Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Dampaknya Apabila Jerome Powell Resign
shareIcon

Apa Dampaknya Apabila Jerome Powell Resign

16 Jul 2025, 5:05 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Apa Dampaknya Apabila Jerome Powell Resign

If Powell Resigns..  What’s next for The Fed and MAGA? 

Desakan Presiden AS, Donald Trump terhadap Powell, Gubernur The Fed yang terus berlangsung hingga kini tampaknya mulai digubris oleh Powell. Pasalnya, Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal (Federal Housing Finance Agency/FHA), Bill Pulte, mengatakan bahwa Powell sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. 


Walaupun belum ada pernyataan resmi dari juru bicara The Fed, namun hal ini menimbulkan banyak spekulasi di antara para pelaku pasar. Pasalnya, masa jabatan Powell sebenarnya baru berakhir pada 15 Mei 2026 dan bisa diperpanjang hingga 31 Januari 2028. 

Di sisi lain, Trump terus mendesak Powell untuk memangkas suku bunga dan bahkan menargetkan bahwa Fed Funds Rate (FFR) setidaknya 2% - 3% lebih rendah dibandingkan level saat ini (4,25% - 4,50%).


Lantas, jika keinginan Trump diikuti oleh Powell dan FFR kembali ke level 1% - 2%, apa yang akan terjadi dengan pasar keuangan AS dan global? Let’s get into it!

Pressure on Powell : Why NOW? 

Tekanan yang ditujukan ke Powell sebenarnya bermula dari tuduhan bahwa kesaksian Powell tentang renovasi bank sentral untuk kantor pusatnya bersifat menipu. Pasalnya, anggaran awal renovasi adalah $1.9bn namun naik menjadi $2.5bn. 

Selain itu, kekecewaan terhadap Powell juga disampaikan oleh Trump dengan julukan Mr.Too Late karena dianggap terlalu lambat dalam memangkas suku bunga. Apalagi kondisi ekonomi AS memang sedang terpuruk dan bank sentral negara lain telah agresif memangkas suku bunga. 

Di sisi lain, 2 alasan utama Powell untuk mempertahankan suku bunga adalah kekhawatiran terjadinya lonjakan inflasi akibat tarif serta ketenagakerjaan yang masih relatif kuat. 

Namun, kalau Powell memutuskan untuk mundur sebelum masa jabatan selesai, maka investor harus Bersiap dengan beberapa kondisi berikut : 

  • Market Turbulence, yang disebabkan oleh tingginya ketidakpastian di bank sentral AS mengingat The Fed merupakan ‘poros’ dari seluruh bank sentral lainnya di dunia. 
  • Perubahan Kebijakan, yang akan sangat berdampak ke kondisi ekonomi AS dan juga negara lainnya. 
  • Penurunan Kepercayaan ke AS, yang disebabkan oleh minimnya independensi Bank Sentral karena bisa diintervensi oleh Presiden. 

Who’s next? 

Pertanyaan penting berikutnya adalah siapa saja kandidat pengganti Powell untuk melanjutkan kepemimpinan. Berikut ini adalah beberapa nama yang kerap disebut sebagai penerus Powell : 

Deretan pengganti Powell tersebut ‘menanggung’ ekspektasi cukup besar dari Trump dan juga seluruh masyarakat AS, antara lain : 

  • Pro Growth + Dovish, seperti yang telah disampaikan berulang kali oleh Trump mengingat visi utamanya adalah Make America Great Again (MAGA). 
  • Fiscal Friendly, yang artinya wajib memprioritaskan untuk memberikan ruang kenaikan bagi utang Pemerintah AS walaupun harus mengorbankan kenaikan inflasi maupun pelemahan USD. 
  • Transparent + Media Savvy, mengingat saat ini publisitas menjadi ‘komoditas’ untuk mendongkrak kepercayaan publik layaknya apa yang dilakukan oleh Trump. M
  • Trade Conscious, mengingat selama Trump memimpin artinya perang tarif akan terus berlangsung sehingga kebijakan moneter dan fiskal oleh The Fed juga harus mempertimbangkan hal ini. 

MAGA Agenda : Could it happen? 

Memang tidak ada jaminan bahwa mimpi Trump untuk mencapai ‘Make America Great Again’ bisa terwujud dengan menggantikan Powell. Namun, jika pergantian ini tetap terjadi, maka berikut ini efeknya ke pasar keuangan:

  • Mortgage Rates lebih rendah, apalagi jika FFR dipangkas hingga 300bps dan terjadi penghematan hingga $200bn/tahun untuk debt service.
  • Indeks saham AS terdongkrak naik, mengingat FFR kembali mendekati level yang amat rendah dan investor akan berburu aset dengan high yield. 
  • Belanja Pemerintah lebih cepat, karena suku bunga pinjaman yang lebih rendah membuat ada ruang untuk belanja Pemerintah yang lebih besar demi mendorong aktivitas konsumsi domestic AS. 
  • USD lebih rendah, yang membuat aktivitas ekspor AS meningkat. 

Pergantian Powell yang cukup kontroversial memang bukan satu-satunya kunci untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang dihadapi AS. Namun setidaknya, jika terjadi perubahan arah kebijakan The Fed, maka big shifting dapat kembali terjadi di pasar keuangan AS. 

Investasi dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi di 1000+ pilihan aset yang mencakup Saham AS & ETF, Options Trading untuk Saham AS & ETF, Aset Crypto, Crypto FuturesEmas, dan juga puluhan produk Reksa Dana, semua mulai dari Rp10.000 saja! Di Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena Pluang sudah bekerja sama dengan mitra-mitra tepercaya yang memiliki izin dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait. Yuk, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1