Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Berita Terpopuler 13 Mei 2023

Berita Terpopuler 13 Mei 2023

13 May 2023, 12:05 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Berita Terpopuler 13 Mei 2023

Berikut lima berita terpopuler untuk semua artikel pada 13 Mei 2023.

1. Sang Musuh Abadi Kembali, Harga Emas pun Mulai Undur Diri (Sumber: CNBC Indonesia)

Harga emas terus melemah karena dolar Amerika yang kuat, dengan emas turun sebesar 0,69% pada hari Kamis (11/05/2023) dan turun selama dua hari berturut-turut. Namun, pada hari Jumat (12/05/2023), emas mengalami kenaikan kecil sebesar 0,005%. Dolar Amerika adalah hambatan yang signifikan bagi emas karena mereka bergerak ke arah yang berlawanan, dan dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli. Dolar menguat karena ketidakpastian pasar seputar perubahan kebijakan potensial dari bank sentral Amerika Serikat mengenai inflasi dan indeks harga produsen. Meskipun terjadi sedikit perlambatan inflasi dibandingkan dengan ekspektasi para ekonom, inflasi bulanan telah meningkat, dan Indeks Harga Produsen (PPI) telah menguat, yang menimbulkan keraguan di pasar tentang suku bunga acuan di masa depan yang ditetapkan oleh Federal Reserve.

2. IMF: Gagal bayar AS akan berdampak sangat serius pada ekonomi global (Sumber: Antara News)

IMF telah memperingatkan bahwa AS harus tetap waspada terhadap kerentanan di sektor perbankannya, terutama di bank-bank regional. Kemungkinan gagal bayar utang AS akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi ekonomi global, termasuk biaya pinjaman dan suku bunga yang lebih tinggi. IMF telah menyerukan kesatuan dan konsensus untuk menyelesaikan masalah batas utang dengan cepat. Pembicaraan telah dimulai, tetapi Partai Republik bersikeras untuk melakukan pemotongan pengeluaran.

3. Jack Ma Kembali Caplok 2,9 Juta Lembar Saham Bank Neo (Sumber: CNBC Indonesia)

Perusahaan Fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia yang didukung oleh Jack Ma dan bagian dari Grup Akulaku, telah meningkatkan saham kepemilikannya di PT Bank Neo Commerce Tbk. dengan mengakuisisi 2.901.200 saham, atau 0,06%. Total kepemilikan perusahaan sekarang mencapai 26,86%. Harga per saham atau nilai transaksi total tidak diungkapkan. Akulaku bertarget pasar negara berkembang dengan kelompok konsumen yang kurang dilayani. Terlihat perusahaan ini menambah saham BBYB beberapa kali dan secara resmi menjadi pengendali PT Bank Neo Commerce Tbk. dengan PT Gozco Capital pada November 2021.

4. Dolar AS "rebound" karena inflasi harga produsen merusak sentimen (Sumber: Antara News)

Dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang utama karena data inflasi harga produsen AS dan proposal FDIC untuk menarik pajak dari bank-bank besar. Indeks dolar naik sebesar 0,56%. Euro dan pound turun, sementara dolar AS naik terhadap yen Jepang, franc Swiss, dolar Kanada, dan krona Swedia. Selain itu, Bank of England menaikkan suku bunga menjadi 4,5%.

5. Dolar AS Kini 'Dibuang', Ini Negara yang Jadi Biang Keroknya (Sumber: CNBC Indonesia)

Negara-negara seperti China dan Brasil memutuskan untuk meninggalkan dolar Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran tentang statusnya sebagai mata uang cadangan global. Bank Indonesia sedang mempersiapkan transaksi mata uang lokal (LCT) untuk mencakup transaksi lintas batas, mempromosikan de-dolarisasi dan meningkatkan ketergantungan pada mata uang lokal. Negara-negara ASEAN, bersama dengan China dan Korea Selatan, telah menandatangani perjanjian transaksi pembayaran lintas batas yang mencakup transaksi mata uang lokal, mulai November 2022. Fenomena de-dolarisasi ini disebabkan oleh perubahan dalam dinamika ekonomi global, termasuk sanksi AS terhadap Rusia. IMF melaporkan bahwa penggunaan dolar AS di dunia menurun dari 70% menjadi 50%, menurut data IMF. Bank sentral di banyak negara sedang membeli emas untuk mendiversifikasi cadangan mereka dari dolar AS.


Disclaimer: Konten berikut ditulis dan dikurasi secara otomatis menggunakan teknologi AI.

Ditulis oleh
channel logo

MachineBot

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar