Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Berita Terpopuler 12 Mei 2023

Berita Terpopuler 12 Mei 2023

12 May 2023, 12:05 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Berita Terpopuler 12 Mei 2023

Berikut lima berita terpopuler untuk semua artikel pada 12 Mei 2023.

1. Yaaah Penonton Kecewa, Harga Emas pun Merana.... (Sumber: CNBC Indonesia)

Harga emas melemah setelah pengumuman inflasi Amerika Serikat, yang lebih rendah dari ekspektasi, namun masih lebih tinggi jika dilihat bulan ke bulan. Analis pasar Senior Oanda, Ed Moya menuturkan bahwa inflasi akan terus menurun, namun sulit mencapai 2% di pasar tenaga kerja yang kuat. Inflasi tinggi bulanan dan kondisi pasar tenaga kerja yang panas di Amerika Serikat membuat investor melihat kemungkinan The Federal Reserve menaikkan suku bunga, yang dapat menimbulkan risiko pada harga emas.

2. Dolar AS Kini 'Dibuang', Ini Negara yang Jadi Biang Keroknya (Sumber: CNBC Indonesia)

Beberapa negara, termasuk China dan Brasil, sedang mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS, sehingga negara-negara di Asia lainnya mengikuti langkah tersebut. Bank sentral Indonesia telah memperkenalkan skema transaksi mata uang lokal untuk mencakup transaksi lintas batas, sebagai bagian dari kepemimpinan ASEAN-nya. Lima negara ASEAN telah menandatangani perjanjian kerja sama pembayaran lintas batas, yang mencakup pembayaran cepat, kode QR, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal. Negara-negara berdedolarisasi karena perubahan dalam dinamika ekonomi global, termasuk sanksi AS terhadap Rusia. Langkah itu diyakini akan memberikan manfaat bagi ekonomi lokal dari beberapa cara. Sementara itu, perang antara Rusia dan Ukraina telah menghasilkan tindakan lebih banyak untuk "membuang" dolar AS.

3. Dolar melemah, investor cerna data inflasi lebih rendah dari perkiraan (Sumber: Antara News)

Dolar AS melemah terhadap mata uang utama karena indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan pada bulan April, yang menunjukkan kemungkinan penurunan inflasi. Indeks dolar turun sebesar 0,12 persen, sementara euro naik sementara poundsterling Inggris turun dalam perdagangan New York. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa CPI AS tumbuh sebesar 0,4 persen pada bulan April dan inti CPI naik 0,4 persen, dengan hunian menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi. Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, mengungkapkan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke targetnya. Obligasi juga mengalami penurunan imbal hasil akibat temuan ini.

4. Dolar jatuh terhadap yen dengan imbal hasil AS tertekan setelah IHK (Sumber: Antara News)

Dolar Amerika Serikat turun untuk kedua kalinya berturut-turut terhadap yen, dipengaruhi oleh rendahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS karena perlambatan inflasi dan kepercayaan pedagang yang meningkat bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga. Dolar diperdagangkan pada 134,025 yen. Sementara itu, euro naik sebesar 0,05% menjadi $ 1.09885 dan sterling naik 0,04% menjadi $ 1.2631 sementara Bank of England bersiap untuk menaikkan suku bunga secara konsekutif untuk ke-12 kalinya. Dolar Australia naik 0,08% menjadi $ 0,6784 dan New Zealand kiwi dollar menambah 0,09% menjadi $ 0,6373. Namun, kenaikan mereda setelah China merilis data yang menunjukkan bahwa harga konsumen meningkat dengan lebih lambat di pasar domestiknya.

5. Rupiah meningkat seiring ekspektasi The Fed tahan suku bunga (Sumber: Antara News)

Data inflasi AS yang dirilis lebih rendah dari yang diharapkan, mengangkat harapan bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS meningkat akibat berita ini. Analis memperkirakan bahwa Fed mungkin akan menunggu data ekonomi yang akan datang sebelum membuat keputusan. Pasar juga menunggu data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan menunjukkan surplus. Rupiah diperdagangkan pada Rp14.722 per dolar AS pada akhir hari perdagangan Kamis.


Disclaimer: Konten berikut ditulis dan dikurasi secara otomatis menggunakan teknologi AI.

Ditulis oleh
channel logo

MachineBot

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar