Bitcoin kembali menunjukkan volatilitas yang tinggi dengan harga turun sebesar 2,05% dalam 24 jam terakhir, memicu kekhawatiran investor mengenai kemungkinan penurunan di bawah level psikologis $70.000. Sejak awal tahun 2025, pasar kripto mengalami ketidakstabilan yang signifikan, dengan Bitcoin mencatatkan penurunan 14,35% year-to-date (YTD). Penurunan ini terjadi di tengah aksi jual besar-besaran yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan korelasi langsung dengan pasar saham AS.
Pada 13 Maret 2025, harga Bitcoin sempat mencapai titik tertinggi $84.301,69, sebelum mengalami penurunan tajam ke $79.931,85 dalam waktu beberapa jam. Pergerakan harga yang drastis ini dipicu oleh laporan media bahwa keluarga Trump dikabarkan tertarik untuk memiliki saham minoritas di Binance US. Namun, laporan tersebut kemudian dibantah oleh pendiri Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, yang menyebabkan kepanikan di pasar dan peningkatan volatilitas.
Saat ini, Indeks Volatilitas Bitcoin (VI) berada di angka 2,75, yang merupakan level tertinggi dalam enam bulan terakhir. Angka ini menunjukkan bahwa pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat bisa sangat tidak terduga, dengan potensi koreksi lebih lanjut jika tekanan jual terus berlanjut. Meskipun dalam 30 hari terakhir Bitcoin masih mencatatkan kenaikan 15,59%, harga BTC tetap berusaha mempertahankan level support di $70.000. Jika harga jatuh di bawah level ini, ada kemungkinan besar BTC akan memasuki tren bearish yang lebih dalam.
Di sisi lain, investor institusional masih menunjukkan ketertarikan terhadap Bitcoin, meskipun belum dalam skala yang cukup besar untuk mendorong harga kembali ke level tertinggi sepanjang masa. ARK Invest, di bawah kepemimpinan Cathie Wood, baru-baru ini menambah kepemilikannya atas Bitcoin dengan membeli 997 BTC senilai $80 juta melalui Coinbase. Meskipun demikian, perusahaan tersebut juga menjual sebagian kepemilikannya dalam Bitcoin ETF senilai $9 juta, mencerminkan strategi rebalancing portofolio di tengah ketidakpastian pasar.
Selain itu, regulasi masih menjadi faktor utama yang memengaruhi sentimen pasar. Senator Cynthia Lummis baru saja memperkenalkan kembali RUU Bitcoin Act, yang jika disahkan, dapat memberikan kepastian hukum lebih besar bagi investor jangka panjang. Langkah ini dianggap sebagai sinyal positif bagi industri kripto dan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset penyimpan nilai.
Meskipun pasar masih penuh ketidakpastian, beberapa analis tetap optimis mengenai prospek jangka panjang Bitcoin. Cathie Wood tetap mempertahankan prediksi ambisiusnya bahwa harga Bitcoin dapat mencapai $1,5 juta per koin pada tahun 2030, didorong oleh tren deflasi global dan meningkatnya adopsi institusional. Namun, dalam jangka pendek, pergerakan harga Bitcoin akan sangat dipengaruhi oleh faktor makroekonomi, kebijakan perdagangan global, dan regulasi yang terus berkembang. Jika harga tetap bertahan di atas $70.000, Bitcoin mungkin memiliki peluang untuk kembali ke jalur bullish dalam beberapa bulan mendatang.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini
Apakah artikel ini berguna untukmu?