Memiliki rencana yang terstruktur dalam kegiatan trading dapat membuka peluang yang baik untuk traders. Simak bagaimana melakukannya di sini!
Dalam pasar keuangan, trading menjadi kegiatan yang menguntungkan meski cukup berisiko. Sebab itu, Sobat Cuan perlu memiliki rencana trading yang terstruktur dan terukur untuk meningkatkan peluang kesuksesan dan mengelola risiko.
Dalam artikel ini, Sobat Cuan akan memahami pentingnya rencana trading, unsur-unsur yang perlu dimasukkan, dan bagaimana membuat rencana trading yang efektif.
Trading plan atau rencana trading adalah dokumen tertulis yang menggambarkan pendekatan dan strategi seorang trader dalam beroperasi di pasar keuangan.
Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari analisis pasar hingga manajemen risiko dan target keuntungan. Rencana trading membantu trader tetap disiplin dan fokus, sehingga dapat mengurangi unsur emosi yang dapat mempengaruhi keputusan trading.
Menyusun trading plan harus menggunakan metode yang sistematis untuk mengidentifikasi dan melakukan perdagangan aset yang mempertimbangkan sejumlah variabel, termasuk waktu, risiko, dan tujuan investor.
Idealnya, trading plan menguraikan bagaimana seorang trader akan menemukan dan melakukan perdagangan, termasuk dalam kondisi apa mereka akan membeli dan menjual suatu aset. Berikut langkah-langkah untuk menyusun sebuah trading plan:
Langkah pertama dalam pembuatan rencana trading adalah memahami asset universe. Ini merujuk pada kumpulan saham/koin yang akan diperdagangkan atau disimpan dalam portofolio jangka panjang.
Dengan banyaknya bursa aset yang tersedia, disarankan untuk memilih dengan bijak. Sebagai contoh, trading plan bisa dibuat dengan memonitor 30 saham dengan performa tahunan terbaik dan mengelompokkannya berdasarkan kategori, seperti industri, syariah, dan lain lain.
Dalam menentukan tujuan kamu dalam berinvestasi, tentukanlah dengan jelas tujuan keuangan kamu. Apakah kamu ingin menghasilkan pendapatan, membangun kekayaan dalam jangka panjang, atau mencapai milestone finansial tertentu? Tujuan akan memengaruhi strategi trading kamu.
Kemudian tentukan target return yang ingin dicapai. Penting untuk menetapkan ekspektasi yang realistis berdasarkan kondisi pasar dan toleransi risiko. Setelah menentukkan target return dari investasi, penting untuk menentukan pula tingkat toleransi risikomu. Pertimbangkan seberapa besar volatilitas dan potensi kerugian yang kamu rasa nyaman. Evaluasi ini akan membantu menentukan agresivitas strategi trading dan ukuran transaksimu.
Contoh: Kamu ingin berinvestasi pada saham AS untuk digunakan sebagai dana pensiun. Tingkat return yang kamu tentukan adalah sebesar 9% per tahun. Kamu memiliki perhitungan bahwa risk-reward ratio yang ideal bagi-muadalah 1:3, sehingga tingkat risiko yang dapat kamu tolerir adalah sebesar 3%. Maka, apabila saham kamu turun lebih dari 3%, kamu bisa mulai melakukan solusi cut-loss.
Money management adalah aspek penting dari personal finance dan investasi yang melibatkan alokasi strategis, budgeting, dan pengendalian sumber daya keuangan. Hal ini mencakup berbagai praktik dan prinsip yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan uang untuk mencapai tujuan keuangan, memastikan keamanan finansial, dan mengurangi risiko. Salah satu pendekatan money management dalam investasi adalah penggunaan metode lump sum dan dollar cost averaging. Berikut ini penjelasan singkatnya:
Lump Sum: Lump sum mengacu pada uang dalam jumlah besar yang diinvestasikan atau diterima sekaligus. Dalam konteks strategi trading, investor dapat menerima lump sum melalui berbagai sumber, seperti warisan, bonus, atau penjualan aset penting. Lump sum dapat diinvestasikan dengan berbagai cara, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Strategi investasi tergantung pada toleransi risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu individu. Lump sum menawarkan fleksibilitas, sehingga memungkinkan individu untuk memilih investasi yang sesuai dengan preferensi dan tujuan mereka.
Dollar cost averaging: Konsep ini mirip dengan konsep annuity atau anuitas yang adalah sejumlah uang yang didistribusikan selama periode tertentu dan bukan diberikan sebagai pembayaran tunggal di muka. Konsep ini pada dasarnya merupakan serangkaian pembayaran yang dilakukan pada interval yang sama. Dalam konteks strategi trading, investor menggunakan konsep ini untuk menginvestasikan uangnya secara periodik.
Keputusan antara lump sum dan dollar cost averaging tergantung pada berbagai faktor seperti tujuan keuangan, toleransi risiko, dan keadaan individu.
Riset dan analisis pasar melibatkan pengumpulan informasi dan evaluasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pasar. Berikut ini penjelasannya:
Analisis Fundamental: Memeriksa faktor-faktor dasar yang dapat memengaruhi nilai aset. Ini termasuk mempelajari laporan keuangan, indikator ekonomi, pendapatan perusahaan, dan berita terbaru.
Analisis Teknikal: Melibatkan analisis data historis, grafik, dan volume trading untuk mengidentifikasi pola dan tren. Analis teknikal menggunakan berbagai perangkat dan indikator untuk membuat prediksi yang tepat mengenai pergerakan harga di masa mendatang.
Berita dan Sentimen Pasar: Sangat penting bagi investor dan trader untuk tetap update terhadap peristiwa terkini, laporan ekonomi, dan sentimen pasar. Berita dapat memengaruhi volatilitas pasar, dan memahami sentimen dapat membantu mengantisipasi reaksi pasar.
Faktor Global: Memahami bagaimana peristiwa dan tren global dapat memengaruhi pasar keuangan. Kondisi ekonomi global, perkembangan politik, dan hubungan dagang dapat berdampak luas.
Contoh: Kamu ingin meneliti dan menganalisis saham AS dengan menggunakan kombinasi analisis fundamental dan teknikal. Dalam analisi ini, kamu memilih perusahaan terkenal seperti Nvidia Corporation (NVDA):
1. Analisis Fundamental
EPS | P/E Ratio | |
NVDA | $11.94 | 71.63 |
AMD | $0.52 | 389.18 |
INTC | $0.39 | 112.86 |
Sumber: Nasdaq.com per tanggal 5 Maret 2024
Contoh: Dalam 4 kuartal berturut-turut selama Q1 tahun 2023 - Q4 tahun 2023, earning per share (EPS) dari NVDA selalu mengalami kenaikan dan bahkan melampaui estimasi analis. Jika dibandingkan dengan kompetitornya yang bergerak dalam industri semikonduktor seperti AMD dan INTC, price to earning ratio (P/E Ratio) dari NVDA jauh di bawah kompetitornya, sedangkan EPS nya paling tinggi. Untuk itu Kamu yakin bahwa harga NVDA memiliki potensi untuk mengalami apresiasi karena harga NVDA terhitung relatif rendah apalagi dengan memperhitungkan nilai earning yang didapatkan oleh NVDA.
2. Analisis Teknikal
Kamu melakukan analisis teknikal pada saham NVDA menggunakan Fibonacci Retracement. Dapat diihat bahwa harga saham NVDA saat ini akan menyentuh level resistance-nya pada harga $880. Kamu menentukan target harga untuk melakukan pembelian saham NVDA pada harga US$774 (Target Price 1) bila harga sahamnya terdepresiasi, dimana level harga ini berada pada level 0.786 dalam rasio Fibonacci.
Kamu juga menentukan target harga pembelian kedua untuk menangkap momentum resistance breakout, namun Kamu menentukan target harga pembelian di atas resistance nya yang ada pada level US$880 (Target Price 2), yang apabila dibulatkan ke angka psikologis terdekat adalah US$900. Hal ini didasari bahwa Kamu yakin apabila harganya melewati level resistance-nya dan juga melewati angka psikologis, maka dorongan naiknya akan lebih kuat.
3. Berita dan Sentimen Pasar
Saat ini, NVDA adalah perusahaan yang memimpin industri chip yang mendukung pengembangan AI melalui sebuah model algoritma bernama deep learning. Dalam pengembangannya, deep learning membutuhkan data dalam jumlah yang sangat besar untuk dijadikan sebagai ‘bahan belajar’ oleh model AI sehingga model tersebut dapat memecahkan masalah yang kompleks dan melakukan berbagai tugas. Kecepatan pemrosesan komputer sangat penting untuk mendorong proses training AI. GPU buatan NVDA diakui sebagai yang tercepat di pasar sejauh ini, sehingga perusahaan teknologi besar dunia yang membangun model AI menjadikannya pilihan utama.
Merujuk ke hasil analisis fundamental di atas, NVDA mempertahankan laju pertumbuhan pendapatan yang luar biasa seperti yang telah kita lihat dalam beberapa kuartal terakhir. Pada kuartal keempat, pendapatan dan laba bersih meningkat tiga digit, kemungkinan besar berkat meningkatnya permintaan terhadap AI.
Manajemen risiko adalah sebuah upaya langkah preventif untuk melindungi aset dari kerugian atau bisa juga sebagai upaya untuk mengamankan keuntungan. Tanpa adanya manajemen risiko, seorang investor bisa saja memiliki risiko margin call dan tidak melakukan apa-apa dalam rangka melindungi asetnya. Metode dalam manajemen risiko setiap orang bisa saja berbeda-beda. Hal ini bergantung pada gaya investasi seseorang, namun semua metode manajemen risiko memiliki inti yang sama, menghindari kerugian. Berikut merupakan hal-hal yang umumnya ditemukan dalam manajemen risiko sebuah investasi:
1. Exit Plan
Exit plan merupakan perencanaan untuk menentukan kapan sebuah open position dapat ditutup. Umumnya terdapat 2 jenis exit plan yang paling umum dijumpai, yaitu adalah take profit dan stop loss.
Take profit adalah sebuah level harga dimana trader ingin menutup sebuah trade dengan kondisi profit. Kebalikan dari take profit, stop loss adalah sebuah level harga dimana trader ingin menutup sebuah trade dengan kondisi merugi dalam rangka mencegah kerugian yang lebih besar.
2. Leverage atau Tanpa Leverage
Rencana trading harus menguraikan apakah leverage dapat digunakan atau tidak, dan seberapa besar jika diperbolehkan. Sesuai namanya, penggunaan leverage dalam trading digunakan untuk ‘mendongkrak’ potensi keuntungan, namun efek ‘dongkrak’ tidak hanya berlaku pada potensi keuntungan tetapi juga pada potensi kerugian.
Pada dasarnya leverage adalah berhutang kepada broker untuk digunakan pada sebuah aktivitas trading.
Penggunaan leverage biasanya ditulis sebagai rasio seperti 1:2 atau 2x, dua-duanya sama-sama memiliki arti bahwa trader hanya perlu menggunakan modal sebesar 1 untuk sebuah trade yang memiliki nilai 2, dimana sisa modal yang diperlukan untuk aktivitas trading ini memakai modal yang dipinjamkan oleh broker. Penggunaan leverage 2x memiliki arti bahwa potensi keuntungan dan kerugian menjadi 2x pula. Perlu diketahui bahwa penggunaan leverage memiliki risiko margin call, dimana apabila sebuah trade pada sebuah aset mengalami penurunan sejumlah modal yang dipakai dalam trade tersebut. Contohnya bila Anda menggunakan leverage 50x dan aset yang anda gunakan untuk trading mengalami penurunan sebesar 2%, ini berarti secara total kamu mengalami kerugian sebesar 100% dan aktivitas trade yang sedang kamu jalankan secara otomatis akan ditutup oleh broker.
1. Hedging
Hedging adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti "lindung nilai." Dalam konteks investasi, hedging adalah strategi yang dimanfaatkan oleh investor atau trader untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kerugian. Dengan menggunakan hedging, meskipun terjadi perubahan yang tidak terduga, risiko yang dihadapi dapat diminimalisir. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan hedging tidak bertujuan untuk menghilangkan seluruh kemungkinan risiko. Jenis-jenis hedging yang umum ditemui di kalangan trader antara lain adalah penggunaan future contract, forward contract, & option contract.
2. Hanya Merisikokan 1% Modal per Perdagangan
Artinya, jarak antara titik masuk dan titik stop-loss, dikalikan dengan ukuran posisi, tidak boleh lebih dari 1% dari saldo akun.
Aturan ini mengatur ukuran posisi, karena ukuran posisi adalah satu-satunya yang tidak diketahui dan perlu dihitung. Trader dapat memilih untuk merisikokan 2%, 5%, atau 1.5%.
Sebagai contoh, jika seorang trader memiliki akun sebesar US$50 ribu. Ini berarti mereka dapat merisikokan US$500 per perdagangan (1% dari US$50 ribu). Jika mereka mendapatkan sinyal yang menyatakan untuk membeli suatu aset pada US$35 dan menempatkan stop-loss pada US$34, selisih antara titik masuk dan stop-loss adalah US$1.
Bagi total jumlah yang dapat mereka risikokan dengan selisih ini: US$500 / US$1 = 500 unit aset. Jika mereka membeli 500 unit dan kehilangan US$1, mereka kehilangan US$500, yang merupakan risiko maksimum mereka. Oleh karena itu, jika mereka ingin merisikokan 1%, mereka dapat membeli 500 unit aset tersebut senilai US$17,500.
Rencana trading dapat mencakup pembatasan yang menghentikan perdagangan ketika kondisi tidak baik.
Sebagai contoh, seorang trader harian mungkin memiliki aturan untuk berhenti berdagang jika mereka mengalami tiga kerugian berturut-turut, atau kehilangan sejumlah uang tertentu.
Mereka berhenti berdagang untuk hari itu dan dapat melanjutkan keesokan harinya.
Pembatasan perdagangan lainnya mungkin mencakup mengurangi ukuran posisi sebesar tingkat tertentu ketika kondisi tidak baik, dan meningkatkan ukuran posisi sebesar jumlah tertentu ketika kondisi baik.
Bagian manajemen risiko dari rencana trading dapat mencakup semua aturan ini, disesuaikan oleh trader.
Ini juga dapat mencakup aturan lain yang membantu trader mengelola risiko sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko mereka.
Platform broker saat ini telah memungkinkan investor untuk membuat sebuah langkah investasi secara otomatis yang dieksekusi pada waktu yang terjadwal, misalnya kamu membuat sebuah pesanan investasi otomatis untuk membeli saham MSFT senilai US$500 setiap tanggal 25.
Banyak investor menggunakan investasi otomatis untuk menginvestasikan sejumlah uang setiap bulan ke dalam reksa dana atau aset lainnya.
Meskipun prosesnya otomatis, seharusnya aktivitas trading tersebut tetap didasarkan pada rencana yang tertulis. Rencana trading juga harus menguraikan kapan seseorang akan trading aset tertentu dan kapan orang tersebut harus keluar.
Dengan begitu, investor lebih siap menghadapi apa yang akan terjadi setiap bulan, dan proses perencanaan kemungkinan juga akan memaksa mereka untuk mempertimbangkan apa yang harus dilakukan jika pasar tidak berjalan sesuai keinginan.
Sebagai contoh, seorang yang berusia 30 tahun mungkin telah memutuskan untuk menginvestasikan US$500 setiap bulan pada saham AMZN.
Tahun | Modal yang diinvestasikan | PnL% (p.a.) | Total Jumlah Investasi |
1 | $6,000 | 3% | $6,180 |
2 | $6,000 | -11% | $10,840 |
3 | $6,000 | -10% | $15,156 |
Setelah tiga tahun, ia memeriksa saldonya dan ternyata ia telah mengalami kerugian. Ia telah menyetor US$18 ribu dan nilai kepemilikannya hanya senilai US$15 ribu di tahun ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak memperhitungkan strategi investasi otomatisnya secara matang dan belum menentukan titik take profit/stop loss yang tepat pada investasinya.
Investor dengan tipe buy and hold memiliki metode untuk menggunakan investasi sebagai tabungan mereka, dimana mereka hanya akan ‘mengisi tabungan’ mereka dan meninggalkannya sampai waktu atau jumlah tertentu tercapai. Fitur investasi otomatis adalah salah satu penerapan dari metode buy and hold, dimana trader/investor sudah memesan kepada broker untuk membeli aset tertentu dengan jumlah tertentu secara periodik.
Beberapa investor jenis buy and hold bahkan memiliki aturan untuk tidak memedulikan performa investasi mereka pada sebuah aset dan terus menginvestasikan uang mereka pada aset tersebut. Hal ini disebut juga DCA atau dollar cost averaging, dimana trader/investor akan tetap berinvestasi pada sebuat aset atau instrumen tanpa melihat performa dan fluktuasi harga aset tersebut. Secara teoritis, investasi mereka akan berada di tengah-tengah antara harga tertinggi dan terendah dalam jangka panjang.
Trader jenis ini biasanya mengidentifikasi dan memanfaatkan tren harga jangka pendek dan menengah. Swing traders biasanya melakukan sebuah trader berdasarkan sinyal dari analisa teknikal, seperti trendline, moving average dan pola grafik. Swing traders biasanya menahan posisi mereka selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Day traders memperjual-belikan sebuah aset dalam hari trading yang sama. Day traders memanfaatkan pergerakan harga jangka pendek dan tidak menahan posisi lebih dari sehari (overnight trade). Trader harian sering kali mengandalkan analisis teknikal dan grafik intraday untuk mengambil keputusan cepat.
Seperti namanya, trader jenis ini biasanya hanya mengikuti tren pasar dan melakukan trade sesuai arah trend tersebut. Trader jenis ini biasanya menggunakan indikator teknikal seperti moving average atau osilator yang mengidentifikasi arah tren.
Momentum Traders memanfaatkan momentum di pasar. Mereka mengeksekusi sebuah trade saat aset menunjukkan momentum naik atau turun yang kuat, yang sering kali dikonfirmasi oleh volume perdagangan yang tinggi. Momentum Traders biasanya akan terus membuka posisinya mengikuti tren hingga ada tanda-tanda reversal.
Investor jangka pendek maupun jangka panjang juga dapat memilih untuk menggunakan rencana trading taktis, selain investasi otomatis.
Berbeda dengan investasi otomatis di mana investor membeli aset dengan interval reguler, trader taktis umumnya berusaha untuk masuk dan keluar dari posisi pada level harga yang tepat, atau hanya ketika persyaratan sangat spesifik terpenuhi.
Oleh karena itu, rencana trading taktis jauh lebih rinci. Dalam trading taktis, seorang trader perlu membuat aturan-aturan tentang kapan mereka akan memasuki suatu perdagangan. Hal ini bisa berdasarkan pola grafik, harga mencapai level tertentu, sinyal indikator teknis, kecenderungan statistik, atau faktor lainnya.
Rencana trading taktis juga harus menyatakan bagaimana cara keluar dari trade yang sedang berlangsung, termasuk bagaimana untuk menutup sebuah trade dengan keuntungan, atau bagaimana dan kapan untuk keluar dengan kerugian. Trader taktis seringkali menggunakan limit order untuk mengambil keuntungan (take profit) dan stop order untuk keluar dari kerugian (stop loss).
Rencana trading juga seharusnya menguraikan seberapa banyak modal yang dipertaruhkan pada setiap aktivitas trade, dan bagaimana ukuran trade ditentukan. Aturan tambahan juga dapat ditambahkan yang menentukan kapan diperbolehkan untuk berdagang dan kapan tidak.
Sebagai contoh, seorang day trader mungkin memiliki aturan di mana mereka tidak berdagang jika volatilitas berada di bawah tingkat tertentu, karena mungkin tidak ada gerakan atau peluang yang cukup.
Rencana trading dimaksudkan untuk menjadi dokumen yang dipikirkan dan diteliti dengan baik, ditulis oleh trader atau investor sebagai panduan tentang apa yang perlu mereka lakukan agar bisa mendapatkan keuntungan dari pasar.
Rencana tidak boleh berubah setiap kali terjadi kerugian atau masa sulit. Riset yang dilakukan dalam membuat rencana seharusnya membantu persiapan trader menghadapi naik turunnya investasi dan perdagangan.
Rencana trading hanya seharusnya diubah jika ditemukan cara yang lebih baik untuk berdagang atau berinvestasi.
Jika ternyata rencana trading tidak berhasil, sebaiknya didokumentasikan sehingga kamu dapat mengevaluasi trading plan tersebut. Perlu diingat bahwa Kamu dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas trading sampai rencana baru dibuat.
Rencana trading adalah kunci kesuksesan dalam trading. Dengan memiliki rencana yang terstruktur, Sobat Cuan dapat mengelola risiko dengan bijaksana, menghindari keputusan impulsif, dan menciptakan konsistensi dalam pendekatan mereka.
Bagikan artikel ini