
Trading crypto adalah aktivitas jual beli aset digital (seperti Bitcoin) dalam jangka pendek untuk mengejar capital gain (keuntungan) dari pergerakan harga. Fokusnya pada momentum, timing, dan eksekusi yang cepat.
Sementara itu, investasi (investing atau HODL) bertujuan membangun nilai dalam jangka panjang (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) dengan memperhatikan analisis fundamental, adopsi jaringan, dan potensi teknologi.
Bagi pemula yang baru belajar trading crypto, perbedaan utamanya ada di tujuan, durasi, dan analisis:
Trading: Jangka pendek, aktif, fokus di analisis teknikal (pola grafik).
Investasi: Jangka panjang, pasif, fokus di analisis fundamental (nilai proyek).
Sebelum melangkah lebih jauh, belajar trading crypto harus dimulai dengan memahami bahasanya. Berikut adalah beberapa istilah penting dalam trading crypto:
Blockchain: Teknologi buku besar digital yang terdesentralisasi, menjadi dasar dari semua crypto.
Bitcoin (BTC): Aset crypto pertama dan terbesar, sering dianggap sebagai "Emas Digital" atau penyimpan nilai (store of value).
Altcoin: Singkatan dari "Alternative Coin". Ini merujuk pada semua aset crypto selain Bitcoin (contoh: Ethereum (ETH), Solana (SOL), dll).
Stablecoin: Aset crypto yang nilainya "dipatok" ke aset lain, biasanya Dolar AS (contoh: USDT, USDC), untuk menjaga harganya tetap stabil.
Spot Trading: Cara trading crypto paling dasar. Anda membeli dan memiliki asetnya secara langsung (misal: membeli 1 ETH).
Futures Trading (Derivatif): Kontrak untuk membeli/menjual aset di harga tertentu di masa depan. Ini menggunakan Leverage.
Leverage: "Dana pinjaman" dari exchange untuk memperbesar ukuran posisi Anda. Leverage memperbesar potensi keuntungan, namun juga memperbesar potensi risiko kerugian.
Bull Market: Tren pasar yang sedang naik (optimistis).
Bear Market: Tren pasar yang sedang turun (pesimistis).
FOMO (Fear of Missing Out): Rasa takut ketinggalan tren, seringkali membuat pemula membeli di harga puncak.
FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt): Penyebaran berita negatif (seringkali rumor) untuk membuat investor panik dan menjual rugi.
Trading crypto sangat menarik, tetapi penting untuk jujur melihat kedua sisinya:
Kelebihan Aset Crypto:
Potensi Keuntungan Tinggi: Volatilitas (pergerakan harga) yang tinggi berarti ada peluang capital gain yang besar dalam waktu singkat.
Akses Pasar 24/7: Pasar crypto tidak pernah tidur (buka 24 jam, 7 hari seminggu), memberikan fleksibilitas tinggi.
Aksesibilitas: Siapa saja bisa mulai dengan modal kecil.
Likuiditas Tinggi: Aset utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sangat mudah dibeli atau dijual kapan saja.
Desentralisasi: (Untuk crypto utama) Aset tidak dikontrol oleh satu entitas atau bank sentral.
Kekurangan dan Risiko Aset Crypto:
Volatilitas Ekstrem: Ini adalah risiko terbesar. Harga bisa turun 20-30% dalam sehari. Pemula harus siap mental menghadapi ini.
Risiko Keamanan Platform: Jika Anda salah memilih exchange (platform) ilegal, aset Anda berisiko dicuri, diretas, atau platformnya ditutup.
Regulasi yang Berkembang: Aturan hukum crypto masih berkembang di banyak negara, yang bisa memengaruhi sentimen pasar.
Kurangnya Pemahaman: Risiko terbesar pemula adalah FOMO dan kurangnya pemahaman akan analisis fundamental proyek yang dibeli.
Stop Loss & Take Profit - Fitur ini membantu trader menjual aset secara otomatis di level harga tertentu.
Limit Order & Market Order - Limit Order memungkinkan trader menentukan harga tertentu, dan order hanya akan tereksekusi ketika harga mencapai level tersebut.
Price Alert - Price alert atau notifikasi harga memberi peringatan saat aset crypto menyentuh level target yang telah ditentukan.
Kredibilitas platform adalah fondasi belajar trading crypto. Di Indonesia, aset crypto kini diawasi OJK (efektif 2025, transisi dari Bappebti).
Bagi pemula, kriteria platform yang aman adalah:
Regulasi OJK: Wajib memilih penyedia yang patuh OJK dan menerapkan KYC (Know Your Customer) yang ketat.
Keamanan Data: Cari platform dengan standar keamanan teruji, seperti sertifikasi ISO/IEC 27001.
Keamanan Dana: Pastikan platform menyimpan dana nasabah di rekening terpisah (kustodian berizin), bukan dicampur dengan dana operasional perusahaan.
Pluang dapat menjadi pilihan utama bagi pemula yang ingin belajar trading crypto dengan aman. Pluang adalah platform investasi multi-aset yang diawasi OJK dan telah tersertifikasi ISO/IEC 27001:2013. Dana nasabah di Pluang disimpan terpisah di rekening kustodian berizin, memberikan lapisan perlindungan ekstra.
Keunggulan Pluang tidak hanya di crypto. Dalam satu aplikasi, Anda bisa mengakses crypto (BTC, ETH, dll), Emas Digital, Reksa Dana, serta Saham AS, sehingga diversifikasi portofolio menjadi sangat praktis. Pluang juga sangat fokus pada edukasi melalui Pluang Academy dan News & Analysis, serta menyediakan laporan pajak yang dapat diunduh langsung dari aplikasi untuk memudahkan pelaporan SPT.
Bagi pemula, berikut langkah paling praktis untuk memulai trading crypto:
Pilih aplikasi trading crypto legal – gunakan aplikasi terpercaya yang sudah teregulasi OJK dan Bappebti1. Serta memiliki sertifikat ISO (ISO/IEC 27001) untuk memastikan proteksi data dari exchange crypto.
Daftar & verifikasi akun (KYC) – unggah KTP/paspor, lakukan selfie, lalu tunggu verifikasi.
Pengenalan & edukasi trading crypto – sebelum benar-benar masuk ke pasar, pelajari istilah dasar seperti wallet, spot trading, dan leverage. Manfaatkan materi edukasi di Pluang seperti artikel, panduan, dan webinar agar lebih siap4.
Deposit dana – Setelah verifikasi, lakukan deposit via transfer bank, e-wallet (OVO, Dana, GoPay), atau virtual account; nominal fleksibel mulai Rp10 ribu.
Pilih Aset Kripto yang Tepat – Pemula biasanya mulai dari Bitcoin (BTC) atau Ethereum (ETH).
Analisis Pasar Sebelum Trading - Lihat tren harga, berita terbaru, atau indikator teknikal.
Terapkan Manajemen Risiko - Tentukan stop loss, target profit, dan jangan pakai seluruh modal.
Mulai Trading (Buy/Sell) & Pantau Posisi - Lakukan eksekusi order dan cek portofolio secara berkala.
Cara trading crypto bagi pemula yang sukses membutuhkan analisis, bukan tebakan.
Analisis Teknikal (Kapan Beli/Jual):
Ini adalah analisis untuk membaca perilaku harga (grafik). Pemula cukup fokus pada:
Tren: Apakah harga secara umum sedang naik (uptrend) atau turun (downtrend)?
Support & Resistance: Level harga psikologis di mana harga cenderung berhenti (support = lantai, resistance = langit-langit).
Indikator Sederhana: Seperti RSI (untuk melihat jenuh beli/jual) atau MACD (untuk melihat momentum tren).
Analisis Fundamental (Aset Apa yang Dibeli):
Ini adalah analisis untuk menilai kualitas proyek. Ini adalah cara terbaik untuk memantau berita dan tren terkini crypto:
Whitepaper & Tim: Apa tujuan proyek ini? Siapa pengembangnya?
Berita & Tren: Apakah ada berita upgrade protokol? Kemitraan baru? Atau ada tren regulasi baru yang memengaruhi aset tersebut?
Pluang Academy dan News & Analysis di dalam aplikasi Pluang sangat membantu pemula untuk mendapatkan informasi terbaru ini
Gunakan Uang Dingin: Wajib. Jangan pernah trading dengan uang kebutuhan pokok.
Diversifikasi: Jangan taruh semua modal di satu altcoin. Bagi pemula, diversifikasi di Pluang (misal: sedikit di BTC, sedikit di Emas, sedikit di Saham AS) jauh lebih bijak.
Ukuran Posisi: Risiko tiap transaksi idealnya hanya 1-2% dari total modal Anda.
Gunakan Stop Loss: Selalu pasang stop loss untuk membatasi kerugian.
Kendalikan Emosi: Hindari FOMO, FUD, dan revenge trading (balas dendam saat rugi).
DCA (Dollar-Cost Averaging): Strategi terbaik bagi pemula. Membeli aset (misal: BTC) secara berkala (tiap minggu/bulan) dengan jumlah Rupiah yang sama, tanpa peduli harga. Ini meredam volatilitas.
Swing Trading (Sederhana): Fokus pada tren harian/mingguan. Beli saat harga terkoreksi ke support dalam tren naik, dan jual saat mencapai resistance.
FOMO (beli karena hype tanpa analisis).
Tidak menggunakan Stop Loss (membiarkan rugi membesar).
All-in di satu aset (tidak diversifikasi).
Mengabaikan Keamanan Akun (tidak mengaktifkan 2FA).
Tidak punya rencana trading (kapan beli, kapan jual).
Pilih aplikasi yang sudah terdaftar di OJK dan Bappebti serta memiliki sertifikasi ISO/IEC 27001 seperti Pluang. Setelah itu, daftar akun, lakukan verifikasi identitas (KYC), deposit dana, lalu beli aset pertama seperti Bitcoin (BTC) atau Ethereum (ETH).
Trading crypto memiliki risiko tinggi karena harganya sangat fluktuatif dalam waktu singkat. Selain itu, faktor eksternal seperti regulasi dan sentimen pasar global juga bisa mempengaruhi harga secara drastis.
Mulai main crypto modal kecil. Pluang memungkinkan investasi dari Rp10.000. Karena bisa beli pecahan, tak perlu 1 koin penuh—Rp100 ribu cukup untuk belajar dan berinvestasi bertahap.
Pluang adalah aplikasi crypto terbaik di Indonesia yang telah teregulasi5 dan memperoleh rating 4,8 di Google Play Store. Selain aset crypto dan derivatif seperti crypto futures, Pluang juga menyediakan akses ke saham Amerika, ETF, options, emas, hingga reksa dana. Biaya kompetitif, fitur pro, dan konten edukasi komprehensif membantu pengguna mempersiapkan diri sebelum terjun ke pasar.
Di exchange yang terdaftar di OJK & Bappebti, pilih aset, masukkan nominal, konfirmasi pembelian. Untuk menjual, pilih aset di portofolio, tentukan jumlah, hasil penjualan masuk ke saldo akun.
Nilainya tergantung koin yang dibeli:
$1000 = 0.009 BTC (harga Rp1,8 Miliar/BTC).
$1000 = 0.233 ETH (harga Rp70,7 Juta/ETH).
Cek langsung di Pluang untuk kurs terbaru.
Bisa, asal memahami risiko, mulai dengan modal kecil, disiplin pada strategi, dan terus belajar. Banyak trader pemula rugi karena FOMO dan tidak punya trading plan.
Belajar trading crypto menuntut fondasi yang kuat, rencana yang jelas, dan disiplin eksekusi. Bagi pemula, kuncinya adalah memprioritaskan keamanan dan pengetahuan. Gunakan platform legal yang diawasi OJK seperti Pluang, yang juga memiliki keamanan data ISO 27001. Kuasai analisis fundamental dasar (termasuk memantau berita dan tren) dan teknikal, serta terapkan manajemen risiko yang ketat (terutama strategi DCA). Awali dengan modal kecil, pahami istilah penting, dan teruslah belajar.
Davion Arsinio
Davion Arsinio
Bagikan artikel ini