Kasus dugaan penyelundupan chip AI canggih Nvidia ke China melalui Singapura tengah menjadi perhatian besar di dunia teknologi dan geopolitik. Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, mengungkap bahwa server yang terlibat dalam kasus penipuan ini kemungkinan terdapat chip buatan Nvidia. Server tersebut dipasok oleh perusahaan AS, termasuk Dell Technologies dan Super Micro Computers, sebelum dikirim ke perusahaan yang berbasis di Singapura dan akhirnya diteruskan ke Malaysia. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian apakah Malaysia merupakan tujuan akhir pengiriman tersebut.
Kasus ini semakin mencuri perhatian karena terkait dengan DeepSeek, sebuah perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China yang baru-baru ini menarik perhatian dunia teknologi. Pada Januari 2025, DeepSek mengumumkan model AI terbarunya yang menunjukkan performa luar biasa, bahkan diklaim menyaingi model buatan OpenAI dan Google DeepMind. Namun, perusahaan ini diduga memperoleh chip AI kelas atas yang dilarang diekspor ke China melalui jalur tidak resmi.
Amerika Serikat telah meluncurkan penyelidikan terkait dugaan penggunaan chip buatan AS oleh DeepSek. Investigasi ini bertujuan untuk memastikan apakah perusahaan tersebut memang telah memperoleh chip Nvidia secara ilegal. Menurut media reuters, sejumlah universitas dan lembaga riset di China telah berhasil mendapatkan chip Nvidia A100 dan H100 melalui server buatan Dell, Super Micro, serta perusahaan teknologi Taiwan, Gigabyte Technology.
Chip Nvidia seri A100 dan H100 sangat dicari di dunia AI karena performanya yang tinggi dalam pemrosesan data dan pelatihan model kecerdasan buatan. Sejak Oktober 2022, AS telah menerapkan pembatasan ekspor terhadap chip-chip ini ke China untuk mencegah pengembangan AI yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer atau pengawasan massal. Meski demikian, laporan menunjukkan bahwa China masih berhasil mendapatkan chip tersebut melalui jalur tidak resmi.
Beberapa sumber di industri AI, termasuk CEO Scale AI, Alexandr Wang, mengklaim bahwa DeepSek memiliki hingga 50.000 unit chip AI Nvidia yang seharusnya tidak dapat diekspor ke China. Jika klaim ini benar, maka jumlah tersebut memiliki nilai pasar lebih dari $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun, dengan asumsi harga satu chip sekitar $30.000).
Pemerintah Singapura telah meminta klarifikasi dari otoritas AS mengenai status hukum server yang digunakan dalam kasus ini. Menteri Shanmugam menegaskan bahwa Singapura akan bekerja sama dengan AS jika diperlukan dalam penyelidikan lebih lanjut. Saat ini, sebanyak 22 individu dan perusahaan tengah diperiksa oleh otoritas Singapura atas dugaan pemalsuan informasi terkait pengiriman server berisi chip AI tersebut.
Singapura sendiri merupakan pasar terbesar kedua bagi Nvidia setelah AS, menyumbang 18% dari total pendapatan perusahaan dalam tahun fiskal 2025. Namun, pengiriman langsung ke Singapura hanya menyumbang kurang dari 2% dari total pendapatan Nvidia, karena sebagian besar pelanggan menggunakan negara tersebut sebagai pusat faktur untuk penjualan ke negara lain.
Source: Bloomberg
Sejauh ini, baik Nvidia, DeepSek, Super Micro, maupun Dell belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini. DeepSek sebelumnya mengklaim bahwa mereka menggunakan chip Nvidia H800, yang masih dapat dibeli secara legal pada tahun 2023. Selain itu, perusahaan juga mengungkap bahwa superkomputer AI mereka menggunakan Nvidia A100, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai cara memperoleh chip tersebut.
Kasus ini semakin menambah kekhawatiran bahwa jaringan penyelundupan chip AI ke China semakin terorganisir. Jika terbukti ada pelanggaran aturan ekspor AS, hal ini bisa memicu ketegangan lebih lanjut antara AS dan China serta mempengaruhi regulasi perdagangan chip di masa mendatang.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini