menjadi ‘anak emas’ Pemerintah sehingga keleluasaan dari segi inovasi, regulasi maupun invetasi akan jadi lebih optimal. Contoh : Baidu, Inc (BIDU).
3. Green Energy and EV, yang memang kini cukup dikuasai oleh China dan juga sejalan dengan tema global untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Contoh : NIO, Inc (NIO), Li Auto, Inc (LI).
4. Infrastructure and Construction, yang juga menjadi fokus untuk belanja Pemerintah China ke depannya mengingat sektor ini dapat menciptakan lapangan kerja sehingga berdampak besar pada perekonomian secara keseluruhan.
Last but not least, walaupun rencana dan target Pemerintah China telah disusun cukup matang, namun pemulihan ekonomi China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia memang bukan hal mudah dan bisa terjadi dalam waktu cepat. Thus, investor tetap wajib mengantisipasi risiko ini ke depannya.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini